Jumat, 12 November 2010

Kehamilan dan Seksualitas; Oleh Dr Naek L Tobing

Kehamilan dan Seksualitas
Oleh Dr Naek L Tobing (Psikiater, Sex Educator & Sex Counselor) 

Senin, 09 Oct 2000 11:04:16 

Pdpersi, - Pada jaman sekarang, kehamilan adalah suatu masa istimewa, khususnya dalam kehidupan wanita. Dengan adanya Keluarga Berencana (KB) dan seiring makin lambatnya usia menikah, serta meningkatnya wanita yang berkarier, maka kehamilan menjadi sesuatu yang didambakan. Mungkin sudah 4 tahun orang menikah baru ingin hamil. Mungkin orang baru menikah di usia 32 tahun, tentu saja langsung serius ingin punya anak. Kadang, karena sudah lama berusaha hamil tapi sering gagal, suatu waktu hamil tentu senang. 

Tapi, tentu saja ada rasa khawatir. Bagaimana caranya agar kehamilan aman. Jangan-jangan kalau banyak bergerak, bisa gugur. Bagaimana bila melakukan hubungan badan. Bila takut hubungan badan tetapi suami menuntut, yang mana harus diturut. Sebaliknya, bila istri ingin seks, justru suami yang takut keguguran atau tidak bergairah. Ini tentu menimbulkan kesulitan. Untuk itulah perlu dibicarakan dan didiskusikan pola hidup terbaik untuk orang hamil, termasuk aspek seksualnya. 

Kehamilan dimulai saat pertemuan (konsepsi) sperma dan sel telur, sampai melahirkan. Kehamilan itu akan mempengaruhi kehidupan si Ibu. Dan selanjutnya pola kehidupan, termasuk kehidupan seksual si Ibu pun dapat mempengaruhi perkembangan kehamilan. Selama hamil, timbullah berbagai perubahan-perubahan dalam diri si Ibu. Hormon-hormon kewanitaan akan meningkat tinggi sekali. Salah satu pengaruhnya ialah rasa mau muntah sampai muntah. 

Sebagian orang mengatakan, muntah disebabkan oleh peningkatan hormon tadi. Sebagian lagi mengatakan karena faktor kejiwaan. Tetapi kemungkinan besar ialah bila gejala muntah sangat berat, kemungkinan besar disebabkan oleh gabungan peningkatan hormon kewanitaan dan kesulitan kejiwaan. Sebagian lagi mengatakan bahwa selama mengandung sampai melahirkan, maka si Ibu dalam keadaan krisis, ini ada benarnya. Salah satu kemungkinannya ialah keguguran kehamilan. 

Pada saat terjadinya keguguran, segala bahaya bisa terjadi sampai mengancam kehidupan. Demikian juga pada saat melahirkan. Melahirkan bayi adalah suatu masa krisis yang paling berat dan pada sebagian besar ibu dirasakan paling sakit. Kondisi ini juga ikut mempengaruhi kehidupan si ibu dan termasuk kehidupan seksualnya. 

Kehamilan seluruhnya dibagi dalam 3 fase, yang masing-masing fase lamanya 3 bulan. Fase pertama, yakni 3 bulan pertama, dikatakan fase yang kritis. Pada fase ini, plasenta belum terbentuk maka kehamilan mudah sekali gugur. Selain itu, pada fase inilah gejala-gejala muntah yang paling berat. Kemungkinan karena baru meningginya hormon-hormon itu tadi, sehingga tubuh masih sangat sensitif, maka gejala muntah akan terasa berat. Mual dan muntah menyebabkan nafsu makan menurun. Akibatnya perasaan menjadi lemah. Padahal dalam periode itu dibutuhkan makanan yang lebih banyak dan bermutu untuk pembentukan bayi. 

Periode 3 bulan kedua adalah periode yang paling stabil. Pada periode ini, kehamilan sudah terbentuk cukup sempurna, tubuh tidak begitu sensitif lagi sehingga gejala mual atau muntah umumnya sudah menurun. Akibatnya, si ibu merasa senang, sehat dan segar. Secara psikologis, bila si ibu memang sudah menginginkan kehamilannya dan suami juga mendambakan anak, maka keduanya akan lebih intim pada periode tersebut. Senang akan datangnya anak kesayangan. 

Periode 3 bulan ketiga kembali menjadi rawan. Kehamilan akan makin berat. Seluruh tubuh akan membengkak dan pertambahan berat badan seluruhnya dapat mencapai belasan kilogram yang harus dibawa terus menerus selama akhir dari kehamilan. Ini adalah beban berat bagi si ibu. Karena beratnya beban, maka si ibu sering menjadi lemah dan lelah. Kadang-kadang juga tubuh terasa panas sehingga menimbulkan keringat yang banyak. Karena beratnya beban, hampir semua ibu selalu menginginkan supaya kehamilan cepat berakhir dengan kelahiran yang normal. 

Fisiologi Seks 

Kehidupan seks yang bahagia dan memuaskan selalu didambakan oleh setiap pasangan suami-istri. Keinginan itu tetap ada pada mereka walaupun pada saat hamil. Biasanya aktivitas seksual didahului oleh adanya libido, yakni dorongan seks yang membuat orang melakukan aktivitas seksual. Libido adalah suatu peristiwa dalam otak. Oleh karena itu hal-hal yang mempengaruhi libido lebih banyak pengaruh psikis atau kejiwaan. Pengaruh itu dapat meliputi keadaan jiwa pada saat itu, hubungan suami-istri, maupun kondisi sekitar. 

Fase kedua ialah fase terangsang. Pada fase ini, sudah timbul perubahan-perubahan pada tubuh dan umunya telah terjadi aktivitas seksual berupa cumbuan dengan berbagai cara. Perubahan yang utama ialah pada pria adanya ereksi penis serta kenikmatan di daerah-daerah genital dan daerah lain yang disentuh. Pada wanita, perubahan yang terjadi ialah timbulnya cairan vagina serta membengkaknya daerah-daerah alat kelamin. Juga timbulnya kenikmatan pada daerah-daerah tadi, serta bagian tubuh lain yang disentuh. Lamanya fase ini tergantung pada aktivitas seksual tadi. Sebagian pasangan melakukannya hanya singkat dan akhirnya menuju orgasme atau ejakulasi. Tetapi pada pasangan lain, aktivitas yang diatas berlangsung lama sekali. 

Orgasme/Ejakulasi 

Sesudah kenikmatan cukup tinggi dan aktivitas seksual dilakukan terus maka kenikmatan akan meninggi dan terus menuju puncaknya. Puncak dari kenikmatan ini disebut klimaks atau orgasme. Sesudah mencapai puncak, kenikmatan akan menurun dan secara pelan-pelan akan kembali kedasar. 

Pada wanita, puncak kenikmatan dapat timbul beberapa kali. Mungkin tercapai pada saat ciuman, pelukan lalu diakhiri dengan suatu klimaks yang tinggi. Sehingga orgasme terdapat beberapa kali. Sedangkan pada laki-laki, orgasme hampir selalu tercapai pada saat ejakulasi yakni semprotan cairan sperma. Akibatnya orgasme pria hanya terjadi satu kali untuk setiap senggama. 

Fase resolusi ialah keadaan dimana aktivitas seksual kembali ke istirahat dan semua perubahan fisiologispun akan kembali juga ke keadaan sebelum melakukan aktivitas seksual. Tetapi secara psikologis, keadaan dapat dinikmati begitu tinggi antara suami-istri. Kesan mendalam karena mendapatkan orgasme bersama-sama, akan memberikan keintiman yang mendalam pula bagi berdua. Makin dalam kesan tadi, makin lama kenikmatan berada dalam ingatan sehingga keintiman suami-istri pun mungkin mendalam dan berlangsung lama. 

Kehidupan Seks pada Kehamilan 

Perubahan kehidupan seksual dapat terjadi karena perubahan-perubahan yang terjadi secara fisik dan mental, khususnya pada istri dan pasangan itu umumnya. Kondisi yang lemah dari istri seperti karena mual-mual atau muntah, nafsu makan yang menurun akan membuatnya lemah dan keinginan seksualnya menurun. Kadang-kadang walau suami mengajak, istri sering menolak. Hanya bila suami merasa senang dengan kehamilan itu, dia dapat mengatasinya dengan baik. 

Pada wanita yang tidak mengalami muntah atau mual yang serius, maka aktivitas seksual tidak akan terganggu. Bahkan cukup banyak dari mereka yang justru meningkat keinginan seksual serta frekuensi hubungan seksnya karena merasa bahagia telah hamil. Suami-istri senang bersama-sama dan ingin menikmatinya dalam kontak seksual yang sering. 

Pada 3 bulan kedua, sekitar 80 persen wanita akan meningkat dorongan seksnya. Selain itu, mual atau muntah sudah hilang. Kesehatan umumnya akan meningkat. Perasaan senang karena hamil. Pada sebagian faktor lain ialah terjadinya pembesaran payudara yang membuat daya tariknya meningkat. Suami akan merasa lebih bergairah melihat istrinya yang payudaranya bertambah besar serta bahagia karena istri telah hamil. Kedua faktor itu membuat suami juga meningkat keinginan seksnya, sehingga pada sebagian besar pasangan kontak seksual akan jauh lebih sering pada periode ini. 

Pada 3 bulan ketiga, beban kehamilan itu sudah memberati si Ibu. Banyak wanita yang jadi susah makan. Juga banyak keringat yang membuatnya tidak bersih, sehingga daya tariknya pun menurun. Selain itu pada kehamilan yang mulai tua, akan timbul peningkatan cairan tubuh. Hampir semua badan letih atau bengkak. Air ditahan dalam badan. Akibatnya, cairan vagina juga bertambah. Ada terasa licin yang mengganggu sehingga kontak seksual menjadi kurang memuaskan. 

Pada pasangan-pasangan yang saling mencintai akan senang akan kehamilan itu, pertambahan cairan vagina tak akan mengganggu. Tetapi pada orang-orang yang sangat mendambakan kenikmatan seksual, apalagi bila ada konflik suami-istri, maka kondisi itu dapat menjadi biang keladi kekurang puasan sampai pada hubungan seks luar nikah. Bila percekcokan atau hubungan diluar nikah sampai terjadi, maka perlu dicari penyebabnya. Apakah pribadi suami yang mengakibatkan pertambahan cairan vagina sebagai gara-gara atau ada konflik diantara mereka. 

Pada sebagian wanita hamil berat, maka kontak seksual dirasakan ancaman terhadap kehamilan. Bila rahim dengan bayi telah mulai menurun kearah vagina, maka penis suami dapat membentur daerah rahim. Stimulasi yang berat ke leher rahim akan membuat seluruh rahim bergerak seolah-seolah mau melahirkan. Bahkan ada yang bisa gugur. Timbul kontraksi rahim yang kuat. Kadang ada darah, ancaman keguguran menjadi kekhawatiran. Karenanya sebagaian wanita menolak melakukan hubungan seksual pada akhir-akhir kehamilan. 

Pada kondisi dimana keguguran sering terjadi, maka sepantasnyalah hubungan seks dilakukan dengan berhati-hati. Bila keguguran telah sering terjadi dan kehamilan belum pernah berlangsung selamat, maka sebaiknya 3 bulan pertama dilarang atau berhenti melakukan hubungan seks. 

Sesudah 3 bulan pertama lewat, hubungan seks dapat dicoba kembali dengan sangat hati-hati sehingga penis diharapkan tidak membentur daerah rahim. Namun bila terasa sakit atau keluar darah, maka sebaiknya senggama dihentikan. Demikian juga pada akhir-akhir kehamilan. Benturan yang terlalu keras dari penis terutama ke daerah rahim, akan membuat kontraksi rahim sangat kuat seperti akan melahirkan. Ini membuat si Ibu ketakutan dan kesakitan. Dalam keadaan demikian hubungan seks harus dilakukan hati-hati dan jangan sampai didorong kuat-kuat. Dengan demikian penis tidak terlalu jauh masuk ke dalam namun diharapkan keduanya masih bisa mencapai kepuasan. 

Tetapi sering justru cara dan sifat suami yang sulit. Ada suami yang sudah terbiasa kuat-kuat dengan harapan istri akan lebih puas padahal justru bahaya jadi mengancam. Kemungkinan juga karena keduanya sudah terangsang tinggi, maka secara otomatis dan tanpa sadar mendorong sekuat-kuatnya. Akibatnya timbul benturan penis dengan leher rahim. Inipun akan mengancam keguguran 

Nah, itulah sebabnya perlu dibicarakan bersama-sama cara kontak seksual yang aman sehingga keduanya masih bisa menikmati dan kehamilan pun tidak terganggu. 


Makalah ini disampaikan pada Simposium dan Talk Show “Masalah Seputar Kehamilan dan Setelah Melahirkan”, diselenggarakan oleh RS Mitra Keluarga Bekasi, Sabtu (30/10), di Hotel Horison Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.