Senin, 21 Mei 2012

[Koran-Digital] MUDI KASMUDI: Langkah Alternatif Turunkan Subsidi Energi

Langkah Alternatif Turunkan Subsidi Energi PDF Print

Tuesday, 22 May 2012

Indonesia adalah negara berpenduduk keempat terbesar dunia,jumlahnya 240

juta jiwa. Pertumbuhan penduduknya 1,49% per tahun, lebih tinggi dari

rata-rata pertumbuhan penduduk dunia sebesar 1,1%.



Ekonomi dan PDB per kapitanya terus tumbuh—yang mempunyai konsekuensi

meningkatnya konsumsi energi listrik dan BBM. Pertumbuhan penduduk dan

ekonomi meningkatkan pertumbuhan kendaraan bermotor— sekaligus

meningkatkan konsumsi BBM. Laju pertumbuhan kendaraan bermotor dari

tahun 2007–2011 rata-rata 12,3%, sedangkan laju pertumbuhan konsumsi BBM

sebesar 8,9%.



Konsumsi BBM bersubsidi porsi terbesar adalah premium 61%, solar 35% dan

minyak tanah 4%.Adapun konsumen terbesar premium adalah mobil pribadi

dan sepeda motor sebesar 93% dan Jawa-Bali merupakan wilayah yang

terbesar mengonsumsi premium (60%). Demikian data Kementerian ESDM 2011.

Setelah pemerintah menunda kenaikan harga BBM dan pembatasan BBM

bersubsidi, isu tentang BBM mulai mereda.



Akan tetapi secara alamiah pemerintah sekarang dan yang akan datang akan

dihantui oleh subsidi energi yang membebani APBN. Dalam APBN-P 2012,

subsidi energi sebesar Rp225 triliun dengan rincian subsidi BBM Rp137

triliun, subsidi listrik Rp65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi

Rp23 triliun. Di samping masalah subsidi energi, pemerintah juga

menghadapi masalah keamanan pasokan energi nasional untuk memenuhi

kebutuhan energi masa datang—dengan ekonomi dan populasi penduduknya

terus tumbuh.



Langkah Alternatif



Pertumbuhan konsumsi BBM dan listrik tidak bisa dihindari, sebagai

konsekuensi negara dengan penduduk besar yang ekonominya terus tumbuh.

Hal yang bisa dilakukan adalah bagaimana mengurangi konsumsi BBM untuk

kendaraan bermotor maupun pembangkit listrik. Beberapa langkah

alternatif untuk mengurangi subsidi BBM dan listrik adalah sebagai berikut.



Pertama, pembangunan infrastruktur jaringan transmisi listrik di luar

Jawa. Jaringan transmisi listrik di luar Jawa- Bali, masih terisolasi

dan tersebar, terutama Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia timur. Tidak

tersedianya transmisi listrik menyulitkan untuk membangun pembangkit

listrik di dekat sumber energi yang ekonomis.



Untuk menyalurkan listrik dari daerah satu ke daerah lain yang tersebar

dan berjauhan memerlukan jaringan transmisi listrik yang terinterkoneksi

satu wilayah dengan wilayah lain.Padahal banyak pembangkit listrik di

luar Jawa dan Bali yang pembangkitnya masih menggunakan BBM,hal ini yang

membebani subsidi listrik. Komposisi bahan bakar untuk pembangkit PLN,

batu bara 49,27%, BBM 26,4% dan gas 24,33% (PLN,2010).



Kedua, penyediaan dan perluasan infrastruktur transportasi publik

berbasis listrik. Kurangnya transportasi publik dalam kota maupun luar

kota yang nyaman membuat orang lebih suka membawa kendaraan pribadi dan

sepeda motor untuk aktivitas sehari-hari.Transportasi publik seperti

kereta api listrik lebih mudah untuk disiapkan khususnya Jawa-Bali dan

Sumatra, karena pulau tersebut memiliki infrastruktur interkoneksi

jaringan transmisi listrik yang jauh lebih baik dibandingkan wilayah

Indonesia lain.



Apabila masyarakat mengurangi pemakaian kendaraan pribadi dengan memilih

kereta api listrik, maka akan mengurangi subsidi BBM, karena kendaraan

pribadi maupun sepeda motor mengonsumsi premium sebesar 93% dari total

premium bersubsidi.



Ketiga, insentif kendaraan hibrida dan listrik.Pertumbuhan kendaraan

bermotor tidak bisa dihindari, sebagai konsekuensi pertumbuhan ekonomi

dan pertumbuhan penduduk. Untuk mengurangi konsumsi BBM, hal yang harus

dilakukan pemerintah adalah memberikan insentif kepada produsen otomotif

untuk membangun kendaraan berbasis listrik di dalam negeri,seperti

hybrid electric vehicle (HEV), plug-in hybrid battery electric vehicle

(PHEV) dan battery electric vehicle (BEV).



Insentif diberikan agar harganya terjangkau dan masyarakat tertarik

untuk membelinya. Negara yang sudah memulai adalah Amerika Serikat (AS),

beberapa negara Eropa, sedangkan di Asia sudah dipelopori oleh China dan

Jepang.



Keempat, penyediaan dan perluasan infrastruktur gas. Indonesia telah

mengoperasikan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Muara Karang

yang ditandai dengan pengapalan pertama kali kapal tanker LNG Aquarius

pada 25 April 2012 dari Bontang. Kapasitas FSRU tersebut mampu menampung

LNG sebanyak 3 MTPA (3 juta ton per tahun) dengan gas hasil regasifikasi

500 mmscfd.



Akan tetapi,dari total kapasitas baru terpenuhi 50% yaitu 1,5 MTPA.

Kalaupun kapasitasnya terpenuhi semua, hampir semuanya akan terserap

oleh PLN. Sesuai head of agreement (HOA), perjanjian jual beli gas

antara PT Nusantara Regas (pemilik FSRU) dengan PLN, pada 12 Oktober

2010, volume gas yang dibutuhkan PLN saat ini untuk pembangkit Muara

Karang dan Tanjung Priok mencapai 400 mmscfd.



Program konversi BBM ke BBG sulit terealisasi apabila tidak tersedia

fasilitas FSRU lain di Jawa-Bali, di mana wilayah ini yang paling besar

mengonsumsi BBM. Sekalipun Indonesia adalah salah satu negara produsen

LNG terbesar dunia, karena kurangnya infrastruktur gas maka masih sulit

memanfaatkan gas alam secara maksimal untuk keperluan domestik. Selain

FSRU, infrastruktur gas yang harus disiapkan adalah transmisi pipa gas,

stasiun kompresi gas dan SPBG.



Di samping masalah infrastruktur, hal lain yang harus dilakukan

pemerintah adalah negosiasi kontrak kuota ekspor LNG ke AS,China,

Taiwan, Korea, dan Jepang. Produk gas alam dalam bentuk LNG, 42%

diekspor ke negaranegara tersebut. Konsumsi energi secara alamiah akan

terus meningkat.



Karena itu, untuk mengurangi subsidi energi di masa datang, langkah yang

harus dilakukan oleh pemerintah sekarang dan yang akan datang adalah

membangun infrastruktur transmisi energi, baik transmisi listrik maupun

transmisi gas.● MUDI KASMUDI Praktisi Industri Energi



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496831/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.