Tumbuh di Atas 6%, Ekonomi RI Masih Digdaya?
Pertumbuhan ekonomi dikoreksi ke bawah. Pemerintah optimis dapat
mencapai target itu.
Senin, 7 Mei 2012, 21:15 WIB
Antique, R. Jihad Akbar
VIVAnews - Pemerintah merevisi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 6,7
persen menjadi 6,5 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Perubahan tahun 2012.
Kendati demikian, meski pertumbuhan ekonomi dikoreksi ke bawah,
pemerintah optimistis dapat mencapai target itu.
Badan Pusat Statistik merilis, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
triwulan I-2012 dibandingkan triwulan IV-2011, yang diukur dari kenaikan
Produk Domestik Bruto meningkat sebesar 1,4 persen (quartal to quartal).
Sedangkan PDB Indonesia pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan yang
sama 2011 (year on year) tumbuh sebesar 6,3 persen.
Pertumbuhan ini didukung sektor pertanian, peternakan, kehutanan,
perikanan, keuangan, real estate, jasa perusahaan, sektor pengangkutan,
dan komunikasi.
Pertumbuhan tertinggi dihasilkan sektor pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan sebesar 20,9 persen karena adanya musim panen
tanaman padi pada triwulan I-2012. Sedangkan sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 10,3 persen.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, pemerintah yakin bahwa
pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap mencapai target yang ditetapkan
dalam APBN-P 2012 yaitu sebesar 6,5 persen. Meskipun pada kuartal
pertama, laju pertumbuhan ekonomi turun tipis menjadi 6,3 persen.
Agus mengakui bahwa penurunan tersebut terjadi karena adanya penurunan
kinerja ekspor maupun impor Indonesia pada kuartal pertama. Namun, hal
tersebut masih dapat ditutupi kencangnya investasi yang akan masuk pada
tahun ini.
"Jadi, itu yang membuat kami optimis pertumbuhan Indonesia tetap baik
dan target 6,5 persen masih akan kita capai. Pertumbuhan investasi yang
tinggi di kuartal pertama di atas sembilan persen akan meningkat dan
berdampak positif ke depannya," ujarnya di kantor Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin 7 Mei 2012.
Menurutnya, pemerintah juga menyiapkan beberapa stimulus fiskal dalam
APBN-P 2012 untuk mendorong jika terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi
ke depan.
Selain itu, pencairan anggaran pemerintah yang akan meningkat di kuartal
II, III, IV, khususnya penyerapan anggaran untuk belanja modal dan
barang turut mendorong laju perekonomian tahun ini.
"Nanti, kita juga dapat persetujuan besaran penghasilan tidak kena pajak
(PTKP). Itu juga akan membangun pertumbuhan ekonomi, karena konsumsi
masyarakat meningkat. Di kuartal I, yang tinggi kan domestik
ekonominya, jadi ke depan itu masih akan mendorong di 2012," tuturnya.
Kepala Riset Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa juga
menyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melampaui angka enam
persen pada tahun ini. Namun diperkirakan, pertumbuhan itu akan mencapai
6,3 persen atau dibawah target pemerintah dalam APBN-P 2012.
Dia memprediksi, setelah kuartal I-2012 pertumbuhan ekonomi tercatat 6,3
persen, pada periode berikutnya yakni kuartal dua dan tiga masing-masing
akan melamban menjadi 6,1 persen dan 6,2 persen karena terpengaruh
sentimen negatif kekhawatiran krisis ekonomi Eropa dan Amerika Serikat.
Namun, Purbaya optimistis, pada kuartal IV-2012 akan meningkat kembali
menjadi 6,6 persen karena pelaku pasar mengakui bahwa ancaman krisis
Eropa dan AS mereda, seiring bank sentral dan pemerintahan di
negara-negara tersebut yang mengeluarkan kebijakan pro pasar seperti
penyuntikan dana dan pemberian suku bunga yang rendah.
"Membaiknya pertumbuhan ekspor Indonesia yang bisa mencapai 9,8 persen
pada akhir kuartal IV-2012 turut mendorong tumbuhnya ekonomi di atas
enam persen," kata dia saat dihubungi VIVAnews di Jakarta, Senin.
Untuk itu, ia optimistis pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh di atas enam
persen dari kuartal ke kuartal, dan pada akhirnya mencapai 6,3 persen
sampai akhir 2012.
Asia Tetap Tumbuh
Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam laporannya bertajuk Asian Development
Outlook 2012 menunjukkan, rata-rata pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia
masih akan meningkat meski pemulihan ekonomi Eropa masih tak menentu.
Bahkan, menurut Kepala Ekonom ADB, Changyong Rhee, dalam laporan
tertulis ADB, akan kembali melesat pada 2013. "Pemicunya, dukungan
konsumsi domestik yang kuat," kata dia.
ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dari indikator
produk domestik bruto (PDB) di Asia tahun ini mencapai 6,9 persen. Angka
itu diprediksi kembali naik menjadi 7,3 persen pada 2013.
Laporan ADB itu menyebutkan, di antara empat wilayah di kawasan Asia,
negara-negara di Asia Timur bakal memimpin pertumbuhan ekonomi pada
2012. Proyeksi pertumbuhan mencapai 7,4 persen. Angka ini turun dari 8,1
persen pada 2011.
Kendati tertinggi, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini melemah akibat
ekspor dan investasi yang melambat.
China masih akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi dari kawasan Asia
Timur. Pertumbuhan ekonomi di Negeri Tirai Bambu itu diperkirakan
cenderung moderat dari 8,5 persen pada 2012 menjadi 8,7 persen di 2013.
Tapi, prediksi pertumbuhan ini melemah dibandingkan posisi 2011 yang
mencapai 9,2 persen.
Berada di posisi kedua adalah Asia Selatan yang akan tetap tumbuh
sebesar 6,6 persen pada 2012. Pertumbuhan ekonomi di kawasan ini
dipengaruhi berkurangnya permintaan barang serta pembatasan fiskal.
India akan memimpin pertumbuhan ekonomi di kawasan ini dengan
peningkatan 7,5 persen.
Sementara itu, Asia Tengah diprediksi mengalami perubahan aktivitas
ekonomi sepanjang 2012. ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan
ini hanya naik 6,1 persen akibat pelemahan ekonomi Eropa dan pertumbuhan
ekonomi Rusia yang berkurang.
Untuk kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan hanya
sekitar 5,2 persen pada 2012 dari sebelumnya 4,6 persen di 2011. Meski
terendah dibanding kawasan Asia lainnya, negara di Asia Tenggara cukup
beruntung bisa mengalami pertumbuhan ekonomi dibandingkan tahun lalu.
Posisi RI
Di tengah pertumbuhan tinggi di Asia dan ketidakpastian ekonomi global
itu, Indonesia, menurut ADB, berada dalam posisi yang baik untuk tetap
tumbuh dan kuat.
Laporan ADB itu meramalkan ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,4 persen pada
2012 di tengah melemahnya permintaan eksternal. Namun, situasi itu akan
kembali meningkat pada 2013 seiring dengan pulihnya perdagangan dan
membaiknya iklim investasi.
"Meskipun perekonomian global lemah, momentum pertumbuhan ekonomi di
Asia Tenggara terus berlangsung," kata Kepala Perwakilan ADB di
Indonesia, Jon D Lindborg.
Secara umum, ekonomi Indonesia akan menyesuaikan ke arah pertumbuhan
yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Pemerintah Indonesia akan
menaikkan investasi publik dalam bidang infrastruktur.
Selain itu, pemerintah akan mengurangi hambatan pembangunan seperti
lemahnya pelaksanaan anggaran untuk belanja modal, dan mengurangi
kesenjangan pembangunan antara Indonesia bagian Timur dan Barat.
Pelemahan ekonomi global akan mendorong pemerintah untuk mempercepat
pembangunan infrastruktur guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam
jangka pendek. Selain itu, pemerintah akan meningkatkan potensi ekonomi
dalam jangka menengah.
"Kurangnya pembangunan infrastruktur terutama di sektor energi dan
transportasi dapat menjadi penghambat utama pertumbuhan ekonomi,"
ujarnya. (eh)
http://us.fokus.vivanews.com/news/read/311478-tumbuh-di-atas-6---ekonomi-ri-kuat
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.