Selasa, 22 Mei 2012

[Koran-Digital] Cegah Penyakit Kardiovaskular, Diabetes Terjaga

Cegah Penyakit Kardiovaskular, Diabetes Terjaga PDF Print

Wednesday, 23 May 2012

Dengan mengubah pola makan lebih seimbang dan gaya hidup sehat, penyakit

kardiovaskular (PKV) sebenarnya mudah untuk dicegah, terutama bagi

pengidap diabetes.





Bagaimana tidak,pasien diabetes memiliki 2-3 kali lipat risiko menderita

PKV dibandingkan dengan pasien nondiabetes. PKV merupakan penyebab utama

meningkatnya angka kesakitan,kecacatan,dan kematian pada penyandang

diabetes.Karena itu,pencegahan PKV penting untuk dilakukan,seperti tidak

merokok,mengendalikan gula,tekanan darah,dan kolesterol. Penyakit

kardiovaskular adalah gangguan yang menyebabkan penyakit jantung

(kardio) dan pembuluh darah (vaskular).



Faktor-faktor risiko PKV dibagi menjadi faktor utama,yaitu

hipertensi,hiperkolesterolemi, dan merokok.Ada juga faktor risiko

lainnya,seperti jenis kelamin,usia, geografis,ras, diet,

obesitas,diabetes,olahraga, dan perilaku.Adapun karena kebiasaan

lainnya,misalnya stres,keturunan, dan perubahan keadaan sosial.



Menurut dr Dyah Purnamasari SpPD dari Divisi Metabolik dan Endokrin

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, untuk mencegah PKV,mengatur

pola makan menjadi faktor penting.Pilihlah makanan yang tidak hanya

memanjakan lidah alias berasa enak.Jenis hidangan yang seperti itu

sebagian besar tinggi kalori. Saat menyantap ayam goreng, misalnya,

sebaiknya tidak dengan kulitnya karena bagian tersebut amat banyak

mengandung kalori.Jangan lupa mengonsumsi buah.Selain manisnya

alami,kalorinya rendah sehingga tidak memicu terjadinya PKV.



Dyah menyebutkan,pilih juga makanan berserat seperti sayuran,

buah-buahan,buncis,kacang polong,kacang lentil,kacang,biji-bijian,dan

gandum. "Serat mampu menahan rasa kenyang dan mengontrol keinginan untuk

makan berlebih. Serat hampir sama seperti karbohidrat yang mampu

memberikan energi pada tubuh,namun lebih rendah kalori," tuturnya dalam

seminar media dengan tema "Penyakit Kardiovaskular,Sebab Utama Tingginya

Angka Kematian pada Penyandang Diabetes?"di Hotel Le Meridien,

Jakarta,Kamis (10/5).



Intinya,dia menyebutkan,asupan kalori dalam tubuh musti seimbang dengan

makan secukupnya,sekaligus memperhatikan faktor gizi.Seperti

diketahui,jumlah kalori dalam makanan diperlukan untuk memperhitungkan

keseimbangan energi. Apabila jumlah kalori yang dikonsumsi lebih kecil

daripada kalori yang digunakan, berat badan akan berkurang karena

cadangan energi dari lemak akan digunakan.



Sebaliknya,apabila jumlah kalori yang masuk lebih besar daripada kalori

yang digunakan, berat badan akan meningkat. Kelebihan energi pun akan

disimpan sebagai lemak.Adapun penumpukan lemak yang berlebihan dapat

meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan dan penyakit.Karena

itulah,setiap orang perlu mengontrol asupan kalori,apalagi bagi para

pengidap diabetes.



Dan yang terpenting,Dyah mengatakan, jangan sampai lupa makan atau

berdiet yang tidak tepat.Tindakan tersebut justru membuat tubuh

kelaparan dan otak seperti terstimulasi untuk "menghalalkan" segala

jenis makanan untuk diasup. Apalagi jika Anda melewatkan sarapan.

Sarapan menjadi motor penting bagi sumber energi tubuh selama seharian

penuh Anda beraktivitas. "Diet dengan tidak sarapan itu keliru. Lapar

yang dirasakan akan begitu besar. Dalam kondisi tersebut,saat

siang,porsi makan Anda menjadi lebih banyak,"ujarnya.



Sarapan pagi perlu mengingat semalaman kita tidak makan karena

tidur.Saat itu cadangan energi dari otot dan hati sudah terpakai selama

tidur.Jika hingga siang asupan makanan tidak ada,maka akan mengganggu

konsentrasi,tubuh menjadi tidak produktif dan berasa lemas. Sementara

itu,dr Dante Saksono Harbuwono SpPD PhD dari Divisi Metabolik dan

Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM mengemukakan,dalam

menjaga para diabetesi agar tak terserang PKV dapat dilakukan dengan dua

cara yang disesuaikan dengan kondisi pasien, yaitu terapi

nonfarmakologik dan farmakologik.



Terapi nonfarmakologik adalah terapi yang berupa peningkatan aktivitas

fisik, berhenti merokok,mengurangi asupan alkohol, dan terapi gizi medis

berupa pengaturan makanan yang mengandung kadar kolesterol tinggi.Adapun

terapi farmakologik yakni dengan mengonsumsi obatobat penurun lipid dan

terapi nutrisi medis adalah terapi pembatasan kalori,

karbohidrat,alkohol,asupan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan lemak

tak jenuh.



"Namun,perlu diingat,sebelum memulai terapi,penting untuk melakukan

penilaian jumlah faktor risiko koroner yang ditemukan pada pasien (risk

assessment) guna menentukan sasaran kolesterol yang harus

dicapai.Memperbaiki profil lipid berarti menurunkan angka kesakitan dan

kematian pada penyandang diabetes,"sebutnya. Diet terapi nutrisi,lanjut

dia,bukan berarti mengurangi semua asupan makanan.



Adapun yang paling penting adalah menjaga komposisinya agar seimbang

untuk kebutuhan tubuh setiap individu. "Banyak yang diet makanan dengan

mengurangi semua porsinya,ini yang salah.Hal itu justru akan menyebabkan

dismetabolisme yang lain,"ujar Dante.



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496929/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.