Selasa, 08 Mei 2012

[Koran-Digital] Cintai sesama dan lingkungan melalui permainan tradisional

Cintai sesama dan lingkungan melalui permainan tradisional

Ilustrasi: kaskus.us

PENDIDIKAN tidak hanya didapat dari bangku sekolah formal. Pemanfaatan lingkungan sekitar melalui permainan tradisional juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam pembalajaran. Permainan tradisional juga mendekatkan diri anak pada alam dan memberi kontribusi bagi pengembangan pribadi anak.

Anak-anak zaman sekarang kini lebih akrab dengan permainan di komputer atau video game ketimbang permainan tradisional. Mereka lebih asyik menatap layar kaca yang menampilkan video game hingga berjam-jam. Padahal permainan tradisional baik untuk bermain (play) atau bertanding (game) memiliki nilai-nilai budaya kepribadian pembangunan bangsa yang telah menjadi sarana berkehidupan bermasyarakat secara turun-temurun.

Permainan tradisional yang cukup beragam itu perlu digali dan dikembangkan karena mengandung nilai-nilai seperti kejujuran, sportivitas, kegigihan dan kegotong royongan.
Permainan tradisional juga dapat mengembangkan kreativitas anak, kognitif, afektif maupun motoriknya. Contoh permainan tradisional yaitu gobag sodor, engklek, gasingan, yoyo, egrang, dakon, dan pasaran.

Kompleks Sekolah Kanisius di Jalan Menteng Raya Jakarta Pusat, Minggu (6/5), khususnya di bagian belakang yakni SMP Kanisius diramaikan ratusan anak dan remaja  yang antusias memainkan aneka jenis permainan tradisional.

Para pelajar yang tengah mengikuti Program Mosaic – salah satu program unggulan organisasi Children International Summer Village (CISV) yang mengangkat isu aktual yang dihadapi bangsa - semakin semangat karena ada Komunitas Hong dari Bandung pimpinan pakar permainan tradisional Zaini Alif.

Jadilah acara Mosaic CISV ini sebagai ajang selingan yang sangat bermanfaat bagi 190 peserta dan para pembimbing atau leader. Sebab, selama ini berbagai permainan tradional –yang merupakan kekayaan budaya masyarakat Indonesia- terpinggirkan, bahkan mulai dilupakan oleh anak-anak dan remaja, terutama di kota-kota besar.

"Memang saat ini demam gadget canggih telah melanda berbagai lapisan masyarakat, dari masyarakat biasa hingga penguasa. Dari sisi usia, tidak hanya anak muda dan orang tua, tapi juga anak-anak dan remaja. Mereka sangat akrab dan merasa ada yang hilang jika satu hari saja tidak menggunakan peralatan canggih tersebut," kata Zaini Alif.

Fenomena ini menjadi gejala global, ungkap Zaini,  masalahnya, bagaimana kita memanfaatkan teknologi canggih dan beragam gadget yang menawarkan hiburan dan sarana pencari pengetahuan itu dengan baik, untuk kemajuan masyarakat dan bangsa.

Karena itulah dalam acara Mosaic tahun ini CISV, kata Dharmesti Shindunatha, pihaknya menggelar ajang permainan bertema Lets Go Out and Play untuk mengingatkan penting dan bermanfaatnya bermain aneka permainan tradisional, meski permainan modern di gadget-gadget canggih, juga bermanfaat, asal sesuai usia.

"Banyak pesan dalam permainan tradisional yang bermanfaat bagi anak dan remaja. Permainan tradisional memberikan pembelajaran kepada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan, menghormati sesama hingga cinta kepada Tuhan.

Dia mencontohkan, permainan Sunda seperti Jajangkungan, Hatong, Celempung, dan Kolecer. Sebagai contoh permainan tradisional Gasing mendidik  keseimbangan dan keterampilan, kelombatok (keseimbangan tubuh), Gatrik (konsentrasi), Papancakan (melatih fokus anak), Sorodot Gaplok (keseimbangan kaki dan ketepatan), Bedil Jepret (bambu dan fokus), Rorodaan (keseimbangan dan bergerak), Babalonan Sarung (mengenalkan batik dan udara), Momonyetan (mengenal batik).

http://www.gresnews.com/berita/sma/112185-cintai-sesama-dan-lingkungan-melalui-permainan-tradisional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.