Rabu, 23 Mei 2012

[Koran-Digital] Kasus Hambalang, KPK Panggil Menpora Andi Mallarangeng Hari Ini

Kasus Hambalang, KPK Panggil Menpora Andi Mallarangeng Hari Ini

Fajar Pratama - detikNews

Kamis, 24/05/2012 06:22 WIB

Jakarta KPK pagi ini memanggil Menpora Andi Mallarangeng. Politisi

Demokrat itu akan diperiksa terkait penyelidikan kasus pembangunan sport

center di Hambalang, Bogor.



Surat pemanggilan Andi telah dilayangkan pada Selasa kemarin. Andi akan

diperiksa mengenai pengadaan sport center yang dibangun dengan anggaran

dari kementerian yang dipimpinnya.



"Dia akan dimintai keterangan terkait proses pengadaan sport center

itu," tutur Jubir KPK Johan Budi di Jakarta, Kamis (24/5/2012).



Andi sendiri siap memenuhi panggilan itu. "Insya Allah saya akan hadir

untuk memberikan keterangan yang diperlukan," kata Andi melalui pesan

singkatnya, Selasa, 22 Mei 2012.



Nama Andi disebut-sebut ikut terlibat dalam kasus ini oleh mantan

Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin serta sejumlah saksi

lain di persidangan. Mereka menyebut rapat pembahasan proyek Hambalang

dihadiri oleh Nazaruddin, Angelina Sondakh, dan Mahyudin dilakukan di

ruangan Andi. Saat itu, Nazaruddin menyatakan kepada Andi bahwa

sertifikat tanah untuk proyek Hambalang telah diselesaikan.



Nazaruddin juga mengaku disuruh Anas Urbaningrum yang saat ini menjadi

Ketua Umum Partai Demokrat untuk mengurus sertifikat tanah proyek

Hambalang. Menurut Nazaruddin, Anas saat itu bertanya siapa anggota

Fraksi Partai Demokrat yang bisa membantu mengurus masalah tanah ini.

Nazaruddin pun menjawab bahwa anggota Komisi II dari Fraksi Partai

Demokrat, Ignatius Mulyono, bisa mengurusnya karena dekat dengan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto.



http://news.detik.com/read/2012/05/24/062210/1923350/10/kasus-hambalang-kpk-panggil-menpora-andi-mallarangeng-hari-ini?n990102mainnews



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

[Koran-Digital] Menkum Soal Grasi Corby: Presiden Tak Pernah Permisif pada Kasus Narkoba

Menkum Soal Grasi Corby: Presiden Tak Pernah Permisif pada Kasus Narkoba

Indra Subagja - detikNews

Kamis, 24/05/2012 09:18 WIB

Jakarta Menkum Amir Syamsuddin meminta agar pemberian grasi kepada

Schapelle Corby tidak diartikan sebagai sikap pemerintah yang melunak

pada kasus narkotika. Pemerintah tetap berkomitmen memberantas narkoba.

Grasi bagi Corby sepenuhnya bagian dari upaya diplomasi.



"Apa yang saya kemukakan itulah sejujurnya yang saya ketahui dan yakini.

Tidak pernah presiden kita permisif pada kasus narkoba," terang Amir

saat berbincang, Kamis (24/5/2012).



Amir menerangkan, tidak banyak yang tahu diplomasi pengurangan hukuman

telah menyelamatkan banyak WNI yang terancam hukuman berat bahkan mati

di negara negara sahabat seperti Saudi dan Malaysia.



"Pengurangan hukuman oleh MA maupun grasi oleh presiden telah ditanggapi

positif negara-negara sahabat tersebut dan hasilnya adalah puluhan WNI

telah selamat dari hukuman yang berat bahkan termasuk hukuman mati,"

jelasnya.



Amir pun mempersilakan mengecek soal keputusan pemerintah tersebut

dengan pengalaman yang didapat Humprey Djemat, pengacara yang ditunjuk

pemerintah membantu WNI yang terancam hukuman mati di Saudi dan Malaysia.



"Sebagai contoh grasi 6 orang WN Malaysia telah disambut dengan

dibebaskannya belasan orang yang telah dihukum berat dan mati di

Malaysia sedangkan pengurangan hukuman kepada seorang WN Saudi telah

berbuah pengampunan hukuman mati beberapa WNI di Saudi," jelasnya.



http://news.detik.com/read/2012/05/24/091802/1923441/10/menkum-soal-grasi-corby-presiden-tak-pernah-permisif-pada-kasus-narkoba



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

[Koran-Digital] ARIS ANANTA: Ukuran Kekayaan Nasional

Ukuran Kekayaan Nasional PDF Print

Thursday, 24 May 2012

Pasar keuangan dunia, termasuk Asia Tenggara, guncang lagi. Akankah

pasar keuangan dunia jatuh drastis lagi seperti pada 2009? Kita ingat

bahwa krisis global pada 2009 segera secara cepat menjalar ke seluruh

dunia garagara bangkrutnya Lehman Brothers di Amerika Serikat.



Kini ada kemungkinan pemerintah Yunani akan bangkrut, dan diikuti dengan

kebangkrutan negara lain seperti Spanyol, Italia, dan Portugal.

Kebangkrutan empat negara ini dapat mengguncang perekonomian Eropa yang

kemudian berdampak pada perekonomian dunia. Kalau pada 2009 Indonesia

dapat menghindar dari dampak yang luar biasa dari krisis global, akankah

Indonesia mampu mengulangi prestasi ini?



Pada 2009, ketika banyak negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi

yang dahsyat, bahkan banyak yang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif,

pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menurun sedikit,masih mencapai

4,5%.Kalau krisis global (yang kedua, setelah yang pertama pada 2009)

benar-benar terjadi tahun ini, bisakah pertumbuhan ekonomi dipertahankan

pada 4,5% atau bahkan lebih?



Namun, tulisan ini tidak akan membahas berapa persen pertumbuhan ekonomi

Indonesia kalau krisis global kedua benar-benar terjadi. Ada hal yang

jauh lebih penting untuk diperhatikan dalam memahami perekonomian

Indonesia: benarkah pertumbuhan ekonomi pengukur utama pembangunan

ekonomi kita? Saat ini sudah makin banyak ekonom di dunia yang merasakan

kekecewaan pada pertumbuhan ekonomi sebagai pengukur utama pembangunan

ekonomi.



Para ekonom dunia seperti Joseph Stiglitz,Amartya Sen, dan Jean-Paui

Fitoussi pada 2009 telah menghasilkan laporan yang menyarankan

alternatif pengukuran pembangunan ekonomi—bukan dengan pertumbuhan

ekonomi. OECD (organisasi ekonomi negara kaya),yang dibentuk pada 1961

dengan tujuan melanggengkan pertumbuhan ekonomi di negara anggota

mereka,pun sejak 2010 telah menggunakan 11 indikator,bukan hanya

pertumbuhan ekonomi, untuk mengukur kemajuan perekonomian mereka.



Bulan depan,Juni 2012,Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan

menyelenggarakan konferensi mengenai Pembangunan yang Berkelanjutan

(Sustainable Development) di Rio de Janeiro, Brasilia. Pada konferensi

yang juga disebut dengan Rio+20 Conference pada 2012 akan disampaikan

hasil penelitian mengenai kekayaan nasional yang inklusif (inclusive

wealth).



Dalam laporan ini diperlihatkan ketidakpuasan para penulis terhadap

indikator konvensional seperti produksi domestik bruto (gross domestic

product) yang hanya melihat sisi produksi. Produk domestik bruto

merupakan pengukuran jangka pendek. Mungkin saja suatu saat pendapatan

tinggi, tetapi tidak berkelanjutan. Karena itu,mereka menyatakan

perlunya mengukur kekayaan suatu negara, bukan sekadar pendapatan.



Mereka memberi contoh, ada negara yang pertumbuhan ekonominya tinggi,

tetapi sumber daya alamnya habis dengan cepat.Kalau kita mengukur

keberhasilan pembangunan ekonomi dengan kekayaan, negara itu tidak perlu

berbangga dengan pertumbuhan ekonominya yang tinggi karena kekayaan

mereka (dalam hal ini sumber daya alam) habis dengan cepat. Banyak

negara, termasuk Indonesia,yang bangga dengan sumber daya alam mereka.



Mereka "pasarkan" sumber daya alam itu ke pasar dunia agar menarik

investasi di sumber daya alam. Akibatnya, investasi asing meningkat luar

biasa. Ekspor sumber daya alam meningkat dengan amat cepat.Pertumbuhan

ekonomi melaju. Sialnya, suatu saat, sumber daya alam itu habis,dan

masyarakat di negara itu tidak dapat lagi menikmati sumber daya alam

yang berlimpah karena telah habis diekspor.



Di pihak lain, pengukuran kekayaan memperhatikan apa yang terjadi

sekarang dan masa mendatang.Pembangunan ekonomi bukan mempercepat

pertumbuhan ekonomi masa kini tanpa memperhatikan apa yang terjadi di

masa depan, untuk generasi anakcucu- cicit. Dalam laporan yang sedang

disiapkanuntukkonferensiPBB pada Juni itu terdapat empat macam modal

untuk mengukur kekayaan.



Pertama,modal alam, yang mencakup semua sumber daya alam,tanah,dan

lingkungan. Kedua, modal konvensional, yaitu modal yang diproduksi

seperti bangunan dan mesin. Ketiga, modal manusia, yang terdiri atas

berbagai hal seperti pendidikan dan kesehatan.Keempat, modal sosial yang

mencakup berbagai hal seperti kelembagaan dan jaringan kerja.



Empat modal tersebut harus diukur untuk mengetahui kekayaan suatu

daerah/negara. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan, statistik

kekayaan per kapita harus digunakan untuk mengganti statistik pendapatan

per kapita; dan kenaikan kekayaan menjadi pengganti pertumbuhan ekonomi.

Laporantersebutakanmenggambarkan jumlah dan perubahan kekayaan 20 negara

di dunia,yang mencakup 72% dari seluruh pendapatan nasional di dunia dan

56% penduduk dunia selama19 tahun.



Brasil dan India, sebagai contoh,mengalami pertumbuhan ekonomi yang

cepat, tetapi dengan biaya yang besar pula selama 1990–2008. Pada masa

itu modal alam menurun dengan 25% di Brasil dan 31% di India. Indonesia

belum termasuk negara yang dibahas dalam laporan tersebut.Ada baiknya,

Indonesia mengambil inisiatif untuk segera menghitung kekayaan Indonesia

pada tingkat nasional, provinsi, dan kota/ kabupaten. Statistik ini

dapat digunakan untuk pengganti pendapatan nasional.



Dengan kata lain,kemajuan pembangunan Indonesia diukur dengan

peningkatan kekayaan dan kekayaan per kapita, bukan pertumbuhan

pendapatan dan pendapatan per kapita. Selanjutnya, dalam usaha

mengurangi dampak negatif krisis global kedua yang mungkin terjadi,

Indonesia tidak perlu berfokus pada pertumbuhan pendapatan nasional.

Sebaliknya, Indonesia sebaiknya menitikberatkan pada peningkatan

kekayaan (yang diukur dengan empat modal tadi).



Krisis keuangan dan ekonomi dunia ini justru dapat digunakan sebagai

momentum yang tepat untuk mengganti pengukuran pembangunan ekonomi di

Indonesia. Pergantian pengukuran ini juga berarti pergantian kebijakan

pembangunan ke arah pembangunan yang berkelanjutan. Kita tidak perlu

kaget dan marah kalau dengan statistik kekayaan ini ternyata pembangunan

Indonesia tidak sehebat yang dibayangkan dengan statistik pendapatan

nasional.



Kita memang sedih, tetapi statistik ini akan lebih mampu memperlihatkan

apa yang telah terjadi sehingga perekonomian Indonesia dapat maju secara

berkelanjutan.● ARIS ANANTA Ekonom-Demografer





http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/497506/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

[Koran-Digital] TAJUK, Pengembang Kecil Terancam Punah

TAJUK, Pengembang Kecil Terancam Punah PDF Print

Thursday, 24 May 2012

Pengembang skala kecil yang selama ini berkonsentrasi membangun rumah

tipe 21 dan 22 terancam punah. Pengembang perumahan untuk masyarakat

berpenghasilan rendah itu sudah kesulitan mendapatkan pembiayaan dari

perbankan menyusul aturan pemerintah yang tidak memperkenalkan lagi

pembangunan tipe rumah kecil di bawah tipe 36.



Aturan tersebut tertuang dalam Undang-Undang (UU) No 1 Tahun 2011

mengenai perumahan dan pemukiman yang mengatur soal batas ukuran rumah

sederhana yang boleh dibangun minimal rumah tipe 36. Fakta di

lapangan,sejumlah pengembang skala kecil di wilayah Tangerang mulai

kebingungan, bagaimana mengatasi dampak dari kebijakan pembangunan rumah

tipe 36 itu?



Selama ini, pengembang yang membangun rumah tipe kecil dilepas dengan

harga pada kisaran Rp70 juta hingga Rp80 juta. Rumah seharga tersebut

termasuk laris manis karena harganya terjangkau oleh masyarakat yang

berpenghasilan rendah. Selain nilai cicilan sekitar Rp600.000 hingga

Rp750.000, uang muka juga masih terjangkau yang dipatok antara Rp15 juta

hingga Rp23 juta.



Dengan aturan baru yang sudah diberlakukan sejak awal tahun

ini,pengembang skala kecil gigit jari dan memutar otak bagaimana bisa

tetap survive.Pasalnya,harga jual rumah tipe 36 melonjak mencapai angka

di atas Rp100 juta,sementara batas kredit pemilikan rumah (KPR) yang

disalurkan perbankan tidak berubah,tetap pada kisaran Rp60 juta hingga

Rp65 juta,bahkan perbankan mulai ogah menyalurkan kredit yang mendapat

subsidi bunga.



Dampaknya, uang muka yang harus ditanggung konsumen menggelembung

menjadi sekitar Rp40 juta lebih dan biaya cicilan pun ikut melonjak.

Selama ini,konsumen untuk perumahan di bawah tipe 36 adalah masyarakat

yang berpenghasilan antara Rp1,9 juta hingga Rp2,5 juta per bulan.Untuk

mengumpulkan uang muka hingga Rp40 juta sungguh pasti sulit. Belum lagi

menyisihkan pendapatan sebesar Rp1 juta per bulan untuk cicilan semakin

susah di tengah biaya hidup yang makin tinggi.



Pemberlakuan kebijakan di bidang perumahan itu pun digugat Asosiasi

Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dan

masyarakat berpenghasilan rendah.Mereka mengajukan uji materi ke

Mahkamah Konstitusi (MK) atas UU No 1 Tahun 2011 tersebut yang dinilai

menyulitkan pengembang berskala kecil bertumbuh dan menutup peluang bagi

masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah.



Bukan hanya dari kalangan pengembang dan konsumen yang mengkritisi

kebijakan tersebut. Mantan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera, era

1978–1993) Cosmas Batubara pun angkat bicara. Cosmas menilai Menpera

Djan Faridz telah salah kaprah karena sibuk mengurusi desain hingga

teknis. Fungsi utama menpera adalah membangun dan menjaga jalur

koordinasi dengan lembaga yang terkait dengan perumahan agar semua

seiring dalam memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat.



Namun, Menpera Djan Faridz merasa tak ada yang janggal dengan kebijakan

perumahan itu. Misi pemerintah adalah menyediakan rumah tinggal yang

memenuhi standar fisik bangunan sehingga bisa menjadi sarana interaksi

anggota keluarga yang melahirkan suasana sehat lahir dan batin dengan

lingkungan yang baik.Djan menegaskan,rumah tipe 36 lebih sehat dari

rumah tipe yang lebih kecil.



Alasan Menpera sangat logis, tetapi kemampuan finansial masyarakat bawah

tak bisa mendukung untuk membeli rumah tipe 36, sementara rumah murah

seharga Rp25 juta yang dijanjikan pemerintah masih terus diliputi

masalah, di antaranya terganjal penyediaan lahan dan birokrasi

pemerintah daerah yang rumit.



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/497508/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

[Koran-Digital] Kabinet Anas Menguasai Senayan

Kabinet Anas Menguasai Senayan PDF Print

Thursday, 24 May 2012

JAKARTA– DPP Partai Demokrat melakukan rotasi besarbesaran di tubuh

Fraksi Partai Demokrat DPR. Rotasi tampak pada perubahan sebagian posisi

kepemimpinan fraksi dan alat kelengkapan DPR.





Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR kini dijabat Nurhayati Ali Assegaf. Dia

menggantikan Mohammad Jafar Hafsah. Jafar dialihtugaskan menjadi ketua

Fraksi Partai Demokrat MPR. Perombakan juga dilakukan pada beberapa alat

kelengkapan DPR.Posisi wakil ketua Komisi I DPR yang semula diisi Hayono

Isman kini ditempati Ramadhan Pohan. Ramadhan sebelumnya merupakan

anggota Komisi II DPR.Hayono sendiri menjadi wakil ketua Badan Kerja

Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR.



Pergeseran juga terjadi di Komisi III. Benny Kabur Harman yang semula

menjabat sebagai ketua komisi digantikan Gede Pasek Suardika yang

sebelumnya anggota Komisi II DPR. Benny kini ditempatkan sebagai wakil

ketua Komisi VI DPR. Di Komisi VII juga terjadi perubahan. Posisi ketua

Komisi VII DPR yang sebelumnya ditempati Teuku Riefki Harsya kini

diduduki Sutan Bathoegana Siregar.



Sutan sebelumnya adalah anggota Komisi VII. Begitu pun di Komisi IX DPR.

Anggota Komisi IX Nova Riyanti Yusuf kini menjadi wakil ketua Komisi IX

menggantikan Ahmad Nizar Syihab. Komisi X DPR yang sebelumnya diketuai

Mahyuddin kini dipimpin Agus Hermanto. Komisi XI DPR yang sebelumnya

diketuai Achsanul Qasasi saat ini dipimpin Timo Pangerang.



Sementara Wakil Ketua Badan Anggaran (Bangar) DPR Mirwan Amir digantikan

Djoko Udjianto. Rotasi ini menunjukan Kabinet Anas Urbaningrum di

Senayan semakin mendominasi. Indikasinya Nurhayati dulu adalah tim

suksesnya Anas di kongres Bandung. Sekretaris Jenderal DPP Partai

Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengatakan, rotasi ini merupakan

penyegaran di tubuh fraksinya.



Penyegaran fraksi sebagai kepanjangan tangan DPP bertujuan membuat

kinerjanya lebih optimal dan progresif.Menurut Ibas, dirinya

menyampaikan langsung rotasi di tubuh fraksi mewakili Ketua Umum DPP

Partai Demokrat Anas Urbaningrum. "Ini (rotasi) hal yang sangat wajar

dan dilakukan partai lain. Demokrat memberi kesempatan 2,5 tahun kepada

fraksi untuk bekerja. Penyegaran ini dilakukan secara keseluruhan demi

pemerataan kesempatan. Evaluasi fraksi dilakukan setiap tahun mencakup

kinerja dan loyalitas kader," terangnya.



Ibas mengharapkan, rotasi ini membuat Fraksi Partai Demokrat akan lebih

efektif melanjutkan kerja-kerja politik yang positif. Sementara

itu,Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Nurhayati Ali Assegaf mengatakan,

posisi barunya ini merupakan amanah yang harus dijawab dengan kerja

cerdas, keras, dan ikhlas.



Dia berjanji akan terus melanjutkan dan meningkatkan berbagai program

fraksi. "Soliditas Fraksi Partai Demokrat merupakan prioritas. Kita juga

punya agenda penting untuk mengawal pemenangan Pemilu 2014. Namun,

rotasi ini tidak ada kaitannya dengan rumor pencalonan Ibu Ani Yudhoyono

menjadi presiden," tegasnya. Menurut dia, rotasi ini sudah lama

direncanakan. Namun partai mencari waktu yang tepat.



Dirinya sebagai kader harus siap jika partai menghendaki apa pun,

termasuk mengemban tugas sebagai ketua fraksi. Sekretaris Fraksi Partai

Demokrat DPR Saan Mustopa mengungkapkan, alasan mendasar dilakukannya

rotasi adalah soal profesionalisme. Dia menilai Nurhayati memiliki

kapasitas yang memadai. Hal ini sekaligus merupakan bentuk keberpihakan

dan komitmen partai terhadap kepemimpinan perempuan di parlemen.



"Kita tidak hanya berwacana terhadap kepentingan perempuan. Penunjukan

ketua fraksi merupakan usulan DPP Partai Demokrat yang sudah

dikonsultasikan ke Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (Susilo Bambang

Yudhoyono)," jelasnya. Saan menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Jafar Hafsah yang telah menunjukkan kinerja sangat baik selama ini.



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/497531/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.