Selasa, 17 Januari 2012

Nasehat Bagi Yang Menggunakan Internet Untuk Maksiat


Oleh: Ust. Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah yang kepada-Nya semata kita beribadah dan beristi'anah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Dalam forum diskusi di facebook voa-islam tentang "Menjawab Syubhat KH Said Agil Siradj: Situs Porno Hanya Makruh?", salah seorang peserta, Laura Willo, meminta agar ditulis satu artikel tentang hukum aktifitas di dunia maya yang bersinggungan dengan kemaksiatan sehingga terjadi perselingkuhan.
"...tolong beberkan artikel hukum dalam Agama Islam tentang perselingkuhan yang banyak terjadi di situs pertemanan seperti Facebook." Tulisnya di forum diskusi facebook voa-islam.com.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, kami terjemahkan satu tulisan dari dari Markaz al-Fatwa, no. 59157, dengan title:iIstikhdaam al-Internet fii al-Ma'aashii (Menggunakan Internet Untuk Maksiat).
Soal:
أنا شاب متزوج وعمري 30 سنة وأحيانا أدخل على النت وخصوصا برامج الشات وأدخل باسم بنت لكي أتعرف على شباب وأمارس معهم على الشات والكاميرا فماذا أفعل للتخلص من هذه العادة السيئة
"Saya pemuda beristeri, umurku 30 tahun, dan kadang-kadang aku masuk internet terutama program chatting dan masukkan nama pemudi dalam rangka untuk mengenal dan komunikasi dengan mereka di chat dan kamera. Apa yang harus aku lakukan untuk menghilangi kebiasaan buruk ini?"
Fatwa:

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد

فإن الانترنت من نعم الله التي أعطاها في هذا العصر فالواجب شكر الله عليها باستخدامها في طاعته أو على الأقل فيما هو مباح. والأحسن استخدامها في طلب العلم الشرعي وسماع القرآن والمحاضرات العلمية أو استخدامها فيما يعود على العبد بمصلحة نافعة، ويتعين البعد عن استخدامها في اللغو فأحرى عن استخدامها في المعاصي ومشاركة أصحاب السوء في باطلهم فيقع الانسان فريسة للشيطان وأتباعه من متبعى الشهوات الذين يريدون إفساد شباب الأمة وأن يميلوا ميلا عظيما عن الهدى إلى الباطل وتضيع أوقاتهم وطاقتهم هدرا في غير مصلحة دينية ولا دنيوية حتى تتم السيطرة عليهم

وأما عن كيفية التخلص من هذه العادة السيئة فعليك أن تتذكر رقابة الله عليك الذي يعلم سرك ونجواك قال الله تعالى: أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ - التوبة: 78

ثم تذكر أخي أنه ربما يدخل عليك ولدك الصغير فيراك أو تكتشف زوجتك أو أحد أقربائك حالك فكيف يكون خجلك وحياؤك منهم، وينبغي أن يكون خجلك وحياؤك من خالقك ومربيك ومدبر أمورك أشد وأعظم، ولاتنسى أخي أن من أخطر وسائل حبوط الأعمال أن يكون العبد ظاهر التقوى أمام الناس فإذا خلا وحده اشتغل بالمعاصي، ففي الحديث أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لأعلمن أقواما من أمتي يأتون يوم القيامة بأعمال أمثال جبال تهامة بيضاء فيجعلها الله هباء منثورا. قال: ثوبان، يارسول الله صفهم لنا جلهم لنا أن لا نكون منهم ونحن لا نعلم قال: أما إنهم إخوانكم ومن جلدتكم ويأخذون من الليل كما تأخذون ولكنهم أقوام إذا خلوا بمحارم الله انتهكوها. رواه ابن ماجه، وقال المنذري: رجاله ثقات وصححه الألباني

فعليك أن تستعف بزوجتك فإن الزواج هو أحصن الوسائل، لما في حديث الصحيحين: من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض  للبصر وأحصن للفرج. وفي الحديث: من تزوج فقد استكمل نصف الإيمان فليتق الله في النصف الباقي. رواه الطبراني وحسنه الألباني
وعليك أن تبرمج لنفسك برنامجا ثقافيا ورياضيا وترفيهيا مباحا حتى تشغل نفسك به عن الاتشغال بما لا يرضي الله تعالى. فإن العبد سيحاسب ويسأل عن عمره فيما أفناه وعن شبابه فيم أبلاه وعن ماله وعلمه. كما في الحديث: لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن عمره فيما أفناه وعن علمه فيم فعل وعن ماله من أين اكتسبه وفيم أنفقه وعن جسمه فيم أبلاه. رواه الترمذي وصححه الألباني 

فأنفق يا أخي من وقتك ومالك في تعلم العلم النافع وفي مصالح المسلمين وخدمتهم، واجعل الإعراض عن اللغو شعارك في كل حالك.  والله أعلم
"Alhamdulillah, shalawat dan salam atas Rasulillah, dan atas keluarganya dan sahabatnya. Adapun setelah itu: maka sesungguhnya internet itu termasuk nikmat Allah yang diberikan di masa ini. Maka wajib bersyukur kepada Allah atasnya dengan menggunakannya dalam ketaatan kepada-Nya atau paling kurang dalam hal yang mubah (dibolehkan).
Dan yang lebih baik menggunakannya untuk menuntut ilmu syari’i, mendengarkan Al-Qur’an dan ceramah-ceramah ilmiyah. Atau menggunakannya untuk sesuatu yang mendatangkan mashlahat dan manfaat bagi hamba. Dan harus dijauhi dari penggunaannya dalam lagho (hal yang batil atau sia-sia) dan lebih lagi dari penggunaan dalam kemaksiatan-kemaksiatan dan ikut serta pelaku-pelaku keburukan dalam kebatilan mereka, sehingga bisa menjerumuskan seseorang menjadi mangsa syaitan dan para pengikutnya, yaitu para budak syahwat yang menginginkan rusaknya pemuda ummat, dan agar mereka menyeleweng dengan penyelewengan yang besar dari hidayah kepada kebatilan, dan menyia-nyiakan waktu mereka dan potensi mereka dengan sia-sia dalam hal yang tidak ada gunanya dalam agama maupun dunia, sehingga sempurnalah penjajahan atas mereka.
Adapaun cara berhenti dari kebiasaan buruk ini, engkau selalu ingat pengawasan Allah atasmu yang Dia itu mengtahui rahasiamu dan bisikanmu. Allah Ta’ala berfirman:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ 
Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang ghaib. (QS At-Taubah: 78)
Kemudian ingatlah wahai saudaraku, bisa jadi anakmu yang kecil mendatangimu lalu melihatmu atau isterimu memergokimu atau salah satu kerabatmu mengetahui keadaanmu. Maka betapa rasa malumu terhadap mereka? Dan sepantasnya rasa malumu terhadap Penciptamu, Tuhanmu, Pengatur urusan-urusanmu itu lebih kuat dan lebih besar.
Dan jangan lupa saudaraku, di antara sarana paling berbahaya untuk  rusaknya amal-amal adalah apabila hamba menampakkan ketakwaan di hadapan manusia, tetapi ketika ia sendirian maka ia sibuk dengan maksiat-maksiat. Terdapat dalam sebuah hadits, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallambersabda:
لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا قَالَ ثَوْبَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا
Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika sendirian (tidak ada orang lain yang melihatnya) mereka mengerjakan apa-apa yang di haramkan Allah.” (HR Ibnu Majah – 4235, berkata Al-Mundziri: para periwayatnya tsiqat/ kuat-terpercaya, dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Maka wajib atasmu untuk menjaga kesucian dirimu melalui isterimu, karena pernikahan itu adalah sarana terkuat untuk menjadi tameng berdasarkan hadits Shahihain:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
“Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang telah memperoleh kemampuan (menghidupi rumah tangga), kawinlah. Karena sesungguhnya, perhikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan menjaga kemaluan. (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dan dalam hadits;
من تزوج فقد استكمل نصف الإيمان فليتق الله في النصف الباقي . رواه الطبراني وحسنه الألباني
"Siapa yang menikah maka sungguh dia telah menyempurnakan setengan iman, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam separuh yang tersisa. (HR. Al-Thabrani dan dihasankan Al-Albani)
Engkau harus membuat program pribadi berbentuk ilmiah, olah raga, dan hiburan mubah (halal) sehingga dirimu sibuk dengannya dan terhindar dari aktifitas yang membuat Allah Ta'ala tidak ridhai. Karena seorang hamba itu akan dihisab dan ditanya tentang umurnya dalam hal apa ia habiskan, tentang masa mudanya dalam hal apa ia gunakan, dan mengenai hartanya dan ilmunya. Sebagaimana yang terdapat dalam hadits:
لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
"Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.” (HR. Al-Tirmidzi, no. 2341, dia berkata: Hadits ini hasan shahih, dishahihkan Al-Albani).
Maka wahai saudaraku, gunakan waktumu dan hartamu dalam mempelajari ilmu yang manfaat dan dalam kemaslahatan serta pelayanan terhadap kaum Muslimin. Jadikanlah menghindari perbuatan lagho sebagai sloganmu di setiap keadaanmu." Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam/islamweb.net]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.