Senin, 21 Mei 2012

[Koran-Digital] Komnas Anak Sarankan Tonton Investigasi Industri Rokok di Indonesia

Komnas Anak Sarankan Tonton Investigasi Industri Rokok di Indonesia







Senin, 21 Mei 2012



Hidayatullah.com -- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas

Anak) Aris Merdeka Sirait merekomendasikan kepada orangtua, anak untuk

dan semua pihak yang punya perhatian terhadap bahaya rokok untuk melihat

video liputan investigasi yang dilakukan oleh wartawan Current TV

Christof Blackman Putzel berjudul Sex, Lies, and Cigarettes untuk serial

dokumenter investigatif Vanguard.



Barangkali banyak yang belum mengetahui film yang telah diunggah di

situs video sharing YouTube Desember 2011 lalu ini. Video berdurasi 42

menit 44 detik ini berisi laporan investigasi mendalam perihal

"cengkraman" industri rokok di Indonesia.



"Ini laporan penting yang harus dilihat oleh orangtua dan yang peduli

terhadap bahaya rokok," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak

(Komnas Anak) Aris Merdeka Sirait kepada Hidayatullah.com, Senin

(21/05/2012).



Dalam pengantarnya, video yang mengulas selubung moto "rokok itu keren"

yang kerap ditampilkan di iklan TV ini, menyebutkan bahwa di daerah

Times Square kota New York dapat ditemukan iklan-iklan semua barang.

Tetapi ada satu produk yang tidak dapat ditemukan diantara papan papan

iklan yang berbinar-binar. Apa itu? rokok.



Iklan-iklan rokok telah lama banyak dilarang di Amerika Serikat. Bahkan

di sebuah toko di New York harga rokok Malboro Red seharga 12 dollar

atau sekitar RP. 120.000. New York adalah tempat termahal di Amerika

untuk membeli rokok. Itu juga disebabkan karena pajak sin di kota besar

ini memang besar. Walikotanya, Michael Bloomberg, adalah orang yang

sangat kerat menerapkan regulas rokok di kota ini.



"Hal menarik yang saya lihat bahwa kita tidak lagi banyak melihat orang

merokok di luar bar dan restoran. Hanya beberapa. Dan kalau kita jalan

melewati mereka, mereka akan sembunyikan rokok mereka karena malu" kata

Bloomberg dalam video ini.



"Rokok, dalam abad ini, akan membunuh satu miliar orang kalau kita tidak

bertindak. itu adalah pembunuh terbesar dan pembunuh yang paling dapat

dicegah," lanjutnya.



Gencaran iklan iklan rokok baru dapat dirasakan di jalanan. Indsutri

tembakau sedang berburu konsumenn baru di negara negara termiskin di

dunia. Cara marketing yang sudah banyak hilang di negara negara Barat

sekarang menyelimuti Indonesia.



"Di kamar hotel, saya hidupkan TV dan untuk pertama kalinya dalam hidup

saya, saya melihat iklan rokok. Iklan-iklan yang menghubungkann rokok

dengan gambaran kebebasan, petualangan dan paling banyak, gaya kaum

muda. (menit 07:12)



Iklan-iklan rokok tidak saja ada di Jakarta dengan baliho. Bahkan di

jalan berdebu desa desa kecil. Itu satu satunya aspek pemandangan

Indonesia yang selalu ada. (menit 07:33)



Di Amerika dan sebagaimana negara-negara lainnya, menjual produk produk

tembakau pada anak di bawah umur 18 tahun adalah ilegal. Di Indoensia

tidak ada peraturan semacam itu (Menit 12:25).



Flo'Rida sekarang adalah salah satu dari banyak artis internasional yang

mendapatkan ribuan dolar dengan membuat pertunjukan untuk industri

tembakau. The Black Eyed Peas, Smashing Pumkins, Muse, Slash, mereka

semua pernah bermain di Indonesia dibayar dengan uang dari rokok (menit

13:32).



Don drapper dosen periklanan di sebuah unibersitas, Masli, yang pernah

bekerja di industri Philip Moris, berterus terang tentang siapa yang

industri tembakau target di Indonesia. "Young Man" atau kaum muda.

Begitu jawabnya ketika Chrsitof menanyakan siapa sebenarnya target

industri tembakau di Indonesia.



"Kaum muda. Bisa dikatakan, yang tidak resmi, 14 tahun ke atas. Resminya

18 tahun ke atas" (menit 15:16).



Pada tahun 2005, orang orang Malboro di Philip Morris membayar sekitar 5

miliar dollar untuk membeli salah satu perusahaan rokok terbesar di

Indonesia, Sampoerna. Sejak itu salah satu prioritas utama Philip Morris

adalah untuk memromosikan A-Mild brand milik Sampoerna dengan moto

mereka yang tidak terlalu halus, "Go Ahead". (menit 15:49)



Philip Morris sekarang mengeluarkan lebih darii 200 juta dollar per

tahun untuk pemasaran di Indonesia. Menurut perusaaan tersebut, tidak

satu dolar pun akan dialokasikan untuk memikat perokok muda (16:03)



Menyaksikan video ini mungkin akan memuat kita tertegun. Betapa tidak,

di saat cengkaraman regulasi menjadi lebih erat di Amerika, industri

tembakau justru membuat permainan untuk keuntungan yang agresif di

tempat lain. Dalam lima tahun terakhir, Philip Morris bukan hanya

mentarget Indonesia, tapi mereka juga memperoleh perusahaan di Afrika

Selatan, Colombia, Pakistan, dan Meksiko.



"Ini penting untuk diketahui bahwa dunia internasional pun telah

melakukan mengangkat bagaimana massifnya geliat industri tembakau di

negeri ini ," pungkas Aris.*



http://www.hidayatullah.com/read/22745/21/05/2012/komnas-anak-sarankan-tonton-investigasi-industri-rokok-di-indonesia.html



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.