Kamis, 17 Mei 2012

[Koran-Digital] Gula tebu picu diabetes, gula jagung bikin bodoh. Pilih mana?

Gula tebu picu diabetes, gula jagung bikin bodoh. Pilih mana?



Hasil penelitian University of California Los Angeles (UCLA) tentang

gula jagung diyakini bakal mengundang kontroversi. Pasalnya,

mengkonsumsi terlalu banyak gula jagung dapat menggerogoti otak manusia.

Studi tersebut diperoleh University of California Los Angeles (UCLA)

dari konsumsi sirup jagung yang berisi gula secara terus-menerus

membunuh daya ingatan tikus.







GULA jagung diyakini sebagai pemanis rendah kalori, dengan kandungan

sukralosa dan pemanis alami yang aman serta kromium pikolinat yang dapat

membantu penderita diabetes. Kromium merupakan mineral yang dapat

membantu kerja insulin dan mengatur kadar gula darah.



Kandungan itu pula yang gencar dipromosikan sebuah merek produk gula

ternama bahwa produknya memberi konsumen tetap dapat menikmati rasa

manis tanpa takut kadar gula darah melonjak tinggi. Sementara gula tebu

dituding pemicu diabetes akibat kandungan gulanya tinggi. Benarkah demikian?



Hasil penelitian University of California Los Angeles (UCLA) tentang

gula jagung diyakini bakal mengundang kontroversi. Pasalnya,

mengkonsumsi terlalu banyak gula jagung dapat menggerogoti otak manusia.



Studi tersebut diperoleh University of California Los Angeles (UCLA)

dari konsumsi sirup jagung yang berisi gula secara terus-menerus

membunuh daya ingatan tikus.



Langkah penelitian diawali pelatihan kepada sejumlah tikus percobaan

untuk melalui jalan dan lorong yang sulit.



Peneliti memisahkan dua kelompok tikus percobaan. Kelompok pertama

diberi cairan berisi sirup jagung berkadar gula tinggi, yang menjadi

bahan dasar pembuatan makanan kemasan sebagai air minum selama enam minggu.



Kelompok tikus kedua diberi asupan asam lemak Omega-3, yang mendorong

daya otak, dalam bentuk minyak biji rami dan asam docosahexaenoic (DHA),

sementara kelompok lain tidak.



Bikin bodoh?

Enam minggu berselang, kesemua tikus lalu dimasukkan ke tempat yang

membingungkan bagi hewan tersebut membebaskan diri.



"Hewan tikus yang diberi cairan sirup gula jagung merespons lebih lambat

dan otaknya menunjukkan kemerosotan," kata Fernando Gomez-Pinilla,

profesor bedah syaraf di David Geffen School of Medicine di UCLA seperti

dilansir dilansir Journal of Physiology yang dikutip huffingtonpost.com.



Menurut Fernando Gomez-Pinilla, sel otak mereka saling memberi isyarat

yang bermasalah, sehingga mengganggu kemampuan tikus itu untuk secara

jernih dan mengingat jalur yang telah mereka pelajari enam pekan

sebelumnya," katanya.



Peneliti membuat hipotesa bahwa mengkonsumsi terlalu banyak zat gula

dapat mencampuri kemampuan insulin untuk mengatur bagaimana sel

menggunakan dan menyimpan gula, yang diperlukan dalam pemrosesan pikiran

dan emosi.



"Studi kami memperlihatkan konsumsi zat gula dalam kadar tinggi

membahayakan otak serta tubuh. Ini adalah sesuatu yang baru," kata

Gomez-Pinilla.



Sirup jagung dengan kadar gula tinggi biasa ditemukan pada soda, bumbu,

saus apel, makanan bayi dan cemilan-olahan lain.





http://gresnews.com/berita/gaya_hidup/03185-gula-tebu-picu-diabetes-gula-jagung-bikin-bodoh-pilih-mana



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.