Kamis, 15 Desember 2011

Tutorial Mixing

Satu hal yang menjadi masalah dalam produksi musik untuk para pemula dengan menggunakan aplikasi-aplikasi DAW (digital audio workstation) adalah pada tahap MIXING. Mixing merupakan subjek yang sangat dalam, terbukti banyak buku yang membahas tentang cara-cara melakukan mixing.

CATATAN: Ingat Mixing Bukanlah Mastering!!!

Mixing adalah cara untuk menyatukan beberapa audio (hasil multi-track recording) ke dalam satu wadah audio yang hanya memiliki beberapa channel. Pada blog ini hanya akan menjelaskan dasar-dasar mixing untuk output stereo (2 Channel).

Seperti kita ketahui, bahwa dalam satu hasil produksi (atau ambil saja contoh satu track lagu) di dalamnya terdapat beberapa instrumen (termasuk vocal), dimana masing-masing instrumen tersebut direkam dalam satu audio masing-masing. Satu instrumen bisa saja menggunakan 2 channel (direkam secara stereo), dan yang lainnya direkam secara mono, bila kita menggabungkannya langsung tanpa melakukan mixing, hasil yang akan kita dengan adalah kekacauan. Hal ini disebabkan oleh daya tampung output yang tidak memadai dengan input audio yang dimasukkan. Kita ambil contoh nyata, bila kita memiliki 5 gayung air, dan memasukkan semuanya ke dalam 1 gayung. Apa yang akan terjadi?? ( Dalam bahasa Jerman pasti disebut "MUDAL" ).

Dengan melakukan mixing, kita tidak perlu khawatir dengan hal tersebut, karena kita dapat mengatur berapa besar db (atau volume) suatu instrumen yang akan dimasukan, dan mengatur equalizer dari suatu instrumen tersebut.

Mixing sangat erat hubungannya dengan EQ (Equalizing) frekuensi, sehingga minimal kita tahu terlebih dahulu bagaimana suara pada frekuensi rendah dan bagaimana suara pada frekuensi tinggi ( Kalo masih belum tau perbedaannya, hmmmm.... Belajar dulu aja ya :)) ). Selain EQ, faktor yang menentukan kualitas hasil mixing adalah Balancing (Keseimbangan) antara channel 1 dan 2 (Kiri dan Kanan).

OK, jadi apa tujuan mixing?... Coba tanya pada produser-produser musik, pasti kita mendapatkan banyak jawaban yang saling berbeda, tapi pada intinya "Mixing adalah cara menyatukan beberapa audio agar dapat diputar dengan baik dan enak untuk di dengar".

Banyak para pemula berfikir tentang mixing seperti ini "Bila saya ingin membuat suaranya sangat nge-bass dan keras, maka saya naikkan frekuensi rendahnya sebanyak mungkin", Sayangnya dunia ini tidak berjalan dengan semudah itu, dengan pemikiran seperti ini kita hanya akan mendapatkan hasil audio yang hancur dan tidak enak didengar, dan tidak mustahil hasil audio tersebut malah menjadi sangat sunyi dan susah untuk disimak.

Untuk meng-efektifkan hasil EQ, kita harus tahu pada frekuensi apa instrumen tersebut bagus untuk disimpan. Kadang kita justru mengecilkan "frekuensi khas" suatu instrumen yang dimaksud karena ingin mencapai suara global yang kita inginkan, dan hasilnya tetap berantakan.

Berikut adalah beberapa tips EQ dalam Mixing:
  • Kurangi frekuensi yang tidak diperlukan, bila ingin membuat suatu frekuensi lebih terdengar ( Jangan boost/naikkan frekuensi yang ingin diperbesar ).
  • Hindari pengurangan frekuensi khas suatu instrumen, bila akan memperkecil suara instrument, perkecil pada master volume instrumen tersebut.
  • Jangan pernah berfikir karena bass memiliki frekuensi yang rendah, maka kita menurunkan semua frekuensi tinggi pada instrumen ini, karena justru suara khas instrumen tersebut bisa saja berada pada frekuensi tinggi, begitu juga pada instrument yang kita anggap memiliki frekuensi tinggi.
  • Biasakan untuk mendengar hasil output dalam mono, baru kemudian dengarkan dalam stereo.
  • Bila kita melakukan mixing pada malam hari (Begadang), jangan lupa untuk mendengarkannya lagi pada pagi hari selepas kita bangun dari tidur. Kita mungkin akan mengalami hal yang tidak terduga (Lho, semalam kok hasilnya bagus banget, tapi sekarang ancuuurrrr!!!).
  • Biasakan mendengarkan solo instrument (mute yang lain) ketika mendengarkan track secara keseluruhan, bandingkan apakah instrumen tersebut terdengar ketika kita menjalankannya dengan instrumen lain??.
  • Gunakan Headset pada waktu mixing untuk hasil yang lebih baik sebelum mendengarkannya pada speaker.
  • Latih pendengaran.
Jadi Apa yang harus Kita lakukan??
Pertama-tama kita harus mengatur semua volume instrumen yang akan di mixing "sama rata" dan kecil, lalu kita mulai dengan beberapa formula contoh berikut ini:

Kick Drums (Bass Drums)
Kick Drums merupakan heartbeat yang membuat suatu musik terkesan lebih ber-ritme. Kick Drums memiliki suara khas yang ngebass tapi juga memiliki klik (suara tick). Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan mengurangi frekuensi medium dari instrumen ini, sehingga bass dan suara klik lebih kental terasanya. Saya sarankan untuk menambah 2 sampai 4db pada 350hz-450hz, mengurangi frekuensi lainnya, dan menambahkan 2db pada 2khz-3khz untuk memperkental suara klik.

Snare
Seperti Kick Drums, Snare juga berperan dalam ritme suatu musik. EQ yang asal-asalan membuat suara Snare menjadi sangat tipis. Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan menambah 2-3dB pada "sekitar" frekuensi 80hz, kecilkan 2-3dB antara 350-450hz. Untuk menambah cerahnya suara instrumen ini jangan lupa menambah 1-2dB pada 5khz. Jangan lupa menambahkan kompresi dengan attack sekitar 2ms, dan release sekitar 11ms. Bila perlu tambahkan sedikit reverb tapi jangan berlebihan.

Hi-Hat
Ketika cymbal lebih berperan pada bang atau pemisah bar, hi-hat lebih berperan pada ritme tempo. Pastikan suaranya lebih jernih tanpa menjadikannya sangat keras (Jangan seperti Kick & Snare). Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan mematikan frekuensi di bawah 200hz dan menaikkan 1-3dB antara 6khz dan 8khz, gunakan telinga untuk merasakan hasilnya (cara terbaik pada waktu mixing =D>).

Low (Floor) Tom
Mixing yang baik dapat membuat perbedaan antara drums fill dan drums solo tanpa perbedaan yang mencolok pada pendengaran. Cara terbaik mixing instrumen ini adalah mengurangi sekitar 12db sekitar 500hz, menambah 4-6dB sekitar 3khz, jangan lupa tambahkan kompresi dengan rasio 4.5:1, attack yang lebih lambat 120ms, dan release 90ms.

High (Rack) Tom
Seperti halnya Low Tom tapi High Tom memiliki frekuensinya sendiri, Cara terbaik mixing instrumen ini adalah mengurangi 10dB pada 600hz, menambah 7dB sekitar 2khz, dan kompresi dengan rasio 6:1, attack yang lebih cepat dari pada Low Tom yaitu sekitar 100ms, dan release yang sangat cepat sekitar 25ms.

Overheads
Overheads menampung dua audio, yaitu yang dihasilkan cymbals dan suara-suara khas dari instrumen drums lainnya (misalnya resonansi suara pedal bass drum, suara stick drums yang mengenai logam pada drums, sampai suara resonansi ruangan, dll). Cara terbaik mixing instrumen ini adalah dengan mematikan frekuensi dibawah 40hz, menambah 5dB sekitar 100 dan 200hz, jika dibutuhkan tambah 1-2db pada 5khz untuk menambah kecerahan suara. Untuk kompresi, set dengan rasio 3:1, attack 110ms, dan release 70ms.

Vocal
Vocal merupakan audio yang selalu dimixing terdepan, yang tingkat terdengarnya sangat tinggi, tapi bukan berarti vocal ini harus menutupi instrumen lainnya. Cobalah bermain pada frekuensi 120hz dan 200 sampai 240Hz, naikkan beberapa db pada 5khz untuk meningkatkan presence, dan jangan lupa juga pada 7.5 sampai 10khz untuk menampilkan suara khas suatu vocal. Gunakan telinga untuk mengamati mixing yang terbaik.

Guitar
Guitar biasanya akan menutupi kehadiran vocal bila tidak di mixing dengan baik, untuk menghindari hal tersebut, turunkan atau matikan frekuensi 1khz dan 5khz, tambah sedikit pada 100hz dan 250hz, juga antara 10khz dan 12khz, jangan lupa untuk bermain pada frekuensi 240hz, 2.5khz dan 8khz untuk membuat suanyanya lebih berisi. Untuk guitar akustik jangan lupa bermain pada 2khz, 120 sampai 200hz, dan mengurangi atau mematikan 7khz sampai 10khz. Sekali lagi, peranan telinga sangat penting dalam melakukan mixing instrumen ini.

Bass
Bass merupakan instrumen penting untuk menyatukan instrumen menjadi lebih erat, secara tidak langsung juga mempengaruhi perasaan pada ritme musik. Bermainlah pada frekuensi 60 sampai 80hz, tambah beberapa db pada 700hz sampai 1000hz, jangan lupa untuk menambah beberapa db pada 2.5khz, Ingat Bass bukan berarti semuanya frekuensi rendah, jangan menambah terlalu banyak frekuensi rendah pada instrumen ini, karena hanya akan mengakibatkan hasil suara yang muddy (berdengung) dan terkesan kecil.

Ok, mungkin itu dulu hal-hal dasar mixing yang bisa saya bagikan untuk sekarang, nanti mungkin akan di bahas tentang dasar-dasar mastering.

Dan selalu di ingat untuk melatih telinga kita ketika melakukan mixing, karena hasil mixing kita sangat dipengaruhi juga oleh pengalaman dan latihan, bukan tidak mungkin hasil mixing yang asalnya sangat "ancur" bisa lebih "ancur" lagi dengan latihan yang tertur.. hehehe (Maksudnya bisa lebih baik lagi).

CATATAN: Nilai-nilai EQ di atas bukan hal yang mutlak, tapi hanya sebagai acuan bahwa satu instrumen yang kita kira hanya bersandar pada satu frekuensi tertentu, ternyata memiliki beberapa frekuensi khas yang membuat instrumen tersebut lebih enak di dengar.

Oh ya, satu hal lagi... Bila sudah memiliki hasil mixing sendiri, jangan lupa di posting di kampus.unikom.ac.id yang kita cintai ya!!!... Selamat bermusik ria...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.