Senin, 21 Mei 2012

[Koran-Digital] Umar Patek Minta Maaf kepada Umat Nasrani

Umar Patek Minta Maaf kepada Umat Nasrani

Senin, 21 Mei 2012 14:34 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hisyam alias Umar Patek alias Abdul Ghoni

alias Abu Syeikh alias Umar Arab, terdakwa kasus terorisme, menyampaikan

permohonan maaf kepada umat Nasrani.



Permintaan maaf itu khususnya disampaikan kepada umat Nasrani di

Jakarta. Sebab, Umar terlibat dalam peristiwa Bom Natal pada 2000 silam.



Hal itu disampaikan Umar seusai dituntut hukuman seumur hidup, oleh

jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta

Barat, Senin (21/5/2012).



Namun, Umar Patek tak menyinggung soal tuntutan seumur hidup oleh jaksa

kepadanya.



"Saya, Hisyam alias Umar Patek, merasa menyesal atas perbuatan dan

kesalahan saya. Karena hal itu, jelas sebelumnya saya memiliki

dasar-dasar ikut dalam perbuatan tidak benar," ujar Umar yang mengenakan

kemeja koko dan celana putih.



Umar juga memohon maaf kepada seluruh korban dan keluarga korban yang

meninggal dunia, baik warga Indonesia maupun warga negara asing, dalam

peristiwa Bom Bali I pada 2002. Umar Patek juga tak lupa meminta maaf

kepada masyarakat Bali.



"Saya memohon maaf kepada Pemerintah RI atas kesalahan saya dan istri,

dalam membuat dan mendapatkan surat perjalanan atau paspor RI dengan

cara-cara yang tidak benar. Baik dengan memalsukan data-data yang ada,"

paparnya.



Menurut Bambang Suharjadi, koordinator jaksa, Umar Patek terbukti

bersalah atas enam dakwaan yang diajukan jaksa. Salah satunya, Umar

terlibat Bom Bali I pada 2002 bersama Sawad, Dr Azhari, dan Dulmatin.



Untuk meledakkan bom tersebut, mereka telah menyiapkan dan merakitnya

selama tiga minggu, di mobil Mitsubishi L 300 dan dalam bentuk rompi.



Kemudian, bom tersebut diledakkan di Paddy's Pub dan Sari Club, yang

dipilih karena banyak orang asing di sana.



"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Umar Patek, dengan pidana penjara

seumur hidup," ujar Bambang saat membacakan dakwaan.



Menurut Bambang, tindakan Umar Patek diberatkan, karena telah menganggu

stabilitas keamanan, perekonomian dunia dan pariwisata, menimbulkan

penderitaan yang panjang kepada keluarga korban, serta berdampak sadis.



"Hal yang meringankan, terdakwa sopan dan kooperatif, mengakui

perbuatan, terbuka dan menyesali perbuatannya, serta meminta maaf kepada

dunia internasional. Terdakwa tidak menyetujui perbuatan itu, tapi atas

dorongan teman-temannya," papar Bambang. (*)



http://m.tribunnews.com/2012/05/21/umar-patek-minta-maaf-kepada-umat-nasrani



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.