Selasa, 22 Mei 2012

[Koran-Digital] Rupiah Diawasi

Lembaga internasional kucurkan dana antisipasi krisis.

Pemerintah mewaspadai tekanan dolar AS terhadap nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir. Menteri Keuangan Agus Martowadojo mengatakan, rupiah saat ini memang melemah, tetapi tren pelemahan itu tidak akan berlangsung lama.

Menkeu meyakini posisi rupiah yang bergejolak tidak akan mengganggu postur APBN Perubahan 2012 terutama soal defisit anggaran.
“Terkait defisit, sejauh ini masih nyaman dengan APBNP. Jadi tidak ada pengaruhnya,“ klaim Agus, Selasa (22/5) di Jakarta.

Defisit dalam asumsi APBNP 2012 ditetapkan di level 2,23 persen, sementara posisi rupiah ditargetkan berada di level Rp 9.000. “Meski demikian, pemerintah tetap mewaspadai dan terus mengamati perkembangan nilai tukar,“ sambung Agus.

Pemerintah juga menyiapkan dana cadangan kehati-hatian terhadap gejolak finansial. Menurut Menteri Keuangan, cadangan itu dalam bentuk dana yang bisa ditarik untuk membiayai kebutuhan APBN atau semacam jaminan bagi pemerintah bila ingin masuk ke pasar.

Misalkan, bila pasar keuangan dipenuhi respons buruk, pemerintah sudah memiliki dana yang sudah dijamin oleh lembaga internasional.
Dengan dana itu, kata Agus, pemerintah bisa mengakses pinjaman lainnya.

Pemerintah setidaknya membutuhkan dana kehati-hatian sekitar lima miliar dolar AS. Sebanyak dua miliar dolar AS akan berasal dari Bank Dunia. Sisanya sebesar tiga miliar dolar AS akan diperoleh dari lembaga keuangan internasional lainnya. “Bisa dari ADB, JBIC, dan Pemerintah Australia. Tapi, sekarang masih dalam tahap negosiasi,“ kata Agus.

Berdasarkan kurs transaksi di Bank Indonesia (BI) awal pekan ini, rupiah memang terlihat kembali menguat atas dolar AS setelah dua pekan sebelumnya terus tertekan ke posisi Rp 9.300-Rp 9.325. Padahal, sebelumnya rupiah bergerak nyaman di level Rp 9.200-9.275.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan, gejolak di pasar uang yang menekan rupiah ini sudah berangsur membaik. Pelemahan rupiah, Halim mengulangi pernyataannya, bukan cuma diderita Indonesia, tapi juga mata uang kawasan.

“Secara keseluruhan di pasar keuangan gejolak yang terjadi itu merupakan refleksi atas ketidakpastian yang ada. Kelihatannya dalam beberapa hari terakhir, gejolaknya sudah semakin lebih sehat,“ kata Halim.

Tidak hanya di pasar valuta asing, di pasar modal pun Halim mengklaim pergerakan indeks saham Bursa Efek Indonesia (BEI) masih dalam tataran wajar. “Naik turun itu biasa,“ kata dia. Demikian juga di pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang kena imbas dari merosotnya nilai rupiah.
Halim menegaskan, kondisi ini bisa membaik.

Namun, Direktur Penilaian BEI Eddy Sugito berpendapat, untuk mengantisipasi fluktuasi indeks saham dalam negeri, pemerintah perlu menjaga kepercayaan investor pasar modal. Salah satu bentuk menjaga kepercayaan pelaku pasar itu adalah insentif diskon pajak.

Diharapkan dari diskon pajak ini makin banyak perusahaan yang mau melepaskan saham perdananya sehingga dampak krisis Eropa diminimalisasi. mutia ramadhani ed: stevy maradona

http://republika.pressmart.com/PUBLICATIONS/RP/RP/2012/05/23/ArticleHtmls/Rupiah-Diawasi-23052012001032.shtml?Mode=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.