TAJUK, Piala Thomas dan Uber PDF Print
Monday, 21 May 2012
Hari ini tim bulu tangkis Indonesia mulai unjuk kebolehan di ajang Piala
Thomas dan Uber yang berlangsung di Wuhan,China.Masyarakat Indonesia
sangat berharap tim Garuda bisa mengukir prestasi yang membanggakan di
event bergengsi tersebut.
Sudah waktunya Indonesia kembali membawa pulang Piala Thomas dan Uber ke
Tanah Air. Harapan ini bukan sebuah hal yang mustahil. Kalau kita
mengenang sejarah,tim bulutangkis kita dulu telah banyak mengukir
prestasi.Tim merah putih benar-benar bisa menggetarkan dunia bulu
tangkis.Saat itu,Indonesia menjadi tim yang sangat ditakuti tim lawan
dari seluruh dunia. Kita pasti ingat nama-nama legendaris seperti Rudi
Hartono atau Liem Swie King yang sangat berjaya di eranya.
Kita juga sangat mengenal Susi Susanti dengan segenap prestasinya.
Berdasarkan catatan, kita telah mampu menjadi juara Piala Thomas
sebanyak 13 kali sejak pertama kali diraih Indonesia tahun 1958.Untuk
Piala Uber,kita juga telah 3 kali menjadi juara sejak pertama kali tahun
1975 dan empat kali menjadi runner up. Prestasi ini jelas sangat
membanggakan kita semua.Tak salah bila saat itu Indonesia menjadi salah
satu kiblat dunia dalam bidang bulu tangkis.
Namun, dominasi bulu tangkis Indonesia mulai meredup sejak 2002. Dan
memang kita harus akui sejak saat itu prestasi bulu tangkis Indonesia
sangat menurun drastis. Tak ada lagi prestasi yang pantas dibanggakan
seperti era-era sebelumnya. Fenomena ini patut menjadi perhatian kita
semua. Ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi keterpurukan bulu
tangkis Indonesia. Salah satunya adalah kegagalan Indonesia dalam
melakukan regenerasi para atlet muda.
Misalnya di tunggal putra, kita bisa bayangkan hampir tidak ada pemain
bulu tangkis kita yang memiliki prestasi gemilang setelah era Taufik
Hidayat yang pernah meraih medali emas Olimpiade 2004. Selain itu,
kurangnya perhatian pemerintah terhadap para atlet olah raga, termasuk
bulutangkis.Terutama ketika mereka telah tidak lagi bisa membela negara
dalam turnamen dunia. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak mantan
atlet kita hidupnya terlunta-lunta setelah mereka pensiun.
Tentunya kenyataan-kenyataan ini sangat menghambat bagaimana Indonesia
bisa mendapatkan bibit atlet yang andal karena banyak orang tidak mau
berspekulasi berkarier di bidang olahraga yang masa depannya tidak
jelas. Sejumlah faktor di atas sudah seharusnya menjadi perhatian kita
semua, terutama pemerintah, untuk segera melakukan perbaikan dalam
mengelola olahraga kita, termasuk bulutangkis.
Regenerasi olahraga sangat mutlak diperlukan agar kita terus berprestasi
di ajang-ajang bergengsi dunia. Kita sangat mengapresiasi pihak-pihak
swasta yang mau memberikan perhatian dan sumbangsihnya untuk kemajuan
bulu tangkis kita.Namun,dukungan dari pihak swasta ini jangan sampai
menjadikan pemerintah untuk lepas tangan akan tanggung jawabnya dalam
memajukan olahraga kita,termasuk bulutangkis.
Yang tak kalah penting adalah bagaimana pemerintah juga memperhatikan
nasib mantan atlet yang sebelumnya telah mengorbankan seluruh waktu dan
kemampuannya membela negara.Perhatian dan dukungan pemerintah ini pada
gilirannya akan meningkatkan semangat nasionalisme dan patriotisme bagi
warga negaranya.
Pada event Piala Thomas Uber 2012 di Wuhan China ini, kita berharap tim
merah putih bisa menjadi juara. Hari kebangkitan nasional ini bisa
dijadikan momentum bagi tim Garuda untuk mengembalikan kejayaan
bulutangkis Indonesia.
Semua sadar lawan yang dihadapi memang sangat berat, terutama China yang
telah mendominasi bulutangkis dunia saat ini.Namun, dengan semangat dan
daya juang yang tinggi,bukan tidak mungkin Piala Thomas dan Uber bisa
kita bawa pulang.Kita bisa!
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496456/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.