WAWANCARA
Yusril Ihza Mahendra: Tidak Ada Deal Dengan SBY Saat Pertemuan di Cikeas...
Minggu, 20 Mei 2012 , 08:50:00 WIB
RMOL.Begitu diketahui Yusril Ihza Mahendra dipanggil SBY ke Ciekas,
sejumlah spekulasi bermunculan. Antara lain, Presiden mau menyelesaikan
persoalan hukum ke ranah politik.
"Tidak ada seperti itu. Dalam pertemuan itu tidak ada deal dengan SBY.
Kami hanya membicarakan masalah hukum terkait putusan sela PTUN," kata
bekas Mensesneg Yusril Ihza Mahendra kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta,
kemarin.
Seperti diketahui, kuasa hukum Gubernur Bengkulu nonaktif Agusrin
Najamuddin, Yusril Ihza Mahendra bertemu Presiden SBY di Cikeas, Kamis
(17/5) malam.
Pertemuan tersebut untuk membicarakan mengenai putusan sela
Pengadilan Tata usaha Negara (PTUN) Jakarta. "Ada beberapa hal yang
beliau kemukakan kepada saya. Fokus utamanya masalah PTUN itu," ujarnya.
Menurut Yusril, SBY akan mentaati keputusan-keputusan pengadilan dan
menghormatinya. Sehingga ketika ada laporan putusan sela pengadilan
untuk menunda pelantikan gubernur Bengkulu definitif, SBY langsung
memerintahkan Mendagri untuk menunda pelantikan itu.
Agusrin divonis empat tahun penjara oleh Mahkamah Agung melalui putusan
kasasi dalam perkara korupsi BPHTB yang merugikan keuangan negara
sebesar Rp 20 miliar.
Yusril menjelaskan, Agusrin mengajukan gugatan atas Keppres Nomor 40/P
tahun 2012 dan Keppres Nomor 48/P tahun 2012. Keppres tersebut berisi
instruksi memberhentikan Agusrin dari jabatannya dan mengesahkan
pengangkatan Junaidi sebagai gubernur definitif.
Berikut kutipan selengkapnya:
Kenapa mengajukan Peninjauan Kembali?
Jaksa mengajukan kasasi. Di situlah Pak Agusrin minta bantuan saya dan
menemukan beberapa novum kekhilafan hakim dan bertentangan atar
putusan. Semua itu menjadi dasar cukup kuat untuk melaksanakan PK.
Apakah Anda menyampaikan ke SBY?
Waktu itu saya menulis surat kepada Presiden, menerangkan sebaiknya
jangan mengambil langkah penonaktifan terlebih dahulu terhadap Agusrin.
Jangan terburu-buru juga melantik Plt-nya gubernur. Sebab, pemerintah
akan dihadapkan pada persoalan yang sangat pelik.
PK itu kan masih memberikan harapan orang bebas. Kalau bebas kan
berarati ada perintah pengadilan yang mengatakan merehabilitasi
terdakwa, memberikan harkat dan martabatnya dan kedudukannya seperti
semula.
Makanya, Agusri berhak dong diaktifkan kembali sebagai Gubernur
Bengkulu. Tapi kalau wakilnya dilantik jadi gubernur, nanti bisa ada dua
gubernur dong.
Surat Anda dibaca SBY?
Pak SBY bilang kepada saya, surat saya tidak sampai tangan beliau. Tapi
saya katakan bahwa bahwa surat itu saya kirim melalui Sekretariat
Negara. Tetapi beliau langsung memanggil sesprinya dan mengatakan
untuk mencari surat saya itu seperti apa bunyinya. Kok tidak sampai ke
tangan beliau.
Tapi saya dengan Mendagri terjadi komunikasi. Kan surat saya ke
presiden juga saya tembuskan ke Mendagri.
Apa yang dikatakan Mendagri saat itu?
Mendagri mengatakan tidak akan cepat-cepat melantik. Karena akan bisa
menjadi masalah di belakang hari.
Tetapi, kami menerima surat dan tiba-tiba Pak Agusrin diberhentikan
oleh presiden dan saya pelajari surat pemberhentian itu. Saya menemukan
ada beberapa alasan yang cukup untuk dibawa ke PTUN.
Kami mohon untuk dibatalkan. Ada kemungkinan besar diterima. Kami
mencermati Keppres Nomor 48 itu dan minta ke Sekneg serta ke Mendagri
tapi nggak ada yang ngasih.
Kami lakukan gugatan baru. Tapi pada akhirnya kami minta putusan sela
supaya Keppres Nomor 48 itu lebih dulu ditunda pelaksanaannya sampai
pada keputusan berkekuatan hukum tetap. Pengadilan mengadbulkannya.
Semua itu saya ceritakan ke SBY.
Apa tanggapan SBY?
Presiden mengatakan terima kasih karena pengadilan telah memutuskan
begitu dan akan mematuhi putusan pengadilan. Sebenarnya, belum kalah.
Ini kan hanya penundaan putusan saja karena saya pikir apa yang
dilakukan hakim itu sudah benar. Artinya pengadilan itu dengan cepat
mengambil keputusan penundaaan supaya tidak terjadi masalah di
belakang hari.
Apakah ada pembicaraan selai itu saat di Cikeas?
Kalau yang lain-lain, beliau tanya terkait saya yang membela Ibu Siti
Fadilah dan lain-lain. Saya katakan, memang banyak orang-orang yang dulu
dekat sekali dengan Bapak, tiba-tiba menghadapi masalah begini dan
datang ke saya minta bantu. Ya saya bantu.
Kedatangan ke Cikeas ini akan merubah sikap kritis Anda ke SBY?
Dahulu waktu zamannya Presiden Soeharto, banyak orang menuduh
bahwa Yusril itu pro Soeharto. Saya ini sudah tiga kali menulis pidato
presiden, yakni Presiden Soeharto sebanyak 126, Habibie sekitar 80-an,
dan SBY 384.
Saya pun menjadi Menteri di tiga Presiden. Tapi dari dulu sampai
sekarang saya tidak pernah jadi orangnya orang. Saya tetap jadi diri
saya sendiri. Saya tidak mudah dipengaruhi orang.
Saya selalu konsisten dengan pendirian saya. Waktu saya ribut dengan
Hendarman Supandji, saya bilang lawan ya lawan. Sampai kapan pun akan
saya lawan.
Apakah ada pembicaraan politik dengan SBY?
Sebenarnya sejak dulu waktu saya berhenti dari Sekneg beberapa kali
juga saya bertemu dengan Pak SBY, baik di Istana Negara maupun di
rumahnya. Itu biasa-biasa saja.
Kali ini bertemu atas inisiatif dari beliau dan biasa-biasa saja. Nggak
ada satu pun yang istimewa. Beliau menegaskan kepada saya, Pak Yusril
kita ini sahabat dari dulu, sudah saling menghargai satu sama lain. Saya
katakan, saya juga begitu. [Harian Rakyat Merdeka]
http://www.rmol.co/read/2012/05/20/64419/Yusril-Ihza-Mahendra:-Tidak-Ada-Deal-Dengan-SBY-Saat-Pertemuan-di-Cikeas...-
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.