Strategi Hollande Merekonstruksi Ekonomi Eropa
Albert Kuhon Wartawan senior tinggal di Jakarta
FRANÇOIS Gerard Georges Nicolas Hollande, 58, presiden Prancis yang baru
dilantik perte ngahan Mei ini adalah politikus dari Partai Sosialis
Prancis. Awal Mei 2012 ia mengalahkan petahana Presiden Prancis Nicolas
Sarkozy yang berhaluan konservatif. Presiden Prancis dari kubu Sosialis
terakhir adalah Francois Mitterrand yang mengakhiri jabatannya tahun 1995.
Tampaknya Hollande akan melanjutkan strategi yang diterapkan
pemerintahan sebelumnya dengan modifikasi.
Sangat mungkin Hollande akan melanjutkan ideologi politik Charles de
Gaulle, jenderal yang menjadi negarawan hebat di Prancis. Hollande
mengusung konsep pertumbuhan ekonomi, keadilan, dan demokrasi sosial
guna meningkatkan peran Prancis di Eropa.
Karena itu ia menginginkan renegosiasi pakta fi skal Uni Eropa, yang
mengharuskan anggotanya menyeimbangkan bujet. Sehabis pelantikan,
Hollande menemui Kanselir Jerman Angela Merkel guna membahas krisis
utang negara-negara Eropa. Presiden Prancis itu minta pembahasan ulang
perjanjian Uni Eropa yang memberlakukan penghematan anggaran di antara
negara-ne
gara anggotanya. Sementara Merkel yang mewakili Jerman, berkukuh
mengatakan butirbutir persetujuan tidak dapat diubah.
Jerman dan Prancis adalah negara dengan perekonomian terkuat di zona
euro. Keduanya juga kontributor terbesar dana talangan. Kedua negara itu
berperan penting dalam strategi memadamkan krisis ekonomi Eropa. Dalam
waktu dekat, Hollande akan berkunjung ke Amerika Serikat untuk bertemu
Presiden Barack Obama.
Dominasi Prancis Pertemuan Hollande-Merkel berlangsung sewaktu
pertumbuhan ekonomi Uni Eropa atau zona euro yang beranggotakan 17
negara dalam tiga bulan pertama tahun 2012 sama sekali terhenti. Bahkan
Eropa kini tengah berupaya keras menghindari resesi. Hollande mengajak
Jerman bekerja mengatasi krisis Eropa. Ia mengusulkan penerbitan surat
obligasi yang menyatukan utang negara-negara zona euro. Padahal Jerman
selama ini menolak ide penerbitan obligasi euro.
Pertemuan Prancis-Jerman memang merupakan terobosan di tengah kekosongan
politik di Yunani dan kekhawatiran anjloknya nilai mata uang euro.
Jerman dan Prancis adalah kontributor terbesar dana t talangan sehingga
peran mer reka sangat strategis dalam mengatasi krisis Uni Eropa. Di
Berlin, Hollande dan Merkel mengatakan menginginkan Yunani tetap
menggunakan mata uang euro meski negara itu sedang terjerat utang.
Merkel mengatakan Prancis dan Jerman mempelajari kemungkinan pertumbuhan
tambahan bagi Yunani yang sedang memangkas anggaran sesuai dengan
tuntutan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai syarat
pengucuran dana talangan 130 miliar euro. KTT informal direncanakan
dilaksanakan 23 Mei ini.
Strategi Prancis Strategi politik mo dern Prancis diwarnai kekalahan
Napoleon pada 1815 dan munculnya Inggris sebagai negara maritim
sekaligus negara sekaligus negara imperialis tangguh di Eropa.
Kekalahan itu membuktikan Prancis tidak mampu menyaingi Inggris dan
harus mengakomodasi saingan mengakomodasi sainga lamanya. Peristiwa lain
yang ikut membentuk strategi politik tuk strategi politik Prancis adalah
kalahnya negara itu dari Prussia ta hun 1871. Akibat kekalahan itu,
Prancis terpaksa kehilangan wilayahnya dan mengakui kekuatan Jerman di
sebelah timur.
Prancis kemudian membentuk aliansi strategis dengan Inggris, guna
menguatkan kemungkinan blokade Jerman di laut jika terjadi peperangan.
Lalu Prancis bersekutu dengan Rusia, yang bisa mengancam Jerman dari dua
sisi jika terjadi peperangan. Baik dalam Perang Dunia I maupun Perang
Dunia II, Jerman mencoba menghajar Prancis duluan. Dalam Pe rang Dunia
I, Prancis h a n y a mampu bertahan di Marne. Jerman secara mengagetkan
mampu bertahan dari Prancis yang bersekutu dengan Rusia dan Inggris.
Ketika Rusia melemah, pihak Jerman makin gencar menghajar Prancis.
Bantuan Amerika Serikat mengubah keseimbangan peperangan dan
menyelamatkan Prancis.
Dalam Perang Dunia II, tersusun konfigurasi kekuatan yang hampir serupa.
Kali ini Prancis dikalahkan dan dijajah sampai datang pasukan Ing
gris-Amerika yang membebaskan Prancis dan mem bawa Jenderal Charles de
Gaulle ke puncak kekua saan di Prancis.
De Gaulle me nyadari bahwa Prancis tidak akan mampu bersaing de ngan
Amerika Serikat dan Uni Soviet di panggung internasional. Ia berusaha
memper tahankan sikap inde penden Prancis di antara kedua poros utama
dunia tersebut. De Gaulle ersebut. De Gaulle termotivasi oleh na
sionalisme Pran cis dan rasa cis dan rasa ketidakper c ay a a n t e r
hadap Ame rika. Uni Soviet Dalam masa pascaperang, Amerika dan Eropa
berupaya membendung ruang gerak Uni Soviet yang komunis. Sebagian Eropa
dikuasai Uni Soviet dan sisanya didominasi oleh NATO yang pro-Amerika.
Terhimpit di antara Amerika dan Soviet, de Gaulle tidak ingin nasib
Prancis ditentukan oleh kedua negara adikuasa tersebut.
Amerika Serikat menjanjikan penggunaan senjata nuklirnya jika Soviet
mengganggu Eropa.
De Gaulle tidak percaya Presiden Amerika Serikat akan memerintahkan
penggunaan senjata nuklir guna membela Jerman atau Prancis, karena ia
menilai kepentingan AS di Eropa bukan kepentingan utama. De Gaulle
menilai Eropa Barat harus memiliki kekuatan sendiri jika tak ingin jatuh
ke tangan Soviet. Ideologi politiknya dikenal sebagai Gaullisme, yang
memengaruhi perkembangan politik Prancis sampai saat ini.
Ia berpendapat pemerintahan komunis tidak boleh berkuasa di Prancis,
karena bisa meruntuhkan sikap Eropa yang independen. Jerman Barat bisa
terisolasi, terjepit tanpa daya di antara Prancis yang komunis (dan
dipersenjatai oleh Soviet) dan Tentara Merah Soviet di sebelah timurnya.
Akibatnya, Soviet akan menjadi pemain tunggal di Eropa.
Baik hegemoni Soviet maupun Amerika sangat mengancam kepentingan
nasional Prancis. Menurut de Gaulle, dalam PD I dan PD II Amerika hanya
turun tangan ketika Prancis sudah porak-poranda.
Dia menyadari bahwa Prancis tidak mungkin melindungi diri dari serangan
Soviet, sedangkan Jerman Barat maupun Inggris sulit diajak bersekutu
guna menjaga keamanan Eropa. De Gaulle kemudian mengembangkan kemampuan
militer berbasis senjata nuklir yang bisa menghalau Soviet jika mereka
menyusuri Sungai Rhine dan Jerman Barat.
Secara umum, sebagian besar Eropa memang menginginkan kerja sama yang
erat dalam bidang keamanan dalam persekutuan (sekarang dalam pakta
pertahanan NATO) serta sejenis kerja sama ekonomi bersama Eropa. De
Gaulle mendukung integrasi ekonomi maupun pengembangan kemampuan
pertahanan Eropa secara independen. Tetapi ia menentang segala bentuk
konsep yang bisa merongrong kedaulatan Prancis.
Keruntuhan Uni Soviet dan berakhirnya Perang Dingin membuat Presiden
Prancis seperti Jacques Chirac dan Nicolas Sarkozy yakin bahwa cita-cita
de Gaulle dapat dicapai melalui kerja sama ekonomi.
Prancis bisa berperan penting di Eropa bekerja sama dengan Jerman.
Penganut ideologi politik de Gaulle modern menyusun strategi yang
seakan-akan berhulu pada logika de Gaulle.
Yakni Prancis harus bersekutu dengan negara-negara Eropa lainnya dengan
basis politik ekonomi dan kemiliteran.
Dalam kerangka politik seperti itulah kita melihat kunjungan Hollande ke
Jerman.
Perbedaan yang menjadi ganjalan dalam hubungan PrancisJerman
pasca-Perang Dingin, memang merupakan warisan pemikiran politik de
Gaulle. Walau Hollande memang seorang sosialis, ia berbeda dalam banyak
hal dengan para penganut ajaran politik de Gaulle. Namun, sebagai kepala
negara, bukan mustahil Hollande perlahanlahan bertindak dan bersikap
seperti de Gaulle dulu.
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/05/19/ArticleHtmls/Strategi-Hollande-Merekonstruksi-Ekonomi-Eropa-19052012025004.shtml?Mode=1
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.