PTN Tak Perlu Pertanyakan Penghasilan Orangtua
Indra Akuntono | Kistyarini | Jumat, 18 Mei 2012 | 08:31 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivis Koalisi Masyarakat Anti Komersialisasi
Pendidikan (KMSKP) Retno Listiyarti mempertanyakan relevansi kolom
jumlah penghasilan orangtua dalam formulir ujian tulis Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012.
Menurut dia, kolom tersebut akan menimbulkan potensi mengukur
pembiayaan, dan akan berpengaruh pada penerimaan siswa dalam seleksi
masuk PTN. "Semestinya tidak perlu informasi penghasilan orangtua
dimasukkan dalam formulir SNMPTN, itu data yang tidak relevan," kata
Retno, di Jakarta, Jumat (18/5/2012).
Diungkapkan Retno, informasi penghasilan orangtua akan digunakan sebagai
alat untuk menjaring kemampuan membayar. Karena itu, ia mengimbau agar
data tersebut boleh dikosongkan atau tidak perlu diisi oleh pendaftar.
Sebab menurutnya, tidak ada yang dapat menjamin jika data itu tidak
disalahgunakan, dan dijadikan salah satu faktor untuk mempertimbangkan
penerimaan siswa di PTN selain seleksi akademis.
"Itu ciri korporasi dalam pendidikan. Jaminan Mendikbud pun apa
dasarnya, apa nantinya tidak memengaruhi keputusan penerimaan. Ini mirip
sekali dengan model pendaftaran siswa di RSBI," tandasnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, jika benar data penghasilan orangtua
digunakan sebagai alat penyaring, hal itu hanya akan mempertegas bahwa
pendidikan tinggi semakin sulit diakses. "Anak miskin memang dilarang
kuliah di republik ini, era reformasi pendidikan tinggi semakin sulit
diakses," ujar Retno.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Mohammad Nuh menjamin jika kolom jumlah penghasilan orangtua hanya
berfungsi untuk melengkapi data. Nantinya, data tersebut dapat digunakan
saat yang bersangkutan akan mengajukan permohonan beasiswa bidik misi,
ataupun beasiswa lain yang terdapat di masing-masing PTN.
Mendikbud juga menjamin jika kemampuan akademik merupakan satu-satunya
indikator yang digunakan dalam penerimaan SNMPTN, dan tidak akan
mengedepankan kemampuan ekonomi masing-masing siswa.
http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/18/08311683/PTN.Tak.Perlu.Pertanyakan.Penghasilan.Orangtua
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.