Kamis, 09 Desember 2010

Tips Anti Tertipu Di Internet

Dalam survey yang dimuat di Proceedings of Computer and Human Interactions, pada April 2007, disebutkan 52.6% pria dan 39 % wanita berbohong tentang tinggi badan. 60.5% pria dan 64.1% wanita berbohong mengenai berat badan mereka. Soal usia, lebih banyak kaum pria suka menyulap angka usianya (24%), dan hanya 13.1% wanita melakukannya. 
Para peserta internet dating juga harus mewaspadai foto yang dipasang seseorang. Jangan keburu melayang ke awan, begitu melihat foto orang yang Anda kenal setampan Brad Pitt atau secantik Angelina Jolie. Waspadai pula orang-orang yang memasang foto dengan angle pemotretan yang aneh, karena mungkin itu dilakukannya untuk menutupi sesuatu.
Agar terhindar penipuan para penjahat asmara dunia maya, berhati-hatilah dalam memberikan data pribadi. “Sebaiknya tidak memberikan data apa pun, kecuali e-mail yang dibuat khusus untuk kepentingan itu,” kata Kisnu memberi contoh. “Hindari memberi data seperti alamat, usia, foto, dan sebagainya."
Langkah preventif lain yang bisa dilakukan adalah mencoba mempelajari apakah situs layanan internet dating tersebut dapat dipercaya. “Bila berkenalan dengan seseorang, cobalah memanfaatkan search engine untuk mencari latar belakang orang tersebut.”
Jika kenalan Anda itu mengajak berbicara lewat telepon, sebuah situs kencan di AS menganjurkan agar Anda saja yang menelepon. Dengan begitu, Anda dapat menggunakan fasilitas caller ID block, sehingga nomor telepon Anda tidak akan terlihat di layar telepon genggamnya. Lakukan copy darat dengan orang yang sudah cukup Anda kenal (jangan dengan orang yang baru saja Anda kenal) di tempat terbuka, dan pastikan selalu membawa telepon genggam, serta memberitahu seseorang ke mana Anda akan pergi. Terakhir, jangan pernah mengabaikan naluri. Jika Anda mulai merasakan keanehan, kontradiksi, atau ketidakkonsistenan pada kenalan internet Anda, akhiri saja ‘hubungan’ ini sebelum berbuah menjadi bencana. 
Menurut konsultan hipnoterapipelaku kejahatan sebenarnya sudah melakukan proses hypnosis melalui kata-kata yang digunakan dalam SMS, chatting, ataupun e-mail. “Pelaku umumnya terlebih dulu mencari tahu apa yang diimpikan korban. Misalnya kalau calon korban suka dengan pria yang romantis dan suka puisi, maka dia akan ‘menyesuaikan’ diri dengan sosok pria impian si korban.” 
Kata-kata yang berhubungan dengan impian calon korban inilah yang dijadikan sebagai kata-kata kunci yang kemudian ‘diprogram’ ke dalam subconscious mind (alam bawah sadar) korban. Tak heran, bila korban umumnya sudah merasakan kejanggalan pada pelaku kejahatan, namun tidak bisa menolak permintaannya. “Pada tahap ini, kebutuhan emosi korban jauh lebih kuat dari logika, sehingga logikanya lah yang lalu menyesuaikan dengan emosi. Bila itu terjadi, ia akan dengan sukarela melakukan apa pun yang diminta oleh pelaku kejahatan.” 


Sumber : http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1927034-tip-anti-tertipu-di-internet/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.