Krisis Negarawan kian Nyata
REFORMASI telah bergulir 14 tahun.
Berbagai prestasi telah diraih, khususnya iklim demokrasi yang relatif
makin tumbuh. Namun, situasi ter sebut berbanding terbalik dengan
kondisi kepemimpinan di negeri ini yang kian kehilangan stok negarawan.
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyebutkan elite bangsa kini
didominasi politikus. Sosok ne garawan yang menempatkan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok makin langka.
"Kita rindu akan sosok negarawan.
Kita dulu pernah punya Bung Karno.
Sekarang kok tidak muncul lagi yang seperti beliau?" kata Mahfud MD
dalam konferensi pers rencana seminar bertopik Merindukan negarawan di
Jakarta, kemarin.
Menurut Mahfud, ledakan kebebasan pascareformasi membuat para politikus
tidak beranjak menjadi negarawan. Mereka hanya berpikir dalam wilayah
politik tingkat rendah (low politics) ketimbang politik tingkat tinggi
(high politics).
Politik tingkat rendah, jelas Mahfud, adalah pola berpikir politikus
yang masih pada tahap kasatmata.
Wacana yang berkembang masih didominasi pertanyaan siapa yang berkuasa,
partai mana yang menang pemilu, bagaimana cara memenangi
pemilu, dan impian politik jangka pendek lainnya yang berakhir pada
tujuan menang dan kalah.
Itu berbeda dengan politik tingkat tinggi yang lebih memberikan harapan
dengan metode bagaimana mencari seorang negarawan, menentukan arah
tujuan bangsa, serta ide-ide besar lainnya. "Saya merasa bersalah, saya
dulu ikut berdemo untuk reformasi, tapi sekarang toh tidak lebih baik
daripada zaman Pak Harto." Jika melihat pola pencarian pemimpin untuk
2014 mendatang yang berkiblat pada popularitas, elektabilitas, dan
akseptabilitas, Mahfud tidak yakin variabel tersebut mampu menghasilkan
negarawan. Aspek moralitas dan integritas yang merupakan inti
kepemimpinan tidak menjadi ukuran.
Direktur Program Freedom Institute Hamid Basyaib menambahkan kondisi
bangsa saat ini miskin sosok inspiratif. Menurut dia, kebebasan yang
mendadak didapatkan membuat semua orang kaget.
"Apa Anda pernah mendengar pi dato seorang pemimpin yang inspi ratif
saat ini? Tidak pernah ada.
Namun, kita tidak mungkin berhenti sebagai sebuah negara untuk
menghentikan kegaduhan ini dan harus segera dibenahi." (HZ/X-7)
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/05/23/ArticleHtmls/Krisis-Negarawan-kian-Nyata-23052012002006.shtml?Mode=1
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.