Tampilkan postingan dengan label Artikel Arsitektur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Arsitektur. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Maret 2012

Tokoh Arsitektur Modern Indonesia | Liem Bwan Tjie ( 1850-1950 )

 Tak banyak yang tahu, bahwa Kota Semarang pernah melahirkan arsitek ternama bernama Liem Bwan Tjie. Dia adalah salah seorang pelopor arsitektur modern di Indonesia. Ratusan karya arsitekturnya banyak tersebar di Indonesia. Karyakaryanya pun disejajarkan dengan karya-karya arsitek Belanda ternama yang dianggap luar biasa di HindiaBelanda pada masa 1850-1950, seperti Maclaine Pont, Hulswit, Fermont dan Cuijpers, GmelichMeiling, Aalbers. Siapa Liem Bwan Tjie? Pria berkacamata ini terlahir pada tahun 1891 di Semarang sebagai anak kelima. Ayahnya, Liem Tjing Swie, adalah seorang pedagang tekstil di kawasan Gang Warung. Liem Bwan Tjie adalah orang Indonesia pertama yang belajar di Sekolah Tinggi Teknik di Delft, Belanda. Dia juga pernah mengenyam pendidikan di Technische Hoogeschool di Delft pada 1920 dan Ecole des Beaux Arts, sekolah seni dan arsitektur di Eropa paling bergengsi pada waktu itu.


Awal karirnya di Semarang yang dimulai tahun 1929, Liem Bwan Tjie banyak membangun rumah atau vila orang-orang kaya di HindiaBelanda pada masa itu. Yang paling terkenal adalah vila milik keluarga Dr Ir Han Tiauw Tjong di Jl Tumpang yang menyerupai kapal, dan kantor pusat konglomerat Oei Tiong Ham di Jl Kepodang dan Jl Sendowo Kota Lama yang dibangun pada 1930.

Kantor dagang Oei Tiong Ham Concern yang sekarang menjadi kan tor Rajawali Nusindo, diakui banyak kalangan sebagai arsitektur cerdas.Meski dari luar nampak konvensional, memiliki bentuk tidak rumit, namun ketika masuk ke dalam banyakditemukanpemecahandesain yang unik. Bangunan ini menerapkan gaya Art Modern yang merupakan gaya populer pada paruh pertama abad ini.




Iklim Tropis Karya lain yang memperlihatkan hijaunya arsitektur rancangan Liem Bwan Tjie diantaranya rumah tinggal Poeda Pajoeng dan rumah tinggal di kawasan Peloran milik Sih Tiauw Hien, Pabrik Kopi Margorejo, perumahan Pabrik Kopi Margorejo, vila Oei Tjong Hauw (putra Oei Tiong Ham) di Kopeng, rumah Tan Tjong Le di Ungaran, vila Kwik Tjien Gwan di Tawangmangu, rumah R Van Duinen di Kopeng, dan Puri Gedeh (rumah dinas Gubernur Jateng).

Bangunan umum yang dipercayakan padanya diantaranya Gemeente Zwembad atau kolam renang Stadion di Jl Ki Mangunsarkoro, Rumah Makan Grand yang dulu pernah menjadi kampus Fakultas Teknik Undip Jl MT Haryono, gedung bioskop Grand atau Gelora, dan gedung bioskop Lux atau Murni.

Dalam tiap rancangannya, Liem Bwan Tjie selalu menempatkan faktor iklim tropis sebagai salah satu pertimbangan penting. Hujan dan sinar matahari langsung tak pernah dibiarkannya membuat penghuni bangunan merasa tidak nyaman.

Ruang di dalam pun harus nyaman dan cukup terang, misalnya dengan membuat jendela-jendela lebar yang dapat mengendalikan aliran udara.








Sumber : Suara Merdeka, Foto : Berbagai Sumber.



Selasa, 24 Januari 2012

Esensi dari Arsitektur

Banyak orang salah menafsirkan mengenai apa itu arsitektur. Sebelum kita membahas lebih lanjut ada baiknya kita mengetahui arti kata arsitektur yaitu berasal dari bahasa Yunani yaitu Arche yang berarti asli, yang utama atau yang awal serta Tektoon yang berarti menunjukkan kepada sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh dan stabil.




Dalam hal ini, saya akan merefer pendapat alah seorang sesepuh para Arsitek di Indonesia Yaitu Romo YB Mangunwijaya. Romo Mangun selain seorang Arsitek, juga sebagai seorang budayawan. Menurutnya Arsitektur itu adalah penciptaan suasana, perkawinan guna dan citra. Bukan dalam kemewahan bahan atau tehnologi yang tinggi serta letak harganya. Bahan-bahan yang sederhana justru lebih mampu mencerminkan refleksi keindahan. Guna berarti bahwa suatu karya arsitektur yang dihasilkan itu benar-benar berguna, efisien dan dapat dipakai dengan baik. Serta Citra yang berarti sesuatu yang berhubungan dengan budaya atau kebudayaan. Citra suatu karya Arsitektur itu berarti ekspresi dari rumah tersabut atau kesan yang ditimbulkan dari suatu karya Arsitektur yang terlepas dari fungsi 

Bidang Garapan Arsitektur menurut Y. B. Mangunwijaya meliputi : 
a.Ruang dan Gatra.
b.Garis dan Bidang. 
c.Bahan Material. 
d. Sarana tempat/lahan/lingkungan. 

Berarsitektur berarti berbahasa dengan Ruang dan gatra, dengan garis dan bidang, dengan material dan suasana tempat. Dalam berarsitektur, bukan hanya soal efisiensi-teknis dan fungsional saja, tetapi ada unsur lain yaitu harus adanya dimensi ‘ Budaya’ (Buku Wastu Citra Hal 7) 

Dengan Arsitektur kita mencoba mengolah unsure-unsur diatas dan berusaha menciptakan kesan serta suasana tertentu, yaitu dengan pengolahan dan permainan massa, gatra, ruang dan sebagainya, sehingga dengan pengolahan tersebut diharapkan kita dapat menciptakan kesan dan suasana nikmat, aman dan nyaman, dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu karya Arsitektur yang dirancang tersebut benar-benar berhasil. 

Dalam berkarya arsitektur yang baik kita hendaknya menampakkan kejujuran, kewajaran serta kebenaran, dan biarkanlah dengan kejujuran, kebenaran serta kewajaran tersebut terpancar suatu keindahan. 

Kita sebagai Arsitek mempunyai tugas untuk mengolah Arsitektur yang lengkap, lebih utuh dalam arti suatu total Architecture. Menciptakan Arsitektur adalah memanfaatkan dan mengangkat martabat alam, atau sering disebut dengan Arsitektur yang berwawasan lingkungan. Jadi dalam kita berarsitektur, kita harus menyesuaikan dengan keadaan sekitar kita agar apa yang akan kita buat nantinya tidak akan merusak keadaan sekitarnya, bahkan sebaliknya yaitu dengan memanfaatkan lingkungan disekitarnya untuk menghasilkan suatu karya arsitektur yang baik, sehingga karya Arsitektur yang kita buat akan lebih memperindah lingkungan yang telah ada. 

Hal itulah kiranya yang sering dilupakan oleh para Arsitek kita yang mungkin lupa dengan keadaan disekitar, sehingga hasil karya arsitektur yang dihasilkan sering kali merusak atau memperburuk keadaan tempat karya arsitektur itu berdiri. 

Mungkin ini dapat menjadi bahan renungan kita bersama demi tercapainya suatu karya Arsitektur yang lebih baik.

Sejarah Arsitektur Indonesia

Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional adalah bangunan yang dibangun oleh zaman kuno. Arsitektur vernakular juga bentuk lain dari arsitektur tradisional, terutama bangunan rumah hunian, dengan beberapa penyesuaian membangun oleh beberapa generasi ke generasi. Arsitektur Baru atau kontemporer lebih banyak menggunakan materi dan teknik konstruksi baru dan menerima pengaruh dari masa kolonial Belanda ke era pasca kemerdekaan. Pengenalan semen dan bahan-bahan modern lainnya dan pembangunan dengan pertumbuhan yang cepat telah menghasilkan hasil yang beragam. 

Arsitektur Klasik Indonesia 
Ciri khas arsitektur klasik Indonesia dapat dilihat paada bangunan candi dengan struktur menaranya. Candi Buddha dan Hindu dibangun dari batu, yang dibangun di atas tanah dengan cirikhas piramida dan dihiasi dengan relief. Secara simbolis, bangunan adalah sebagai representasi dari Gunung Meru yang legendaris, yang dalam mitologi Hindu-Buddha diidentifikasi sebagai kediaman para dewa. Candi Buddha Borobudur yang terkenal dari abad ke-9 dan Candi Prambanan bagi umat Hindu di Jawa Tengah juga dipenuhi dengan gagasan makro kosmos yang direpresentasiken dengan sebuah gunung. Di Asia Timur, walau dipengaruhi oleh budaya India, namun arsitektur Indonesia (nusantara) lebih mengedapankan elemen-elemen masyarakat lokal, dan lebih tepatnya dengan budaya petani. 

Budaya Hindu paling tidak 10 abad telah mempengaruhi kebudayaan Indonesia sebelum pengaruh Islam datang. Peninggalan arsitektur klasik (Hindu-Buddha) di Indonesia sangat terbatas untuk beberapa puluhan candi kecuali Pulau Bali yang masih banyak karena faktor agama penduduk setempat.

Arsitektur vernakular di Indonesia 
Arsitektur tradisional dan vernakular di Indonesia berasal dari dua sumber. Pertama adalah dari tradisi Hindu besar dibawa ke Indonesia dari India melalui Jawa. Yang kedua adalah arsitektur pribumi asli. Rumah-rumah vernakular yang kebanyakan ditemukan di daerah pedesaan dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti atap ilalang, bambu, anyaman bambu, kayu kelapa, dan batu. Bangunan adalah penyesuain sepenuhnya selaras dengan lingkungan sekitar. Rumah-rumah di pedalaman di Indonesia masih banyak yang menggunakan bambu, namun dengan seiring dengan proses modernisasi, bangunan-bangunan bambu ini sedikit demi sedikit diganti dengan bangunan dinding bata.

Arsitektur tradisional di Indonesia 

 Bangunan vernakular yang tertua di Indonesia saat ini tidak lebih dari sekitar 150 tahun usianya. Namun dari relief di dinding abad ke-9 di candi Borobudur di Jawa Tengah mengungkapkan bahwa ada hubungan erat dengan arsitektur rumah vernakular kontemporer yang ada saat ini. Arsitektur vernakular Indonesia juga mirip dengan yang dapat ditemukan di seluruh pulau-pulau di Asia Tenggara. Karakteristik utamanya adalah dengan digunakannya lantai yang ditinggikan (kecuali di Jawa), atap dengan kemiringan tinggi menyerupai pelana dan penggunaan material dari kayu dan bahan organik tahan lama lainnya. 

Pengaruh Islam dalam Arsitektur 
Budaya Islam di Indonesia dimulai pada tahun 13 Masehi ketika di Sumatra bagian utara muncul kerajaan Islam Pasai di 1292. Dua setengah abad kemudian bersama-sama juga dengan orang-orang Eropa, Islam datang ke Jawa. Islam tidak menyebar ke kawasan Indonesia oleh kekuatan politik seperti di India atau Turki namun lebih melalui penyebaran budaya. Budaya Islam pada arsitektur Indonesia dapat dijumpai di masjid-masjid, istana, dan bangunan makam. 

Menurunnya kekuatan kerajaan Hindu Majapahit di Jawa menandai bergantinya periode sejarah di Jawa. Kebudayaan Majapahit tersebut meninggalkan kebesarannya dengan dengan serangkaian candi-candi monumental sampai abad keempat belas. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa "Zaman Klasik" di Jawa ini kemudian diganti dengan zaman "biadab" dan juga bukanlah awal dari "Abad Kegelapan". Selanjutnya kerajaan-kerajaan Islam melanjutkan budaya lama Majapahit yang mereka adopsi secara jenius. "New Era" selanjutnya menghasilkan ikon penting seperti masjid-masjid di Demak, Kudus dan Banten pada abad keenam belas. Juga dengan situs makam Imogiri dan istana-istana Yogyakarta dan Surakarta pada abad kedelapan belas. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam tidak memperkenalkan bentuk-bentuk fisik baru dan ajaran-ajarannyapun diajarkan lebih dalam cara-cara mistis oleh para sufi, atau dengan kata lain melalui sinkretisme, sayangnya hal inilah yang mempengaruhi ‘gagal’nya Islam sebagai sebuah sistem baru yang benar-benar tidak menghapuskan warisan Hindu ( lihat Prijotomo, 1988).

Masjid Kudus dengan Gaya Hindu untuk Drum Tower dan Gerbang 

 Penyebaran Islam secara bertahap di kawasan Indonesia dari abad ke-12 dan seterusnya dengan memperkenalkan serangkaian penting pengaruh arsitektur. Namun, perubahan dari gaya lama ke baru yang lebih bersifat ideologis baru kemudian teknologi. Kedatangan Islam tidak mengarah pada pengenalan bangunan yang sama sekali baru, melainkan melihat dan menyesuaikan bentuk-bentuk arsitektur yang ada, yang diciptakan kembali atau ditafsirkan kembali sesuai persyaratan dalam Islam. Menara Kudus, di Jawa Tengah, adalah contoh dalam kasus ini. Bangunan ini sangat mirip dengan candi dari abad ke-14 di era kerajaan Majapahit, menara ini diadaptasi untuk kepentingan yang lebih baru dibangun masjid setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Demikian pula, masjid-masjid di awal perkembangan Islam di Indonesia murni terinspirasi dari tradisi bangunan local yang ada di Jawa, dan tempat lain di Nusantara, dengan empat kolom utama yang mendukung atap tengahnya. Dalam kedua budaya ini empat kolom utama atau Saka Guru mempunyai makna simbolis. 

Gaya Belanda dan Hindia Belanda 
Pengaruh Barat di mulai jauh sebelum tahun 1509 ketika Marco Polo dari Venesia melintasi Nusantara di 1292 untuk kegiatan perdagangan. Sejak itu orang-orang Eropa berusaha untuk merebut kendali atas perdagangan rempah-rempah yang sangat menguntungkan. Portugis dan Spanyol, dan kemudian Belanda, memperkenalkan arsitektur mereka sendiri dengan cara awal tetap menggunakan berbagai elemen arsitektur Eropa, namun kemudian dapat beradaptasi dengan tradisi arsitektur lokal. Namun proses ini bukanlah sekadar satu arah: Belanda kemudian mengadopsi unsur-unsur arsitektur pribumi untuk menciptakan bentuk yang unik yang dikenal sebagai arsitektur kolonial Hindia Belanda. Belanda juga sadar dengan mengadopsi arsitektur dan budaya setempat kedalam arsitektur tropis baru mereka dengan menerapkan bentuk-bentuk tradisional ke dalam cara-cara modern termasuk bahan bangunan dan teknik konstruksi. 

Gereja Blenduk dan Lawang Sewu bangunan, contoh dari arsitektur Belanda 

Bangunan kolonial di Indonesia, terutama periode Belanda yang sangat panjang 1602 - 1945 ini sangat menarik untuk menjelajahi bagaimana silang budaya antara barat dan timur dalam bentuk bangunan, dan juga bagaimana Belanda mengembangkan aklimatisasi bangunan di daerah tropis. Menurut Sumalyo (1993), arsitektur kolonial Belanda di Indonesia adalah fenomena budaya unik yang pernah ditemukan di tempat lain maupun di tanah air mereka sendiri. Bangunan-bangunan tesebut adalah hasil dari budaya campuran kolonial dan budaya di Indonesia. 

Perbedaan konsep Barat dan Indonesia ke dalam arsitektur adalah terletak pada korelasi antara bangunan dan manusianya. Arsitektur Barat adalah suatu totalitas konstruksi, sementara itu di Timur lebih bersifat subjektif, yang lebih memilih penampilan luar terutama façade depan. Kondisi alam antara sub-tropis Belanda dan tropis basah Indonesia juga merupakan pertimbangan utama bangunan Belanda di Indonesia. 

Sebenarnya, Belanda tidak langsung menemukan bentuk yang tepat untuk bangunan mereka di awal perkembangannya di Indonesia. Selama awal kolonisasi Eropa awal abad 18, jenis bangunan empat musim secara langsung dicangkokkan Belanda ke iklim tropis Indonesia. Fasade datar tanpa beranda, jendela besar, atap dengan ventilasi kecil yang biasa terlihat di bagian tertua kota bertembok Belanda, juga digunakan seperti di Batavia lama (Widodo, J. dan YC. Wong 2002). 

Menurut Sumintardja, (1978) VOC telah memilih Pulau Jawa sebagai pusat kegiatan perdagangan mereka dan bangunan pertama dibangun di Batavia sebagai benteng Batavia. Di dalam benteng, dibangun rumah untuk koloni, memiliki bentuk yang sederhana seperti rumah asli di awal tapi belakangan diganti dengan rumah gaya Barat (untuk kepentingan politis). Dinding batu bata rumah, mereka mengimpor bahan langsung dari Belanda dan juga dengan atap genteng dan interior furniture. Rumah-rumah yang menjadi tradisi pertama rumah-rumah tanpa halaman, dengan bentukan memanjang seperti di Belanda sendiri. Rumah-rumah ini ada dua lantai, sempit di façade tapi lebar dalam. Rumah tipe ini selanjutnya banyak digunakan oleh orang-orang cina setelah orang Belanda beralih dengan rumah-rumah besar dengan halaman luas. Rumah-rumah ini disebut sebagai bentuk landhuizen atau rumah tanpa beranda dalam periode awal, setelah mendapat aklimatisasi dengan iklim setempat, rumah-rumah ini dilengkapi dengan beranda depan yang besar seperti di aula pendapa pada bangunan vernakular Jawa. 

Pada awalnya, rumah-rumah ini dibangun dengan dua lantai, setelah mengalami gempa dan juga untuk tujuan efisiensi, kemudian rumah-rumah ini dibangun hanya dalam satu lantai saja. Tetapi setelah harga tanah menjadi meningkat, rumah-rumah itu kembali dibangun dengan dua lantai lagi. 

Penentuan desain arsitektur menjadi lebih formal dan ditingkatkan setelah pembentukan profesi Arsitek pertama di bawah Dinas Pekerjaan Umum (BOW) pada 1814-1930. Sekitar tahun 1920-an 1930-an, perdebatan tentang masalah identitas Indonesia dan karakter tropis sangat intensif, tidak hanya di kalangan akademis tetapi juga dalam praktek. Beberapa arsitek Belanda, seperti Thomas Karsten, Maclaine Pont, Thomas Nix, CP Wolf Schoemaker, dan banyak lainnya, terlibat dalam wacana sangat produktif baik dalam akademik dan praksis. Bagian yang paling menarik dalam perkembangan Arsitektur modern di Indonesia adalah periode sekitar 1930-an, ketika beberapa arsitek Belanda dan akademisi mengembangkan sebuah wacana baru yang dikenal sebagai "Indisch-Tropisch" yaitu gaya arsitektur dan urbanisme di Indonesia yang dipengaruhi Belanda 

Tipologi dari arsitektur kolonial Belanda; hampir bangunan besar luar koridor yang memiliki fungsi ganda sebagai ruang perantara dan penyangga dari sinar matahari langsung dan lebih besar atap dengan kemiringan yang lebih tinggi dan kadang-kadang dibangun oleh dua lapis dengan ruang yang digunakan untuk ventilasi panas udara. 

Arsitek-arsitek Belanda mempunyai pendekatan yang baik berkaitan dengan alam di mana bangunan ditempatkan. Kesadaran mereka dapat dilihat dari unsur konstruksi orang yang sangat sadar dengan alam. Dalam Sumalyo (1993,): Karsten pada tahun 1936 dilaporkan dalam artikel: "Semarangse kantoorgebouwen" atau Dua Office Building di Semarang Jawa Tengah: 

1. Pada semua lantai pertama dan kedua, ditempatkan pintu, jendela, dan ventilasi yang lebar diantara dia rentang dua kolom. Ruangan untuk tiap lantai sangat tinggi; 5, 25 m di lantai pertama dan 5 m untuk lantai dua. Ruangan yang lebih tinggi, jendela dan ventilasi menjadi sistem yang baik untuk memungkinkan sirkulasi udara di atap, ada lubang ventilasi di dinding atas (di atas jendela) 

2. Disamping lebar ruang yang lebih tinggi, koridor terbuka di sisi Barat dan Timur meliputi ruang utama dari sinar matahari langsung. 

Ketika awal urbanisasi terjadi di Batavia (Jakarta), ada begitu banyak orang membangun vila mewah di sekitar kota. Gaya arsitekturnya yang klasik tapi beradaptasi dengan alam ditandai dengan banyak ventilasi, jendela dan koridor terbuka banyak dipakai sebagai pelindung dari sinar matahari langsung. Di Bandung, Villa Isolla adalah salah satu contoh arsitektur yang baik ini (oleh Schoemaker1933) 

Villa Isolla, salah satu karya arsitektur Belanda di Indonesia 

Arsitektur Kontemporer Indonesia 
Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, bangunan modern mengambil alih Indonesia. Kondisi ini berlanjut ke tahun 1970-an dan 1980-an ketika pertumbuhan eknomi yang cepat Indonesia yang mengarah pada program-program pembangunan besar-besaran di setiap sector mulai dari skema rumah murah, pabrik-pabrik, bandara, pusat perbelanjaan dan gedung pencakar langit. Banyak proyek bergengsi yang dirancang oleh arsitek asing yang jarang diterapkan diri mereka untuk merancang secara khusus untuk konteks Indonesia. Seperti halnya kota-kota besar di dunia, terutama di Asia, sebagai korban dari globalisasi terlepas dari sejarah lokal, iklim dan orientasi budaya.

 
Rumah-rumah kontemporer di Indonesia 

Arsitektur modern Indonesia umumnya mulai di sekitar tahun 50an dengan dominasi bentuk atap. Model bangunan era kolonial juga diperluas dengan teknik dan peralatan baru seperti konstruksi beton, AC, dan perangkat lift. Namun, sepuluh tahun setelah kemerdekaan, kondisi ekonomi di Indonesia belum cukup kuat. Sebagai akibat, bangunan yang kurang berkualitas terpaksa lahir. Semua itu sebagai upaya untuk menemukan arsitektur Indonesia modern, seperti halnya penggunaan bentuk atap joglo untuk bangunan modern. 

Arsitektur perumahan berkembang luas pada tahun 1980-an ketika industri perumahan booming. Rumah pribadi dengan arsitektur yang unik banyak lahir tapi tidak dengan perumahan massal. Istilah rumah rakyat, rumah berkembang, prototipe rumah, rumah murah, rumah sederhana, dan rumah utama dikenal baik bagi masyarakat. Jenis ini dibangun dengan ide ruang minimal, rasional konstruksi dan non konvensional (Sumintardja, 1978) 

Permasalahan untuk Arsitektur Indonesia 
Gerakan-gerakan baru dalam arsitektur seperti Modernisme, Dekonstruksi, Postmodern, dll tampaknya juga diikuti di Indonesia terutama di Jawa. Namun, dalam kenyataannya, mereka menyerap dalam bentuk luar saja, bukan ide-ide dan proses berpikir itu sendiri. Jangan heran jika kemudian muncul pandangan yang dangkal; "Kotak-kotak adalah Modern, Kotak berjenjang adalah pasca Modern" (Atmadi, 1997). Arsitektur hanya hanya dilihat sebagai objek bukan sebagai lingkungan hidup. 

Sumalyo, (1993) menyatakan bahwa pandangan umum arsitektur Barat: 'Purism', di mana untuk menunjuk Bentuk dan Fungsi, adalah berlawanan dengan konsep-konsep tradisi yang memiliki konteks dengan alam. Kartadiwirya, dalam Budihardjo (1989,) berpendapat, mengapa prinsip tropis 'nusantara' arsitektur jarang dipraktekkan di Indonesia adalah karena pemikiran dari proses perencanaan tidak pernah menjadi pemikiran. Mereka hanya hanya mengajarkan tentang perencanaan konvensional selama 35 tahun tanpa perubahan berarti sampai beberapa hari. Sayangnya hamper semua bahan pengajaran dalam arsitektur berasal dari cara berpikir Barat yang menurut Frick (1997) telah menghasilkan kelemahan arsitektur Indonesia. Dia juga menjelaskan bahwa Bahan menggunakan bangunan modern hanya karena alasan produksi massal yang lebih 'Barat' dan jauh dari tradisi setempat. Kondisi ini telah memicu penggunaan bahan yang tidak biasa dan tanpa kondisi lokal. Lalu bagaimanakah seharusnya arsitektur Indonesia?

Minggu, 15 Januari 2012

Evolusi Arsitektur Nusantara

Dalam menghadapi krisis identitas arsitektur bangsa kita, pencarian jati diri ke-nusantara-an membutuhkan nalar yang menerawang masa purba, ketika orang mulai memikirkan untuk merekayasa elemen alam menjadi sebuah ‘tempat’. ‘Tempat’ paling purba untuk sebuah ‘ruang’ yang dibutuhkan agar dapat beristirahat sejenak dari kegiatan berbudi dan berdaya bagi sebuah perjalanan kehidupan. Contoh kasus yang digunakan dalam tulisan ini adalah karya masyarakat pulau Madura, khususnya pada wilayah yang terpencil dan sulit terjangkau sistem transportasi.

Gambar 1. Sebuah gubuk (di tambak garam) 

yang berevolusi menjadi bentuk lain (di tepi pantai terpencil) yang lebih besar dengan teknik pencerminan. Sebuah bentuk atap satu sisi yang berevolusi menjadi bentuk atap pelana.


Gambar 2. Sebuah gubuk beratap pelana 

ditambah teritis untuk memperluas ’ruang’, berevolusi menjadi rumah dengan memperbesar skala, menapakkan ke tanah dan menutupi dengan lebih banyak dinding.


Gambar 3. Sebuah rumah yang mengalami evolusi 

dengan lebih memperhatikan kualitas bahan dinding, berevolusi lagi dengan menambah teritis di sisi lainnya, dipercantik dengan ornamentasi pagar rumah (bukan pagar halaman)


Gambar 4. Pemikiran terhadap kualitas bahan yang lebih tahan cuaca

membuat bentuk atap pelana menjadi perisai, evolusi yang lebih tinggi menyentuhkan budaya manusia dengan ornamentasi dan warna


Setiap lokasi di muka bumi pasti memiliki spesifikasi tertentu, penyelesaian masalah desain arsitektur juga spesifik untuk setiap lokasi. Contoh di pulau madura adalah salah satu penyelesaian masalah desain arsitektur di daerah pesisir. Tentunya penyelesaian ini akan berbeda jika terjadi di daerah hutan datar, daerah pegunungan kering, daerah pegunungan subur, daerah di kaki gunung, daerah di lereng gunung, dan sebagainya. Sketsa berikut memperlihatkan evolusi serupa yang terjadi untuk arsitektur Jawa.

Gambar 5. Evolusi arsitektur Jawa, dari vernakular ke tradisional

Tentunya evolusi arsitektur yang terjadi di pulau Sumatra akan memiliki perbedaan. Begitu pula dengan kota medan, wilayah minang, wilayah sunda, pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, dan lain-lain. Semuanya memiliki ciri tersendiri yang perlu digali oleh putra-putra terbaik dari daerahnya. Arsitek-arsitek nusantara yang adiluhung membawa jiwa leluhur kita.

Sudah barang tentu pada saat ini ilmu teknik bangunan dan arsitektur demikian majunya. Berbagai filosofi, langgam, bahan, struktur dan konstruksi baru sudah demikian memusingkan arsitek nusantara masa kini. Tatanan dan aturan tradisional dengan berbagai keunikan cara dan penamaan elemen konstruksi merupakan tambahan permasalahan baru bagi arsitek masa kini yang ingin bereksplorasi dengan ke-nusantara-an. Justru kerumitan inilah yang membuat arsitektur nusantara semakin dijauhi karena memang sulit didekati.

Perlu formula baru yang dapat membuang segala kesulitan ilmu arsitektur ’import’ yang memusingkan. Perlu pemahaman baru agar order nusantara tetap dapat diterapkan dengan lebih sederhana dalam berarsitektur. Perlu semangat baru agar arsitektur nusantara dapat menjadi produk ’eksport’ yang membanggakan. Akhirnya memang perlu niat bersih dari arsitek nusantara untuk dapat bekerjasama dengan meminggirkan setiap ke’aku’an. [Tjahja Tribinuka ~ Dosen Jurusan Arsitektur ITS]

Sumber: architect-news.com

Jumat, 23 Desember 2011

Ridwan .K : Merangsang Ruang Bermain yang Kreatif bagi Kota

Bandung - Ruang-ruang publik yang diperuntukkan sebagai arena bermain di suatu kota menjadi satu hal penting untuk merangsang warga kota agar lebih kreatif. Saat ini masyarakat di kota besar seolah kehilangan ruang untuk bermain di ruang publik kota. Terutama di kota-kota besar, arena-arena bermain kini telah diambil alih oleh kapitalisasi ekonomi. Hal itu mengakibatkan hilangnya ruang-ruang bermain yang bebas dan gratis bagi masyarakat di kota besar.


“Kota besar sekarang terlalu banyak dikapitalisasi ekonomi. Untuk bermain saja, harus merogoh kocek mahal ke tempat-tempat seperti Trans Studio atau Kidzania. Padahal manusia itu kan hakikatnya bermain. Justru kota-kota besar sekarang krisis tempat bermain untuk warga kotanya sendiri,” ujar arsitek Ridwan Kamil dalam paparannya mengenai “Urban Play” di acara Indonesia Bermain, Sabuga Bandung, Minggu (23/10) lalu. 

Kota juga tidak bisa memfasilitasi warganya untuk bermain. Salah satunya Sungai Cikapundung yang tidak layak dijadikan arena bermain karena airnya yang kotor. Menurut Ridwan Kamil, kurangnya ruang bermain mengakibatkan vandalisme dari warga kota itu sendiri. “Karena kota itu tidak ada sarana bermain skate, jadinya para skater memanfaatkan ruang publik lainnya agar mereka bisa bermain. Padahal seharusnya pemerintah kota bisa menyediakan sarana bermain skate bagi mereka,” lanjut pria yang akrab disapa Emil ini. 

Konsep “Urban Play” yang dipresentasikan oleh Ridwan Kamil ini mengajak warga kota agar secara kreatif memanfaatkan fasilitas kota menjadi sarana bermain yang bebas dan gratis. Menurut Emil, fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam suatu kota bisa dimanfaatkan sebagai arena bermain seperti gedung tinggi, kawasan publik, taman, jalan, sungai, dan sebagainya. 

Salah satu contoh konkret yang memanfaatkan fasilitas kota sebagai arena bermain yaitu permainan olahraga Parkour yang memanfaatkan gedung-gedung atau kawasan tinggi sebagai arena bermainnya. Konsep bermain yang diterapkan “Urban Play” adalah membangun kota yang bisa interaktif dengan warganya. Tak sekedar bermain, namun warga pun dituntut melakukan inovasi-inovasi kreatif terhadap kotanya. Tujuan dari “Urban Play” ingin membangun dan mengangkat optimisme warga terhadap kotanya melalui sarana permainan. 

“Di kota kita butuh mendisiplinkan orang-orang dengan cara kreatif,” papar arsitek yang karyanya sudah bertebaran di banyak negara. 

Ridwan Kamil memberi contoh taman lanjut usia (lansia) di Perancis yang merangsang para orang tua itu untuk bermain dan berkomunikasi di taman tersebut melalui permainan bola yang mirip permainan adu kelereng. Menurutnya, ide-ide kreatif justru bisa lahir dari sesuatu hal yang fun dan rileks. Selain itu, kadang kreativitas juga muncul setelah ada interaksi antar warga.


“Kalau kotanya saja tidak ada ruang untuk bermain, bagaimana warganya mau keluar rumah. Padahal kreativitas selalu muncul saat warga bisa saling berinteraksi. Saling bertemu dan saling ngobrol. Baru ide-ide bisa muncul,” lanjutnya. 

Menurutnya, ide mengenai “Urban Play” bisa terealisasi dengan basis kolaborasi antar warga dari berbagai latar belakang pendidikan. Contohnya, “Piano Stairs” di Stockholm, Swedia yang menggabungkan disiplin seni, elektro, dan musik, sehingga efeknya mendorong warga kota lebih memilih menggunakan tangga dibanding elevator. Konsep bermain yang fun dan dipadukan dengan kreativitas membuat kota lebih berwarna dan menarik. 

“Intinya, bagaimana membuat warga kota bisa berkolaborasi dengan ide-idenya agar kota menjadi lebih menarik,” ujar Ridwan Kamil.

Teks dan foto : Idhar Resmadi
Sumber : arsitektur.indonesiakreatif.net

Senin, 05 Desember 2011

Rangcangan Gedung Baru DPR RI, katanya plagiat (?)

Rencana pembangunan gedung baru DPR RI mulai diwacanakan pada tahun Desember 2007 dan Juli 2008 Rancangan desain gedung DPRnya sendiri mulai dipublikasikan pada Februari 2009 dengan Rizal Syarifuddin sebagai Arsitek dan PT Yodya Karya sebagai konsultan perencananya. 

Berdasarkan kebutuhan akan ruang yang memadai bagi aktfitas kerja anggota DPR RI. Anggota DPR RI Periode 2004 – 2009 kemudian dilanjutkan oleh Anggota Periode 2009 – 2014 mengusulkan agar dibangun gedung baru yang representatif sesuai dengan kebutuhan yang berkembang saat ini dan mendatang. Pembangunan gedung baru DPR ini telah disepakati dalam rapat koordinasi antara Tim Kerja BURT DPR RI dengan Tim Kerja PURT DPD RI. Lokasi pembangunan gedung baru terletak di selatan gedung nusantara 1 sesuai dengan blok plan yang telah disetuju.


Rencana pembangunan Gedung baru DPR RI, tidak hanya menuai penolakan dari masyarakat karena total anggaran pembangunan yang sangat mahal, tapi juga karena rancangan gedungnya yang dinilai meniru bangunan gedung parlemen Chile.

Dalam Undang-Undang Hak Kekayaan Intelektual, desain arsitektur masuk ke dalam perlindungan hak cipta di UU Hak Cipta No. 19 di tahun 2002. Jadi apabila terjadi pelanggaran hak cipta berupa peniruan, maka dapat di katategorikan melakukan tindak pidana.

Namun menurut Ari Juliono Konsultan Hak Karya Intelektual, satu karya tidak dapat langsung dikatakan melanggar hak cipta. Ada dua hal yang harus diklarifikasi dan dibuktikan guna menyatakan satu karya desain arsitektur dianggap mencontek. Pembuktian seberapa jauh kesamaan ciri karyanya. Kalau ternyata pernah melihat dan jadi terinspirasi sehingga sama desainnya itu bisa dibilang menjiplak. Perlu dilihat kemungkinan asal desainer karya arsitektur tersebut. Bisa jadi ternyata perusahaan desainernya sama atau ada keterkaitan antara desainer.

Data Proyek:
Nama Proyek Gedung Baru DPR RI | Arsitek Rizal Syarifuddin dan Budi Asdar Sukada | Owner DPR RI Konsultan  | Masterplan PT. Virama Karya Konsultan | Perencana PT. Yodya Karya | Manajemen Konstruksi PT. Ciria Jasa Tinggi | Bangunan 27 lantai | Luas total bangunan ± 120.000 m2 | Lokasi Kompleks Gedung DPR MPR RI di selatan gedung nusantara 1 | Biaya Pembangunan 1,8 T | Ide desain : “Gedung Berlubang” , bentuk bingkai sebagai manifestasi dari bingkai keberagaman.

UU Hak Cipta No. 19 tahun 2002, berlaku untuk semua ciptaan yang tidak hanya menjadi milik negara dan badan hukum. Pihak swasta ataupun negara, dapat mengajukan gugatan bila memang merasa karyanya dijiplak. Itu bisa sepanjang kedua negara sama-sama menjadi peserta perjanjian multilateral untuk hak cipta.
Undang-undang yang berlaku di Indonesia, merupakan ratifikasi dari konvensi internasional terkait hak cipta pula. Indonesia dan Chile termasuk menjadi salah satu negara yang telah meratifikasi konvensi tersebut. Karena itu bila seseorang atau lembaga tertentu terbukti bersalah memperbanyak, meniru tanpa izin, maka dia dapat dikenakan pidana penjara maksimal 7 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar. Juga bisa tuntutan berupa kerugian materiil yang besarannya bebas tergantung tuntutan.

Menurut A. Rizky A. Adiwilaga Konsultan HKI, Penilaian terjadinya peniruan atau tidak dalam sebuah karya arsitektur juga dapat dilakukan melalui, Penjelasan/presentasi proses desain oleh sang arsitek dan Penilaian kasat mata oleh masyarakat yang melihatnya.

Pada rancangan gedung DPR RI sendiri, sang arsitek Rizal Syarifuddin mengatakan dalam milis IAI, “Awalnya, bentuk bingkai yang kami tawarkan (sebagai manifestasi dari bingkai keberagaman). Tetapi dalam proses rancangan gedung ini, intervensi owner/user/pemberi tugas cukup intens [Bila ada pendapat bahwa karya arsitektur sebenarnya karya bersama antara arsitek dan kliennya, mungkin kasus ini bisa menjadi contohnya, bahkandengan penekanan tertentu, dalam kasus ini kliennya terdiri dari banyak orang, fraksi, partai, dsb yang seringkali memberi masukan dan keinginan berbeda-beda. Hal ini pengalamanbaru bagi saya yang baru kali ini melayani klien dengan ratusan keinginan [sehingga bentuk bangunan yang pernah saya hasilkan juga beragam untuk mencoba menyatukan keinginanmereka]. 

Salah satunya adalah keinginan sebagian mereka untuk membuatbangunan semacam petronas. Artinya menara kembar yang dihubungkan denganjembatan.(silahkan googling dengan keyword “gedung dpr, petronas”. Keinginan diantara mereka itu terekam dalam berita di beberapa media, kemudian). Pada saatnya saya (bila dikehendaki) akan memaparkan proses disain ini, bila itu berguna bagi kita semua. Saya sebut pada saatnya, karena bentuk yang mungkin telah rekan-rekan lihat belum tentu yang akan dibangun, karena proses ini belum selesai.”

Sementara itu arsitek senior yang dimintai bantuan dalam proses perencanaan gedung ini Budi Sukada juga memberi penjelasan mengenai prosesnya, “Desain U terbalik itu melambangkan sebuah filosofi atas keberadaan DPR. Kami mengambil U terbalik dengan mengambil filosofi gerbang. Ini melambangkan DPR sebagai gerbang aspirasi rakyat menuju masa depan yang lebih baik. Desain gedung baru dirancang selama dua tahun sejak 2007. Proses selama itu dilakukan sejak inisiasi, survei lapangan, serta memperhitungkan kebutuhan dan kapasitas gedung baru. Jumlah tim yang mendukung desain itu mencapai puluhan orang dengan latar belakang pendidikan teknik arsitektur dan sipil.”

Berikut ini gambaran konsep desain gedung baru DPR RI, dengan beberapa gedung lain yang memiliki bentuk yang hampir serupa.

Gedung Baru DPR RI

Konsep BINGKAI 
merupakan filosofi dari anggota DPR yang berasal dari beragam latar belakang daerah dan budaya,
Bentuk GERBANG 
merupakan metafora dari HARAPAN, bahwa gedung ini bisa menjadi gerbang bagi kemakmuran bangsa Indonesia. Bentuk gerbang selalu mengandalkan adanya dua pilar kokoh yang menyanggah balok diatasnya.


Dan inilah gedung Parlemen Chilee yang katanya ditiru itu.

Gedung Parlemen Independen Archo Britan Chile

Tapi sebenarnya, bukan hanya gedung parlemen chileee yang mengambil filosophi bentuk persegi yang bolong tengahnya. Tapi ada banyak bangunan lain di berbagai Negara yang mengambil filosophi yang sama. Yaitu bentuk Gerbang sebagai pintu masuk, untuk suatu makna tertentu.

Grande Arche Paris
The Gate Building DIFC Dubai
Twin Tower Office Osaka
Rufi Tower
Gate of The Orient Suzhou

Kesimpulan:
setelah melihat dari filosophi bentuk, contoh2 bangunan yang ada, desain gedung DPR RI tidak meniru sama sekali. Karena shape seperti ini sudah mendunia, umum.

tapi dari semua itu yang paling penting adalah titipan kesimpulan dari rakyat untuk para anggota dewan bukan? :) Penulis : Andini M ~ anrctect.blogspot.com

Tujuh Arsitek yang Berpengaruh di Indonesia

1. Y.b mangunwijaya pr. (1929 - 1999)

entah mengapa para arsitek bisa begitu indahnya berkaya di berbagai bidang selain arsitektur itu sendiri, apakah karena arsitektur itu seni? Ataukah karena membangun adalah pada dasarnya dorongan spiritual kodrati setiap manusia? Jujur sebagai seorang insinyur sipil saya agak iri hati. Arsitek satu ini menempati posisi puncak dalam daftar ini karena sumbanganya tidak hanya terbatas pada arsitektur namun juga meresap ke dalam ingatan dan jiwa kita. Dalam bidang arsitektur sendiri lulusan teknik arsitektur itb, 1959 dan rheinisch westfaelische technische hochschule, aachen, jerman, 1966, ini dijuluki sebagai bapak arsitektur modern indonesia. Karyanya yang terkenal adalah bentara budaya jakarta, berbagai gereja dan kawasan pemukiman kali code.

Sebagai humanis ia sangat peduli pada masyarakat kecil saat merancangan pemukiman di bantaran kali code, tidak berhenti pada pembangunan fisik namun juga pembangunan untuk memanusiakan manusia. Ia memberikan pendampingan pada korban waduk kedungombo sampai berhasil ke mahkamah agung, untuk jasanya itu ia dicap komunis oleh orde baru. Rohaniawan katolik ini menempuh pendidikan seminari pada seminari menengah kotabaru, yogyakarta, yang dilanjutkan ke seminari menengah santo petrus kanisius di mertoyudan, magelang.

Ia juga seorang sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang dipuji tidak hanya di indonesia namun juga di seluruh dunia. Sebut saja burung-burung manyar dan roro mendut. Romo juga sangat peduli mengenai pendidikan dan mendirikan yayasan dinamika edukasi dasar, yayasan pendidikan untuk anak miskin dan terlantar. Ia memang sangat peduli dengan pendidikan dasar sampai-sampai ia pernah berkata “when i die, let me die as a primary school teacher”. Untuk jasanya ia mendapatkan berbagai penghargaan, lengkap untuk setiap bidang yang ia geluti.

2. Fredrich s silaban (1912 - 1984)

fredrich s. silaban, karya-karyanya menghiasi ibukota jakarta. Siapa yang tidak kenal monumen nasional, gelora senayan dan tentunya yang paling membanggakan adalah masjid istiqlal.

Bangunan masjid terbesar di asia tenggara itu dirancang olehnya melalui sebuah sayembara dan karyanya itu menjadi monumen toleransi di indonesia. Mengapa? Karena masjid terbesar di indonesia dirancang oleh seorang kristen. Ia menyelesaikan pendidikan formal di h.i.s. Narumonda, tapanuli tahun 1927, koningen wilhelmina school (k.w.s.) di jakarta pada tahun 1931, dan academic van bouwkunst amsterdam, belanda pada tahun 1950. Selain masjid istiqlal, monumen nasional menjadi hasil rancanganya (lihat daftar top 7 sebelumnya, 7 pencapaian arsitektur indonesia) setelah soekarno memerintahkannya merancang ulang hasil sayembara sebelumnya.

3. Achmad noeman (1926 - sekarang  )


achmad noeman terkenal sebagai maestro arsitektur masjid indonesia. Sudah banyak karyanya seperti masjid salman itb, masjid amir hamzah di taman ismail marzuki, masjid at-tin jakarta, masjid islamic center jakarta, masjid soeharto di bosnia dan masjid syekh yusuf di cape town, afrika selatan. Namun karyanya yang melambungkan namanya adalah masjid salman di itb, masjid ini berdiri gagah tanpa kubahnya. Dalam merancang masjid ia berprinsip bahwa barisan shalat tidak boleh terpotong sehingga dalam desain masjidnya tidak ada kolom di dalam bangunan masjid. Ia merupakan salah satu pendiri iai (ikatan arsitek indonesia).


4. Ir. Ciputra (1931- sekarang )

arsitek satu ini dikenal bukan karena karya-karyanya tapi karena kesuksesan usahanya, pandangan hidupnya dan sumbangannya untuk kemajuan kewirausahaan indonesia. Ia menyelesaikan pendidikan arsiteknya tahun 1960 di itb. Pada tahun-tahun berikutnya ia kemudian bekerja di jaya group, perusahaan daerah milik pemda dki. 

Disana karirnya melesat sampai usia 65 tahun ia masih bekerja sebagai direksi. Dari bekerja di jaya group ini ia menelorkan inovasi-inovasinya melalui kawasan ancol. Jiwa pengusahanya mulai bersinar ketika ia membentuk usaha bersama sudono salim (liem soe liong), sudwikatmono, djuhar sutanto dan ibrahim risjad mendirikan metropolitan group yang menghasilkan dua kawasan perumahan paling ikonik di indonesia yaitu pondok indah dan bumi serpong damai. Iapun mendirikan perusahaanya sendiri di bawah naungan ciputra group dan menghasilkan berbagai macam proyek properti lainnya. 

Saat krisis moneter melanda indonesia sekitar tahun 1997 grup usahanya terlilit utang dan mengalami kemunduran namun saat ini telah bangkit dan kembali melakukan usaha di indonesia dan luar negeri. Saat ini kegiatan utamanya adalah melakukan pendidikan kewirausahaan, ia mendirikan sekolah dan universitas ciputra untuk memempersiapkan lulusannya menjadi pengusaha. Kiprah ciputra diapresiasi oleh museum rekor indonesia (muri) dengan memberikan dua rekor kepadanya, yakni sebagai entrepreneur peraih penghargaan terbanyak di berbagai bidang dan penyelenggaraan pelatihan entrepreneurship kepada dosen terbanyak

5. Soejodi wirjoatmodjo (1928 - 1981)

tahukah anda siapa arsitek dari gedung mpr/dpr yang sangat ikonik itu? Soejodi wirjoatmodjo merupakan seorang arsitek berbakat yang memenangkan sayembara untuk desain gedung mpr/dpr tersebut (dahulu gedung conefo (conference of the new emerging forces)). Ia merupakan arsitek lulusan itb dan mengenyam pendidikan arsitek melalui beasiswa di perancis di ecole superieure national des beaux arts, paris dan hoogeschool, delft, belanda. 

Karya-karyanya antara lain gedung sekretariat asean, gedung kedubes prancis di jakarta, gedung konsulat indonesia di beograd, gedung kbri di kuala lumpur, dan stasiun plta di karang kates, jawa timur. Selain itu, soejoedi turut merancang masterplan tata kota kotamadya pontianak, kalbar, masterplan daerah pariwisata nusa dua, bali, dan masterplan pengembangan pariwisata jawa tengah. Warisannya adalah membawa bentuk arsitektur non-tradisional sebagai inspirasi arsitek-arsitek muda, rancangannya memberikan ruang interaksi sosial tanpa mengorbankan lingkungan sekitar.

6. Han awal ( 1930 - sekarang  )


karya arsitek satu ini yang paling terkenal adalah gedung museum arsip nasional (pemugaran), kampus universitas katolik atma jaya di semanggi dan gedung sekolah pangudi luhur di kebayoran baru, jakarta. Arsitek ini mengenyam pendidikan arsitek di technische hoogeschool di delft, belanda dan kemudian technische universitat, berlin barat, dan lulus tahun 1960. 

Ia kemudian dikenal sebagai arsitek pemugaran (konservationis) bangunan-bangunan tua, karya pemugarannya meliputi gereja katedral jakarta, gedung arsip, gedung bank indonesia jakarta kota dan gereja immanuel. Untuk sumbangannya di bidang budaya ini ia mendapatkan penghargaan rofesor aa teeuw, guru besar kajian budaya indonesia di universitas leiden, belanda. Penghargaa itu diberikan dua tahun sekali sejak 1992 kepada warga indonesia atau belanda yang dinilai berjasa meningkatkan hubungan kebudayaan kedua negara

7. Hendra hadiprana (1929 - Sekarang )

arsitek satu ini karyanya berada di hong-kong: Ramayana galleries hotel hilton dan bank niaga indonesia. Bersekolah di akademie minerva afdeling architektuur, groningen, negeri belanda, arsitek satu ini kemudian mendirikan hendra hadiprana architech and interior design. 

Pada awalnya bergerak di bidang desain interior rumah kemudian merambah ke desain bangunan. Pada masa itu bank-bank asing selalu menyerahkan desain arsitekturnya kepada kantor konsultan ini. Selain itu karyanya juga meliputi hotel-hotel di indonesia, klienya termasuk keluarga dekat soeharto. Karya paling barunya yang bisa dilihat adalah gedung universitas bina nusantara dan bandara di kalimantan timur.

Sumber : Tujuhpedia.com

Sabtu, 03 Desember 2011

Daftar Universitas Arsitektur Terbaik di Dunia Saat ini


Ada banyak Pilihan Sekolah Arsitektur di Dunia. salah satunya eropa dan australia, diantaranya banyak yang dieropa karena memang Eropa gudangnya. Dari Jerman - Inggris - Perancis - Sampai Milan pun bisa jadi Pilihan. 

berikut ini Universitas yang mempunyai fakultas Arsitektur terbaik dunia :

London

University of Cambridge
(http://www.cam.ac.uk/deptdirectory/moreinfo.html)




ternyata banyak yang bilang Universitas Cambridge Jurusan Arsitekturnya terbaik ke-2 di Inggris, bahkan salah satu terbaik dunia.

Jerman

University Stuttgart
(http://www.uni-stuttgart.de/index.en.html)





Arsitektur dan perencanaan kota, meringkas program terpadu dan dengan demikian menawarkan siswa kesempatan untuk menentukan profil profesional mereka di berbagai arsitektur dan konten perkotaan. Hampir setengah dari siswa adalah perempuan, dan sekitar seperempat datang dari Eropa dan negara-negara non-Eropa untuk Stuttgart untuk belajar di sini.

Jerman 

The Bauhaus-Universität Weimar
(http://www.uni-weimar.de/cms/index.php?id=109&L=1)





Fakultas ini, dikenal sebagai Sekolah Arsitektur, dan merupakan bagian dari Bauhaus Weimar-Universität. Bersama dengan faculties of Art and Design, Civil Engineering and Media, mereka menyediakan sebuah platform untuk wacana antar-disiplin pada topik yang berkaitan dengan desain dan konstruksi. "Weimar" dan "Bauhaus" adalah tonggak dalam sejarah arsitektur modern dan juga mendefinisikan jangkar historis yang berpoin dalam mengajar arsitektur kontemporer.

Perancis

Ecole de Beaux Arts




cole de Beaux Arts di Paris, Perancis ini bisa dibilang sekolah yang paling berpengaruh dalam sejarah arsitektur dunia. Arsitek dari seluruh dunia telah datang ke Ecole sejak didirikan pada 1600-an. Dalam sejarah Amerika awal, misalnya, hampir setiap arsitek besar berangkat ke Prancis setidaknya sekali untuk menghadiri sekolah - meskipun banyak yang tidak pernah lulus. Hari ini Ecole masih menikmati prestise internasional yang sangat besar dan telah memperluas program untuk memasukkan berbagai bentuk seni dan desain. Dengan demikian, bukan hanya sebuah sekolah yang indah untuk belajar arsitektur, tapi juga adalah tempat yang tepat akan menghadapi pemikir kreatif lainnya.

Australia
University of Melbourne 
situs web : http://www.abp.unimelb.edu.au/



Tentang Mayor dalam Arsitektur
The new Bachelor of Environments adalah sebuah gelar yang ideal untuk membangun suatu karir arsitektur yang relevan dengan abad ke-21. Ia mengajarkan Anda untuk bekerja dalam tim multidisiplin, dan membingkai belajar Anda dalam konteks lingkungan. Pada akhir pengetahuan desain tiga tahun Sarjana, Anda akan mengembangkan pengetahuan desain yang kuat di berbagai isu arsitektur.

Anda akan belajar untuk menggunakan model terbaru dan rendering teknik melalui kelas studio berbasis. Ini merupakan pengalaman belajar yang kreatif dan menantang - siswa dipilih pada bakat akademis daripada desain gambar sebelumnya atau pengalaman yang kita temukan siswa yang cerdas dan antusias dengan cepat mengembangkan keterampilan yang diperlukan.


Amerika
Virginia Polytechnic Institute
sedang di amerika, Menurut ranking terbaru oleh Intel Desain, universitas Amerika terbaik untuk program sarjana Arsitektur adalah Virginia Polytechnic Institute dan State University (juga dikenal sebagai Virginia Tech), diikuti oleh Cornell dan Syracuse University.


Sumber : wikipedia, Website terkait, worldranking.blogspot.com

Senin, 21 November 2011

Bagaimana Seorang Arsitek Berpromosi?



beberapa hal yang perlu diketahui sebelum anda melakukan promosi

1. Jangan pernah melakukan promosi apabila belum siap !

judul diatas seperti peringatan bagi sang arsitek, 
yup ! itu memang benar.
coba bayangkan calon pemberi tugas yang datang kepada seorang arsitek karena terbujuk oleh promosi kemudian merasa kecewa 
alasannya...ketika calon pemberi tugas dan si arsitek itu bertemu untuk suatu proses konsultasi-proses negosiasi sebelum mencapai kesepakatan kerja-atau malah ketika proses pekerjaan telah terjadi, calon pemberi tugas menjadi ragu ragu akan kemampuan arsitek.
kondisi seperti ini tentu saja tidak menguntungkan.

bagaimana mengatasi agar keadaan ini tidak terjadi ?

menurut sy, arsitek tetap mesti memperlakukan kegiatan usahanya sebagai bisnis jasa dan bukan bisnis produk...
artinya, produk perencanaan arsitek lahir dari kegiatan jasa arsitek
artinya lagi, jasa arsitek meliputi kemampuan memberikan konsultasi, info arsitektur, pengetahuan material bangunan, pengetahuan manajemen proyek dan pengetahuan lainnya yang dirangkum untuk melahirkan sebuah produk
artinya lagi, seorang arsitek tetap mesti bersikap sebagai pemburu ilmu

caranya ?

fokus meningkatkan dan mengasah kemampuan internal dengan banyak mempelajari referensi buku, browsing, ikutan join di milis arsitek atau interview dengan pelaku bisnis serupa yang dianggap berhasil.

perlu diketahui, kemampuan yang terbatas dalam memahami arsitektur dapat membahayakan sebuah proyek.
satu contoh....
pengetahuan yang terbatas dalam menuangkan rancangan kedalam disain perencanaan akan berakibat perencanaan tidak dapat dipahami pekerja lapangan.
pengetahuan terbatas pada struktur akan membahayakan bangunan.
pengetahuan terbatas pada perencanaan biaya akan menyebabkan penggelembungan biaya bangunan.
pengetahuan yang terbatas pada fungsi perencanaan dalam mata rantai proyek akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek.

dan itu dapat menimbulkan keragu raguan bagi calon/pemberi tugas
Uuuh, pasti rasanya seperti terkena pukulan palu godam
Sekali lagi, berhati-hati memutuskan segera berpromosi ! 
ketidaksiapan dapat menjadi blunder yang merugikan.

apabila arsitek tetap ingin berbisnis walaupun belum siap secara kemampuan, bagaimana ?

jawabnya, bekerjalah secara tim. ikut sertakan arsitek atau sipil engineer yang telah berpengalaman dan itu akan membuat anda lebih aman dan nyaman.

2. Pelajari cara menjual keahlian anda !

- berikan jasa anda secara gratis terlebih dahulu
mendapatkan klien pertama adalah pekerjaan sulit, sementara anda telah mengatur beragam strategi promosi. 
yang paling efektif adalah dengan memberikan jasa atau layanan kerja anda kepada orang-orang yang terlihat membutuhkan jasa secara gratis. Dari layanan gratis ini diharapkan akan terbangun kepercayaan terhadap kemampuan anda, sehingga mereka yang ragu-ragu akan menjadi kenal kemampuan anda dan kemudian menularkannya pada orang lain.

- miliki kepribadian menyenangkan dan pandai bersosialisasi

- manfaatkan media

3. Sesuaikan keahlian anda dengan target dan selera pasar

- Ketahui siapa target pasar anda/pilihan tempat berpromosi dan jasa yang ditawarkan
- Ketahui selera pasar

4. Pilihan cara berpromosi (Format Iklan Dan Media Iklan)
- Junk Paper Advertising (iklan satu halaman)
- SMS
- Website
- Iklan media cetak
- Penyebaran personal profile berisi portofolio pekerjaan anda
- Kartu nama
- Pameran
- presentasi
- Workshop
- Memiliki Kantor
- Iklan mobile
- Blog

PEMASARAN

Kegiatan yang tak kalah pentingnya adalah pemasaran
bentuk pemasaran yang dapat anda lakukan :

1. Perluas networking

2. Optimalisasi layanan internet dengan membuka website atau blogspot
Dalam layanan ini anda disarankan menampilkan portofolio anda (bagi anda yang ingin memperbanyak portofolio kerja anda disarankan bekerja terlebih dahulu di perusahaan konsultan) untuk dapat menarik minat calon pemberi tugas.

3. Membina hubungan dengan pemberi tugas dengan full service
Ada baiknya anda memikirkan langkah-langkah untuk unggul dalam service. Menjaga keterikatan dengan pemberi tugas dan memberi ketertarikan bagi calon pemberi tugas. Anda dapat mengatur jenis service yang akan anda berikan dalam layanan kerja anda, disesuaikan dengan kemampuan anda mengorganisir service anda tersebut.

4. Pelajari dan pahami seluk beluk usaha arsitek ini
- amati usaha lain yang telah berjalan
- bekerja pada usaha yang telah berdiri sebelumnya
- simak media
- baca buku

5. Anggap jasa anda sebagai bahan baku, dimana pabrikannya ?
- Jika sebuah jasa perencana dianggap sebagai bahan baku maka anda memerlukan ‘pabrik’ tempat anda menjual bahan baku anda. Beberapa instansi / lembaga negeri atau swasta dapat dianggap sebagai ‘pabrik’ anda diantaranya Dinas Tata Kota, Dinas Kimpraswil, Perusahaan Konsultan, Perusahaan Kontraktor dan Perusahaan Pengembang.
Ilustrasinya sebagai berikut ;

‘ Jika seseorang ingin membangun rumah tinggal, ruko atau lainnya maka diperlukan izin IMB dari pemerintahan setempat, dan sebagai syarat dipenuhinya izin IMB tersebut, design bangunan mesti dikerjakan oleh orang yang diakui berprofesi sebagai perencana. Di kota dimana penulis bertempat tinggal, para ‘perencana’ ini dikoordinir oleh pihak TataKota melalui penerbitan perizinan bagi perencana yang disebut dengan SIBP. Para perencana inilah yang kemudian mendapat ‘hak’ untuk mendapatkan pekerjaan disain dari orang-orang yang sedang dalam pengurusan perizinan IMB.

Setelah melakukan usaha promosi, maka proses pemasaran akan melihat proses try and error , bentuk promosi seperti apa yang efektif ? media iklan mana yang lebih memberi keuntungan ?.