Saatnya Dia Dimuliakan PDF Print
Thursday, 17 May 2012
Empat puluh hari sesudah kebangkitan-Nya,Yesus telah cukup menunjukkan
diri kepada orang-orang yang mengasihi-Nya bahwa Ia hidup! Penderitaan
dan perjuangan- Nya sudah selesai.
Kemenangan sudah di tangan-Nya. Dan, tiba saatnya untuk berpisah dengan
mereka. Namun demikian,masih saja ada anggapan yang salah dari
murid-murid-Nya tentang konsep Kerajaan Surga yang sering Yesus
ceritakan kepada mereka. Kerajaan yang dipikirkan oleh murid-murid Yesus
adalah kerajaan Israel,secara jasmani, karena saat itu kerajaan Israel
masih dalam penjajahan. Itulah sebabnya Yesus sekali lagi meyakinkan
mereka bahwa kuasa yang akan Allah berikan kepada mereka adalah kuasa
rohani, bukan kuasa jasmani untuk memerintah kerajaan Israel.
Untuk terakhir kalinya Tuhan Yesus berkumpul bersama- sama murid-Nya dan
mengulangi pesan-Nya yang terakhir, yaitu menunggu sampai Roh Kudus
turun atas mereka. Saat ini Ia masih bekerja untuk orang-orang yang
dikasihi- Nya. Melalui persiapan ini,semakin diteguhkan bahwa dalam
melayani anak-anak ini Tuhan melihat jerih payah manusia, bahkan Ialah
yang selalu berdoa untuk kita, Ia sering kali menghibur dan memberi
semangat kepada kita,melalui Roh Kudus yang diturunkan kepada kita.
Justru,tanggung jawab umat Kristen untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
spiritualitas kenaikan Tuhan Yesus Kristus adalah bagaimana kita sebagai
orang Kristen selalu setia pada jalan salib.
Teladan Yesus Kristus dalam kesetiaan harus diaktualisasikan dalam sikap
yang konkret dengan berpihak pada mereka yang miskin. Pilihan hidup
Gereja—yang dipopulerkan oleh para tokoh teologi pembebasan—mendesak
kristiani agar berupaya secara khusus demi terwujudnya keadilan sosial
bagi berjuta- juta orang yang belum memperoleh sandang,pangan, papan,
pelayanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar
lain. Ini adalah tema yang dikembangkan oleh para uskup Amerika Latin
sejak Sidang Umum Kedua di Medellin pada 1968.
Dalam ensiklik Sollicitudo Rei Socialis (1987), Paus Yohanes Paulus II
mencanangkan solidaritas dengan mengutamakan cinta bagi kaum miskin,
yang hendaknya diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan nyata pada tingkat
lokal (42; 43; 47). Keprihatinan khusus bagi yang
tertindas,tersingkir,dan tanpa pembela ini diilhami oleh para nabi
Perjanjian Lama (misal; Yes 1:10-20) dan oleh ajaran dan praktek hidup
Yesus sendiri (Luk 6:20; 16:19-31; 17:11-19). Baik dalam
PerjanjianLamamaupun dalam Perjanjian Baru,Allah dinyatakan sebagai
Allah yang lebih mencintai orang miskin, tanpa mengecualikan yang lain.
Kehadiran dan karya Allah secara istimewa dinyatakan dalam diri orang
miskin.Konsili Vatikan II mengimbau semua kristiani, khususnya
negara-negara kaya, untuk bertindak lebih adil dan dengan cinta yang
lebih besar dalam membela kaum miskin (Gaudium et spes69:88) Merayakan
hari Kenaikan Tuhan membawa kesadaran umat Allah lebih mau berbagi
kepada sesama. Berbagi sebagai tindakan yang mendasar karena dengan
berbagi kepada mereka membutuhkan Tuhan dimuliakan. Ini secara jelas
dikatakan Paus Benektiktus dalam "tindakan mencintai".
Dia mengatakan siapa mencintai sesama tanpa melihat suku, agama, warna
politik, maka dia mencintai Tuhannya. Kemuliaan menjadi nyata ketika
cinta kasih menjadi pilihan kita dalam melayani sesama. Nilai positif
kasih sayang manusia mengingatkan budaya untuk berbagi kepada sesama.
Kepedulian untuk saling berbagi inilah yang dewasa ini sudah tergerus
dominasi ego sebagai salah satu buah negatif dari perkembangan kemajuan
teknologi dan ekonomi.Manusia enggan berbagi dan lebih mementingkan diri
sendiri. Dalam ranah sosial, kepedulian ini luntur karena individu di
dalamnya mengembangkan egoisme yang sama.
Toleransi masyarakat semakin surut karena lebih fokus pada kehidupan
masing-masing, terutama ketika kompetisi ekonomi menuntut demikian.
Mengembangkan cinta kasih di tengah masyarakat akan menguatkan kembali
kepedulian sosial. Kepedulian itu bisa dimulai dari kepekaan atas
kondisi sosial di sekitar. Manusia tidak boleh buta, masih banyak sesama
yang berkekurangan dan membutuhkan uluran tangan. Cinta adalah kesediaan
untuk memberi kepada setiap orang yang kekurangan. Cinta membuahkan
kepekaan, bela rasa, dan hormat pada lingkungan.
Perhatian atas nasib sesama merupakan wujud dari cinta kasih sejati.
Inilah inti ajaran setiap agama di muka bumi. Hidup tanpa cinta berbuah
kejahatan. Hal yang terakhir ini semakin berkuasa ketika dunia modern
sekarang ini sering meletakkan manusia dalam perspektif material belaka,
tanpa dilandasi humanitas dan kasih sayang. Selama ini,manusia sering
diperlakukan di luar batasbatas kemanusiaannya.Terlalu banyak
pelanggaran kemanusiaan hanya untuk kepentingan material.
Terlalu banyak contoh perilaku kehidupan yang mengabaikan manusia
lengkap dengan jiwanya.Pandangan manusia terlalu simpel dan
simplifikatif.Manusia dilihat dengan kacamata kuda. Pihak yang
menguntungkan ditonjolkan dan pihak yang tak berguna diabaikan. Saat
kejahatan menguasai, mata hati kemanusiaan terlindas naluri mencari
kepuasan dan kekuasaan semata. Kejahatan akan membuat manusia lumpuh
mata hati karena ajaran dan ajakan yang menempatkan materi sebagai
satu-satunya pemecah masalah. Realitas penderitan yang kini dialami
masyarakat negeri ini,sering menimbulkan pertanyaan: memangkah ini
sebagai bagian nasib dan takdir yang tak terelakkan?
Maka ketika kejahatan hampir menguasai dunia,diperlukan fajar baru
kebaikan untuk mengimbangi dan mengubah agar kebejatan menjadi kebaikan
Itulah makna terdalam nilai hari Kenaikan Tuhan bahwa Dia memberikan roh
kudus agar kita sebagai umatnya dipanggil untuk mengaktualisasikan jalan
cinta kasih. Cinta kasih bukan dikatakan tetapi dikerjakan dan
diperbuat. Dikatakan Santo Yakobus iman tanpa perbuatan sia-sia.●
RM BENNY SUSETYO
Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495359/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.