Tampilkan postingan dengan label quote. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label quote. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Maret 2011

Kesetiaan Seorang Suami

Ini kisah nyata dari Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment. Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.
Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun dan dikaruniai 4 orang anak.
Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi. Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.

Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat berhasil’.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:

Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si sulung berlinang.

Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”. Si Sulung melanjutkan permohonannya.

Anak-anakku…Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan
kalian….
*sejenak kerongkongannya tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya. Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu……

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta (Kick Andy di Metro TV)
untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa….disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.

Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…” Sambil menangis

Anak Yang Mencoret Mobil Ayahnya

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

Sumber : dikutip dari milis EMBA

Sabtu, 19 Februari 2011

Satnite is Sadnite?

Yak! ini dia hari yang ditunggu-tunggu bagi para pasangan muda/i, Satnite a.k.a Malam Minggu. Sebenarnya apa sih yang buat malam minggu kelabu itu menjadi sangat spesial? Saya sendiri juga kurang tahu darimana asal muasal adanya tradisi bermalam minggu ria , bahkan di tempat saya tinggal ada lagi istilah "malam rabu" nah, ini darimana lagi jalannya coba?

Malam minggu ya identik dengan malamnya dua sejoli. Si cewek udah mikirin kostum, aksesoris, rambut sampai bulu mata dari sore hari agar bisa tampil secantik mungkin didepan sang pacar. Tak kalah dengan sang pacar, si cowok pun nyiapin tunggangan mereka se-kinclong mungkin & dompet setebal mungkin plus gel rambut anti maling, yang cukup membuat rambut tampak seperti milik Christian Sugiono dan bukannya Albert Einstein. Dan penutup dari semua itu adalah parfum, yang disemprotkan sebanyak setengah liter sebagai pelaris.

Lanjut kepada tradisi. Yang sudah tidak asing lagi jelas 'ngapel' . Tafsiran pertama, ngapel adalah kegiatan membersihkan lantai dengan menggunakan pel. Jadi, sang pacar datang kerumah si pujaan hati dengan tujuan memikat hati orangtuanya dengan membersihkan lantai rumah. Tafsiran kedua, ngapel adalah upacara. Jadi, dalam kasus ini sang pacar datang untuk mengucapkan janji-janji palsu. $*!^@&#

cukup! *mencoba serius*

Ngapel itu kegiatan berkunjungnya pacar (umumnya cowok) ke rumah pacarnya (tentunya cewek) bisa untuk ngobrol, sharing, curhat, jenguk, silahturahmi pada saat akhir pekan di malam hari (satnite)

Tradisi lain? Dinner, nonton, jalan, nangkring, ngais-ngais tanah, dsb *undescribe.

Bagi para pejuang sejati LDR? Nah, yang ini memang agak perlu ketahanan extra dari bisikan-bisikan demit. Tapi yah seiring dengan semakin berkembanganya teknologi, gadget dan social network, hambatan jarak pasti bisa di minimalisir.

Lantas gimana dengan suratan para jombloers? Meningkatnya kegalauan?

Jangan salah, para jombloers (terutama jojoba) punya cara tersendiri untuk tetap go on.

Ngumpul dirumah temen rame-rame, sumpek-sumpek-an sambil mendayagunakan webcam-photo, atau bermotor ria dengan membentuk susunan matriks di jalan diatas motor, atau karaoke-an? atau bisa juga conference chat dan bergelut di dunia lain dengan teman-teman lama.

Banyak cara dan banyak jalan untuk tetap bsia menikmati hidup dengan jalan yang berbeda namun kepuasaan yang tak jauh berbeda. Yah, sisi baiknya 'beda tapi bahagia'

Jadi intinya gak selamanya "Satnite is Sadnite"

Semua orang bisa ngerasin indahnya satnite tergantung cara memandang, menilai & menanggapinya dengan tidak berusaha 'memaksa' diri.


Selasa, 15 Februari 2011

OPT (Original Post Track)

Kisah dibalik layar :

"Semua indah pada waktunya.. (lagi)"

Realitanya :

-apa yg kau lihat, apa yang kau dengar, belum tentu begitu adanya.

-ga stiap orang bisa selalu membaca apa makna yang tersirat diwajahmu (The Rain : ON)

(TAPI mata ga bisa bohong)

-setiap orang berhak mempunyai harapan.

-mungkin kau mudah mendapatkan teman, tapi untuk menemukan 'chemistry' didalamnya ga sesederhana yang terlihat.

-selalu ada pelangi dibalik hujan (meski terlihat samar-samar)

-DIA jauh lebih tahu apa yg terbaik untukmu.

-smakin sering bahas soal, semakin besar kemungkinan lulus ujian.

-buka mata.. buka hati..

-make a wish~ ga mesti niup lilin tepat dihari ultah, dan.. kadonya juga ga mesti pada hari H

so keep believing! there's so many way for you to reach the miracles :)


Quote tambahan :

"Mintalah maka akan diberikan kepadamu.. Carilah maka kamu akan mendapat.. Ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu" (Mat 7:7)

..dan..

"Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! 
(Rm 12:12)

Minggu, 13 Februari 2011

Indah Pada Waktunya

Aku minta pada Allah setangkai bunga segar,
Dia beri aku kaktus berduri.
Aku minta pada Allah hewan mungil nan cantik,
Dia beri aku ulat berbulu.
Aku sempat sedih, kecewa dan protes,
Betapa tidak adilnya ini.
Namun kemudian…
Kaktus itu berbunga sangat indah
Dan ulatpun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang teramat cantik.
Itulah jalan Allah,
Indah pada waktunya.
Allah tidak memberi  apa yang aku harapkan,
tapi Allah memberi apa yang aku perlukan.
Walau kadang sedih, kecewa dan terluka,
tapi jauh di atas segalanya,
Dia sedang merajut yang terbaik untuk kehidupanku.