Kamis, 17/05/2012 16:48 WIB
Kenaikan Gaji Sesuai Inflasi, Cegah Konflik Pengusaha-Buruh
Ramdhania El Hida - detikFinance
Jakarta - Perhitungan kenaikan gaji pegawai berdasarkan inflasi
merupakan cara yang dilakukan banyak negara. Hal ini juga yang akan
diterapkan Pemerintah dalam menentukan kenaikan gaji para PNS.
"Itu praktik yang umum di banyak negara, yaitu mematok kenaikan gaji dan
upah sesuai tingkat inflasi," ujar Pengamat Ekonomi Dradjad Wibowo
kepada detikFinance, Kamis (17/5/2012).
Menurut Dradjad, dengan kemampuan pemerintah menjaga inflasi maka hal
ini juga bisa menekan belanja pegawai dalam APBN.
"Jika inflasi bisa ditahan single digit, kebijakan ini menghemat belanja
pegawai di APBN karena kenaikan belanja gaji tidak lagi 10 persen. Jika
inflasi 6 persen, maka kenaikan belanja gaji akan berkurang 4 persen
sehingga lebh menghemat APBN," jelasnya.
Dradjad menambahkan, secara makro penerapan sistem tersebut cenderung
baik. Pasalnya, sistem itu memberikan sinyal hubungan kerja antara
perusahaan dan pekerja di mana kenaikan upah semakin mendekati inflasi
yang secara teori, dapat mengurangi konflik hubungan industrial.
"Konflik hubungan industrial itu konflik antara perusahaan versus
pekerja. Jika inflasi disepakati sebagai dasar kenaikan upah, maka kedua
pihak punya benchmark yang sama. Sehingga tidak perlu ribut-ribut
tentang Upah Minimum Regional (UMR) setiap tahun," tegasnya.
Memang perlu diakui, lanjut Dradjad, ada selisih teknis karena yang
dipakai biasanya inflasi tahun lalu, sementara inflasi tahun berjalan
belum diketahui.
"Jadi akan ada selisih sedikit yang bisa menguntungkan atau merugikan
bagi PNS, tapi itu bisa diabaikan," jelasnya.
Menurut Dradjad, yang perlu dijaga adalah daya beli riil dari pegawai
supaya tidak turun. Namun, hal ini dapat diabaikan karena bagi PNS, daya
beli riil mereka tidak naik kecuali produktivitas mereka naik, terutama
dengan adanya sistem pemberian tunjangan berupa remunerasi.
"Dari sisi konsumsi rumah tangga, saya rasa tidak akan mengurangi
konsumsi agregat. Karena, konsumsi kita sekarang banyak ditopang
penghasilan kelas menengah yang lebih bervariasi, bukan gaji PNS saja.
Hanya praktik ini tidak mengurangi kesenjangan pendapatan dengan
kelompok miskin, yang jumlahnya saya yakin lebih besar dari statistik
BPS," tandasnya
http://finance.detik.com/read/2012/05/17/164800/1919287/4/kenaikan-gaji-sesuai-inflasi-cegah-konflik-pengusaha-buruh?f9911023
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.