Jumat, 18 Mei 2012

[Koran-Digital] Nada Akl: Mendongeng di penjara runtuhkan sekat sosial di Lebanon


Mendongeng di penjara runtuhkan sekat sosial di Lebanon
oleh Nada Akl
18 Mei 2012

Beirut –Legenda Syahrazad dalam hikayat 1001 Malam telah diceritakan kembali dengan tafsiran yang mengejutkan. Para pemeran yang menampilkan versi baru ini, Syahrazad di Baabda adalah orang-orang istimewa. Mereka adalah Syahrazad di penjara perempuan Baabda, dan mereka punya banyak kisah untuk dituturkan.

Baabda merupakan sebuah penjara kecil bagi para perempuan di sebelah utara Beirut. Seperti penjara-penjara lain di Lebanon, penjara ini tak terawat dan penuh sesak. Dalam beberapa tahun belakangan, kerusuhan di Roumieh, penjara terbesar di Lebanon, kerap menjadi berita utama, namun orang Lebanon jarang mendengar tentang para tahanan di Baabda, sebuah penjara yang jauh lebih kecil yang mulanya dibangun untuk menampung 30 tahanan saja, namun terkadang diisi 70 atau 80 perempuan. Kendati lembaga pemasyarakatan semestinya diarahkan untuk memfasilitasi reintegrasi ke dalam masyarakat, kondisi buruknya justru membuat para penghuninya terkucil dari masyarakat. Dengan Syahrazad di Baabda, suara para tahanannya akhirnya bisa menembus dinding penjara, dan membantu mengatasi jarak antara mereka dan masyarakat.

Bagi para Syahrazad ini, pengalaman menampilkan suatu pertunjukan drama merupakan kesempatan langka untuk berbicara. Ini merupakan sebuah kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia siapa mereka serta apa yang mereka pikirkan, dan untuk mengungkapkan perasaan, mulai dari kekecewaan hingga harapan, serta untuk memperlihatkan bakat-bakat tersembunyi.

Syahrazad merupakan seorang pendongeng yang ditawan selama 1001 malam; persamaannya dengan para tahanan perempuan di Baabda hanya sampai di sini.Sementara Syahrazad menceritakan kisah-kisah petualangan memukau di dunia fantasi yang indah, para perempuan yang berpentas di sini membawakan cerita yang sangat berbeda: kisah nyata yang tanpa kecuali berakhir dengan srikandi yang masuk penjara. Cerita mereka adalah cerita tentang pencuri, perdagangan narkoba dan pembunuhan, cerita-cerita tanpa sesal dan nyata.

Acara Syahrazad di Baabda dihadiri oleh para pejabat pemerintah, anggota parlemen, duta besar, media, aktivis HAM, dan mahasiswa, serta juga keluarga para tahanan. Pentas ini adalah hasil lokakarya drama dan pelatihan menulis selama beberapa bulan. Pertunjukan ini tak ayal adalah puncaknya, bahkan mungkin seperti halnya para pemain, para penonton juga mendapat manfaat yang sama banyaknya.
Fakta bahwa suara-suara mereka didengar oleh hadirin sesama orang Lebanon adalah benar-benar sebuah capaian besar di negara yang ruang publiknya diisi oleh para tokoh politik dan percekcokan mereka yang tak berkesudahan –negara dengan ketidaksetaraan yang tajam, yang seakan menempatkan orang-orang dari latar belakang sosio-ekonomi berbeda di planet lain. Pertunjukan ini, sebuah wawasan langka tentang kehidupan para tahanan melalui kata-kata mereka sendiri, meruntuhkan sekat-sekat sosial. Bagi para tahanan sendiri, yang sebagian besarnya berasal dari lingkungan miskin dan akses terbatas terhadap seni, ini merupakan sebuah penemuan pertama kalinya atas kekuatan mereka sendiri sebagai individu, sekaligus sebuah proses pemulihan.

Pertunjukan ini terjadi berkat upaya aktris dan terapis-drama, Zeina Daccache, bintang televisi pujaan dan ternama yang mendirikan Catharsis-Lebanese Center for Drama Therapy pada 2007. Banyak orang Lebanon pertama kali mendengar LSM ini pada 2009, ketika Daccache memprakarsai sebuah proyek serupa di penjara Roumieh untuk para lelaki, dan bekerja dengan para tahanan untuk menampilkan adaptasi dari 12 Angry Men (12 Orang yang Marah) karya Reginald Rose. Drama Amerika tentang seorang juri yang melawan keputusan juri-juri lain dalam suatu perkara ini diberi judul 12 Orang Lebanon yang Marah, dan menyinggung tema pemaafan, harapan dan pengembangan diri.

Prakarsa ini menyatukan orang-orang yang mungkin tak akan pernah mendengar cerita satu sama lain tanpa acara ini. Catharsis didirikan atas dasar pandangan bahwa “pelibatan drama dan seni berekspresi dalam terapi adalah sebuah metode yang efektif dan memberdayakan untuk memecahkan masalah, mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan bagi individu dan kelompok; dan bahwa seni bisa membangun saling pengertian di antara berbagai budaya dan lapisan masyarakat.” Misi lembaga ini adalah untuk memberikan layanan terapi drama kepada masyarakat, termasuk sebagian orang yang paling terkucil dan terpinggirkan. Mereka telah bekerja di penjara sejak 2008, memberikan terapi drama sekalipun ketika tidak menyiapkan suatu pertunjukan.

Para Syahrazad di Baabda membawa para penonton melalui berbagai kekonyolan mendekam di lembaga pemasyarakatan di Lebanon dan merasakan kondisinya yang buruk. Para tahanan mengisahkan cerita-cerita mereka dengan sederhana, melalui monolog dan adegan singkat yang mereka tulis sendiri. Mereka adalah pementas, penulis dan bahkan penari – pertunjukan ini juga menyertakan lagu tari flamenco (musik tari Spanyol – red.).
Keadaan kehidupan di penjara Lebanon tidak mendukung perkembangan diri dan pembelajaran. Meski para tahanan berada dalam tanggung jawab negara, prakarsa-prakarsa individulah, seperti pertunjukan ini, yang memberi harapan ke tempat-tempat seperti penjara Baabda. Dan dengan menuturkan cerita mereka ke khalayak, para Syahrazad ini tengah meruntuhkan sekat-sekat sosial.

###

* Nada Akl adalah seorang profesional media dan penulis di Beirut. Artikel ini ditulis untuk Kantor Berita Common Ground (CGNews).

Sumber: Kantor Berita Common Ground (CGNews), 18 Mei 2012, www.commongroundnews.org
Telah memperoleh izin publikasi.

http://www.commongroundnews.org/article.php?id=31427&lan=ba&sp=0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.