SUARA MAHASISWA, Ketika Mahasiswa Tidak Sekadar Berteori PDF Print
Monday, 21 May 2012
"Kami bercerita, kemudian tertawa. Kami tidak sekadar bersuara, tapi
kami juga berkarya. Hidup mahasiswa. Hidup rakyat Indonesia!" Itulah
mahasiswa, sekelompok orang yang sedang menempuh pendidikan tertinggi di
negeri ini.
Semua tindakannya menjadi sorotan menarik untuk diperbincangkan di media
dan beberapa kalangan lain. Sekarang, tahun 2012, mahasiswa tidak hanya
sebagai sekumpulan orang yang pintar berorasi dan menuntut berbagai
macam kebijakan dari pemerintah. Mahasiswa harus bisa menciptakan
karya-karya sebagai wujud konkret dari pemikirannya.Ketika sebelumnya
orasi dan demonstrasi yang dilakukan demi kemajuan negeri, sudah saatnya
melalui karya nyata, mahasiswa juga menjadi pelaku-pelaku kemajuan
negeri itu sendiri.
Menteri Pendidikan Indonesia menyebutkan jumlah mahasiswa Indonesia
sebanyak 4.657.483 orang (2011). Angka ini memang tidak terlalu besar
dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia.Namun, angka ini juga
tidak bisa dibilang sedikit. Bayangkan ketika semua mahasiswa tersebut
mampu menciptakan inovasi tersendiri bagi kemajuan Indonesia, hasilnya
tidak tanggung-tanggung, akan membawa perubahan kepada Indonesia.
Di perkuliahan, mahasiswa sudah cukup dibekali dengan segala macam teori
yang menawarkan pengembangan pola pikir dari mahasiswa tersebut.Tinggal
kemudian mahasiswa tersebut harus mampu untuk mengaplikasikannya dalam
hasil karya yang nyata. Beberapa universitas dan tentu saja mahasiswanya
tampaknya telah menyadari hal ini sehingga memberikan wadah kepada
mahasiswa untuk bisa berkarya dan memperkenalkan kepada orang lain hasil
karya tersebut.
Salah satunya adalah kegiatan Gelar Karya Mahasiswa (GKM) oleh mahasiswa
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang mewadahi hasil karya dan
temuan beberapa mahasiswa sebagai hasil aplikasi teori kepada praktik di
kehidupan dan menghasilkan hal yang bermanfaat. Ada juga kreasi robot
dari beberapa universitas seperti Universitas Indonesia (UI), Institut
Teknologi Bandung (ITB),dan banyak lainnya yang bahkan mengikuti
kompetisi hingga ke tingkat dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa hal ini bisa menjadi suatu prestasi pengakuan
hasil karya anak bangsa tingkat dunia.Ketika kemudian ditanggapi lebih
cerdas lagi,hal ini bisa menjadi suatu lahan industri bagi mahasiswa
tersebut. Artinya barang-barang berteknologi seperti itu tidak hanya
bisa diperoleh dari asing, tetapi juga dari dalam negeri sendiri.Bahkan
hal itu bisa menjadi industri dalam negeri yang berbasis ekspor sehingga
secara tidak langsung memberikan sumbangsih dalam kemajuan Negara.
Memang dalam hal ini kemudian tanggung jawab mahasiswa menjadi lebih
banyak, tetapi hal ini harus dilakukan, mahasiswa tidak boleh hanya
sebagai generasi penerus ketidakberhasilan dari negeri ini beberapa
tahun belakangan, tetapi menjadi generasi pelurus untuk memperbaiki
kegagalan dan maju menuju pembangunan Indonesia yang lebih baik.● SHERLY
TRICIA NINGSIH Mahasiswa Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Tim
Penelitian ARC FISIP UI
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496447/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.