Sabtu, 25 Februari 2012

Mengenal Arsitektur Nusantara Khas Panglipuran ~ Bali

Desa Penglipuran merupakan desa dengan bentuk permukaan tanah berkontur sehingga terlihat jalan desa berundag-undag. Tata letak perumahan di masing-masing keluarga tetap menganut falsafah Tri Hita Karana. Falsafah dalam agama Hindu selalu menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, serta menusia dengan Tuhan. Pura sebagai bangunan suci terletak di hulu paling atas dari desa ini. Perumahan di tengah desa dan usaha tani di pinggir atau hilir desa.Perjalanan ditempuh dengan jarak 45 kilometer dari Denpasar.

Sejarah : 
Konon penduduk desa penglipuran pernah diminta bantuannya oleh Raja Bangli untuk bertempur melawan kerajaan Gianyar, karena keberaniannya, penduduk desa diberikan jasa oleh raja Bangli berupa tanah yang lokasinya sekarang disebut desa adat Penglipuran.



Konsep Tata Ruang Desa :
Konsep pola dan tata letak yang dipakai adalah TRI MANDALA, Penekanan Utama dalam Konsep Arsitektur Tradisional Bali adalah Tri Hita Karana

Beberapa Konsepsi dan filosofi dari tata ruang desa Penglipuran, sbb :
• Tat Twam Asi
memandang keragaman dalam suatu kesetaraan & terhadap sesama manusia & lingkungannya.

• Rwa Bhineda
Merupakan konsep Dwi Tunggal

• Bhuana Agung – Bhuana Alit
Bhuana Agung ( Macrocosmos ) merupakan alam jagat raya berserta isinya, Bhuana Alit (Microcosmos ) dianalogkan sebagai fisik manusia.

• Desa, Kala, Patra
Diartikan sebagai Ruang, Waktu dan Situasi atau Tempat, Periode dan Kondisi

• Manik Ring Cacupu
Karya Arsitektur haruslah menyikapi alam beserta isinya untuk mampu bertahan & mencapai keharmonisan

• Dewata Nawa Sanga
Merupakan orientasi kosmis yang meliputi Sembilan Penjuru mata angin

• Andabhuana ( Bhuanaanda )
arah langit – Bumi , Kaja – Kelod, Kangin – kauh

Perwujudan pola dan struktur ruang tradisional Bali dilatar belakangi oleh alam pikiran keagamaan khususnya agama Hindu yaitu:
1.Tattwa (Filosofi)
2.Tata susila (etika)
3.Upacara (ritual).

Tataran konsep, orientasi ruang dalam yaitu aspek tata susila (etika), memisahkan ruang-ruang yang bersifat suci/sakral dengan fungsi kegiatan non suci ,ruang permukiman tradisional Desa Adat Penglipuran dibagi menjadi dua :  konsep arah orientasi dan sumbu religi yang melahirkan konsep ruang Panca Mandala.



Nilai ruang utama pada sumbu bumi berada pada daerah utara (gunung) dan nilai ruang nista pada daerah selatan (laut), sedangkan nilai ruang utama pada sumbu religi berada pada daerah timur (matahari terbit) dan nilai ruang nista berada padadaera h barat (matahari terbenam).   Akibat dari penerapan konsep sumbu bumi dan sumbu matahari pada tatanan permukiman desa adat nya, maka morfologi Desa Adat Penglipuran berbentuk linear dengan jalan
  • Pola Pemukiman Desa Adat Penglipuran berbentuk linier dengan sistem pembagian Tata Ruang horizontal bersumbu gunung dan laut dengan orientasi arah mata angin dengan sumbu KAJA ( Utara ) atau Gunung dan KELOD ( Selatan ) atau Laut.
  • Pola tersebut membagi desa dalam tiga bagian sesuai dengan Konsep TRI MANDALA yaitu ;
1. Ulu,
2. Tengah
3. Teben
Pola linier diterapkan pada pemukiman desa adat penglipuran karena kondisi alam desa ini merupakan daerah perbukitan sehingga pola linier mengikuti transis dari daerah tersebut 


Model Desain :

  • Rumah tinggal di desa adat penglipuran terdiri dari beberapa gugusan bangunan, terletak sejajar dengan orientasi linier yang dibagi oleh Rurung Gede yang menghadap ke arah Timur dan ke arah Barat. Tatanan ruang pekarangan perumahan yang menghadap  kearah timur tersusun sebagai berikut ; Rurung Gede, Angkul-angkul, natah, dengan sisi Utara terdiri dari 3 ( tiga ) komponen bangunan yaitu : Tempat Suci ( Sanggah ), Paon ( dapur ) dan Loji.
  • Sisi Selatan terdiri atas 2 ( dua ) komponen bangunan terdiri dari : Bale Adat dan Klumpu, sedangkan sisi Barat dari halaman pemukiman adalah Tebe ( Halaman belakang ) 

Baghi Besemah: Rumah Berukir Falsafah Hidup ~ Sumatra Selatan


Berkunjung ke Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, belum lengkap jika tidak menyinggahi salah satu rumah tradisional (baghi) suku Besemah. Selain desain arsitektur yang menarik, fisik bangunan yang usianya ratusan tahun itu mengundang kekaguman bagaimana rumah tersebut dibangun.

Hal itu terutama bila melihat 15 buah tiang kayu penyangga bangunan berukuran 30 sentimeter x 30 sentimeter, enam tiang penyangga teras rumah berbentuk bulat dengan diameter sekitar 60 sentimeter, dan papan kayu rumah dengan ketebalan sekitar 5 sentimeter. Kita pasti akan bertanya-tanya, bagaimana orang-orang pada masa lalu mengangkut kayu-kayu raksasa tersebut dari dalam hutan.



Oleh karena itu, tak salah jika Pemerintah Kota Pagar Alam memasukkan rumah-rumah tradisional Besemah sebagai obyek wisata, selain benda-benda megalitikum dan wisata alam Gunung Dempo. Jumlah baghi besemah memang tidak banyak karena hanya orang-orang yang memiliki strata sosial tinggi dan punya banyak uang yang mampu membangun rumah tersebut.

”Biaya ukir rumah bisa mencapai sepertiga dari biaya total pembangunan rumah,” kata pemilik baghi besemah, Musa Akib (69), di Kelurahan Pagar Wangi, Dempo Utara, Pagar Alam.

Mengenai bagaimana kayu dikumpulkan, Musa mengatakan kisah pembangunan rumahnya mengandung cerita mistis. Konon saat rumah akan dibangun, warga di sekitarnya dilarang keluar rumah pada malam hari karena akan ada pengiriman kayu. Setelah itu, keesokan paginya, kayu-kayu tiang yang dibutuhkan sudah ada di lahan pembangunan rumah.

Musa adalah generasi kelima pemilik baghi tersebut. Rumah yang terletak di tengah sawah itu diperkirakan berumur lebih dari 200 tahun. Namun, rumah yang sudah tak dihuni itu masih terlihat kokoh. Warna hitam kayu juga terlihat masih baru dan alami, tanpa dicat. Dulu, atap rumah terbuat dari daun ijuk.

Bagian dalam rumah baghi tidak memiliki sekat sama sekali. Bagian inti rumah berukuran 8 meter x 8 meter. Ruang ini berfungsi sebagai ruang keluarga, ruang tidur, sekaligus tempat menerima tamu.

Ukiran

Ketua Lembaga Adat Besemah Haji Akhmad Amran mengatakan, rumah baghi yang diukir disebut sebagai rumah tatahan (ukiran), sementara rumah yang tak diukir disebut rumah gilapan. Kualitas kayu rumah yang diukir juga jauh lebih baik dibandingkan dengan rumah yang tak memiliki ukiran.

”Bentuk kedua rumah itu sama. Hanya ada tidaknya ukiran yang membedakan karena keberadaan ukiran merupakan cerminan status sosial pemilik rumah yang tinggi,” katanya.

Dalam motif ukiran juga terkandung doa dan harapan. Motif bunga dalam posisi vertikal merupakan pengharapan bahwa rezeki pemilik rumah akan terus naik. Sementara motif bunga horizontal menjadi perlambang persatuan dan gotong royong.






Motif ukir lain yang unik adalah bubulan yang berbentuk lingkaran. Motif ukir yang biasanya terletak di dinding samping rumah itu merupakan simbol persatuan yang kuat di antara sesama penghuni rumah. Bagian tengah bubulan umumnya terdapat lubang yang digunakan sebagai tempat mengintip penghuni rumah terhadap kondisi dan suasana di luar rumah.

Musa mengaku, sejumlah orang telah menawar untuk membeli rumahnya, tetapi dia tidak akan pernah tertarik berapa pun harga yang ditawarkan. Sikap Musa mewakili banyak orang Pagar Alam yang menganggap tempat tinggal sebagai tempat bersatunya keluarga untuk tumbuh lebih maju, seperti falsafah hidup dari setiap ukiran yang ada di dinding baghi besemah. 


Sumber:
(Wisnu Aji Dewabrata/ M Zaid Wahyudi/ Buyung Wijaya Kusuma/ KOMPAS Cetak ~ Foto: biarkanhendribicara.blogspot.com)


Ide Desain Rumah Panggung Modern ~ Lofted Living

Sebenarnya disain arsitektur rumah yang satu ini adalah untuk sebuah rumah yang akan dibangun di pinggir danau, tetapi setelah kami pikir, mungkin disainnya juga akan cocok untuk rumah di Jakarta, terutama yang rumahnya sering kebanjiran.


Disain rumah ini dibuat oleh John Pardey Architects yang memang mendisain rumah untuk tepi danau ini tidak akan kebanjiran bila air sedang naik.

Tiang-tiang rumah ini akan tidak terlihat apabila air naik dan menjadikan bentuk rumah ini seperti rumah biasa pada umumnya.

Mendukung struktur tipis (yang modernis awal seperti Le Corbusier akan bangga) terus rumah ini unik oleh Arsitek John Pardey tinggi di atas dataran banjir. Tangga pintu masuk memimpin dari tanah (atau air) tingkat langsung sampai ke jantung rumah di satu sisi dan untuk dek depan di sisi lain.


Hidup, tamu dan kamar tidur ruang Pinwheel keluar dari sumbu pusat komunal. Baja dibingkai dengan infill kayu, ini sayap dorong masing-masing keluar ke bagian yang berbeda dari pemandangan sekitarnya - desain kustom melayani pandangan yang tersedia dan jumlah yang bervariasi privasi yang diberikan oleh air terbuka dan pohon padat.



Ide bagus kan? tetapi sepertinya akan lebih menarik bila saja tiang-tiang penyanggah tersebut bisa dinaik turunkan secara otomatis sehingga pada saat tidak banjir kita bisa menurunkan tiang penyanggah dan pada saat banjir dinaikkan lagi deh.

Sumber : 
dornob.com, deskonstruksi.wordpress.com.

Rabu, 22 Februari 2012

Lyric Lagu Barat tahun 1989

Years

1989
Song - Artis (Highest Rank)

18 and Life - Skid Row   (#4)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
Birthday Suit - Johnny Kemp   (#36)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
Cry - Waterfront   (#10)
1989
1989
1989
1989
Dial My Heart - The Boys   (#13)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
Don't Shut Me Out - Kevin Paige   (#18)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
Hey Baby - Henry Lee Summer   (#18)
1989
1989
Hooked on You - Sweet Sensation   (#23)
1989
1989
1989
I Like It - Dino   (#7)
1989
I Live By the Groove - Paul Carrack   (#31)
1989
1989
I Remember Holding You - Boys Club   (#8)
1989
I Wanna Be the One - Stevie B   (#32)
1989
1989
1989
1989
1989
I'm That Type of Guy - L.L. Cool J   (#15)
1989
1989
1989
1989
In My Eyes - Stevie B   (#37)
1989
1989
1989
1989
It's No Crime - Babyface   (#7)
1989
1989
1989
1989
Keep on Movin' - Soul II Soul   (#11)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
Let Go - Sharon Bryant   (#34)
1989
1989
1989
1989
Little Jackie Wants to Be a Star - Lisa-Lisa & Cult Jam   (#29)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
The Love in Your Eyes - Eddie Money   (#24)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
My Heart Skips a Beat - The Cover Girls   (#38)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
Put Your Mouth on Me - Eddie Murphy   (#27)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
Secret Rendezvous - Karyn White   (#6)
1989
1989
1989
Shake for the Sheik - The Escape Club   (#28)
1989
1989
1989
She Won't Talk to Me - Luther Vandross   (#30)
1989
1989
1989
Sincerely Yours - Sweet Sensation   (#14)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
Sunshine - Dino   (#23)
1989
1989
Talk It Over - Grayson Hugh   (#19)
1989
That's the Way - Katrina & The Waves   (#16)
1989
Thinking of You - Sa-Fire   (#12)
1989
1989
1989
Through the Storm - Aretha Franklin & Elton John   (#16)
1989
1989
1989
1989
Voices of Babylon - The Outfield   (#25)
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
1989
Who Do You Give Your Love To? - Michael Morales   (#15)
1989
1989
1989
1989
You're My One and Only (True Love) - Seduction   (#23)
1989
1989