Perbaiki Sistem Informasi Harga PDF Print
Thursday, 17 May 2012
JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan
pentingnya perbaikan sistem informasi harga untuk mengendalikan harga
sekaligus menekan laju inflasi.
Tanpa ada informasi harga yang memadai, keadilan pasar sulit terwujud
karena ada pihak yang mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari
ketidaktahuan pihak lain. "Kalau informasi tidak mengalir, maka
tengkulak dan spekulan akan hidup subur.Kalau info diberikan di seluruh
Tanah Air, petani tahu harganya, pembeli tahu harganya, pedagang juga
tahu, sehingga pantas (harganya)," ujar Presiden SBY saat membuka
Rakornas III TPID (Tim Pengelola Inflasi Daerah) 2012 di Jakarta kemarin.
Sebagai catatan, dari 33 provinsi dan 524 kabupaten/ kota hanya 66 kota
yang dijadikan acuan indeks harga konsumen (IHK). Dari 66 kota ini,
hanya ada 44 kota kabupaten/ kota yang telah memiliki pusat informasi
harga. Presiden menambahkan, spekulan harus terus dilawan karena telah
menjadi salah satu pendorong terbesar dari pergerakan inflasi. Spekulan
bahkan telah menjadi musuh bersama di tingkat global karena permainan
mereka yang kerap membuat harga tidak stabil.
"Adanya spekulasi, money trading yang ternyata membuat harga makin tidak
real. Ada sentiment, expected inflation ditambah orang jahat,
mempermainkan untuk mendapatkan keuntungan padahal tidak
diperjualbelikan secara fisik,"papar Presiden. Selain memperbaiki sistem
informasi dan mencegah spekulan, Presiden berharap, inflasi bisa ditekan
dengan peningkatan produktivitas komoditas pangan. Pasalnya, di antara
komoditas lain, fluktuasi harga pangan paling memengaruhi
inflasi.Perbaikan distribusi juga mesti dilakukan untuk mengurangi
disparitas harga yang terlalu tinggi antara satu daerah dengan daerah lain.
"Kalau kita tahu ada persoalan di distribusi, lihat apakah
infrastrukturnya, aturannya, atau transportasinya. Jangan saling
menghambat, antardaerah saling menghambat sehingga terdongkrak
harganya," ujar mantan Menko Polhukam ini. Mengingat pentingnya
konektivitas daerah dalam menekan inflasi, Presiden meminta agar seluruh
kepala daerah meningkatkan kerja sama karena inflasi di daerah mereka
sangat berpengaruh terhadap laju inflasi secara nasional."Inflasi
nasional adalah gambaran dari inflasi daerah.Keterpaduan dan koordinasi
daerah dalam menjaga inflasi sangat penting,"tegasnya.
Rakornas kemarin, pemerintah bersama Bank Indonesia menyerahkan
penghargaan pengelolaan inflasi daerah kepada enam daerah yang dinilai
mampu menekan laju inflasi melalui sejumlah cara seperti pengendalian
harga atau perbaikan distribusi barang. Enam daerah yang memperoleh
penghargaan tersebut adalah Sumatera Utara dan Kota Pemantang Siantar
(mewakili provinsi dan kabupaten/ kota terbaik di Indonesia bagian
barat), Jawa Barat dan kota Solo (Jawa), Sulawesi Selatan dan Kota
Balikpapan (Indonesia bagian timur).
Daerah Berperan Penting
Pada kesempatan sama,Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, peran
daerah dalam mengelola tingkat inflasi nasional dinilai sangat penting
untuk diperhatikan. Pasalnya daerah di luar Jakarta menyumbang angka
inflasi nasional sebesar 77%. Darmin memaparkan, tren perkembangan
inflasi IHK dalam 5 tahun terakhir menunjukkan penurunan.Inflasi IHK
menurun karena didukung pula oleh penurunan inflasi inti dari 6% di
tahun 2007 menjadi sekitar 4-5% pada April 2012.
Dalam kurun waktu yang sama, penurunan inflasi didukung membaiknya
inflasi harga bahan pangan (volatile food) dari 12% di 2007 menjadi
sekitar 7%."Pencapaian inflasi yang cukup baik, terutama harga pangan
yang turun dari 12% ke 7%, tidak terlepas dari peran pemda dalam
mengendalikan harga,"ujarnya. Menteri Keuangan Agus Martowardoyo
menambahkan, pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No
66/PMK.011/2012 telah menetapkan sasaran inflasi IHK untuk tiga tahun
mendatang yaitu inflasi 2013 sebesar 4,5%±1%, inflasi 2014 sebesar
4,5±1%,dan inflasi 2015 sebesar 4±1%.
Menurut Agus, penetapan sasaran inflasi ini dilakukan dengan koordinasi
antara pemerintah dengan BI.Penetapan sasaran inflasi ini menunjukkan
komitmen yang kuat dari pemerintah dan BI untuk menjaga stabilitas harga
jangka pendek dan mendukung peningkatan daya saing ekonomi melalui
penurunan tingkat inflasi nasional secara bertahap dan jangka menengah
panjang. maesaroh/ erichson s
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495336/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.