Tuntutan rakyat Kalimanta Pemerintahan sentralistis dan mematikan
aspirasi daerah tidak patut lagi diterapkan."
Silakan tanggapi Editorial ini melalui: mediaindonesia.com
WIBAWA pemerintah pusat kembali dipertaruhkan. Bibit pembangkangan pun
terus bersemai lantaran pusat tidak adil memperlakukan rakyat di daerah.
Pembangkangan teranyar ditunjukkan Forum Gubernur Se-Kalimantan pada
Senin (7/5). Empat gubernur yang tergabung dalam forum itu kompak
menggugat pusat terkait dengan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi di wilayah mereka akhir-akhir ini.
Forum gubernur itu menuntut penambahan kuota BBM untuk rakyat Kalimantan
karena patokan jatah tahun lalu, yakni 2 juta kiloliter, tidak lagi
mencukupi. Akibatnya kelangkaan BBM terus dirasakan warga. Antrean
mengular di SPBU menjadi pemandangan sehari-hari.
Tidak sekadar menuntut, Forum Gubernur Se-Kalimantan juga menyertakan
ancaman. Mereka sepakat akan menghentikan produksi hasil tambang jika
hingga 31 Mei pemerintah pusat tidak kunjung menambah kuota BBM.
Tuntutan rakyat Kalimantan wajar dicuatkan. Wajar kare n wajar
dicuatkan. Wajar karena bumi mereka termasuk penghasil tambang dan
sumber energi terbesar di Republik ini.
Kalimantan adalah lumbung batu bara, bergelimang gas alam, juga kaya
minyak bumi sehingga warga semestinya gampang mendapatkan energi.
Kontribusi Kalimantan terhadap geliat perekonomian nasional pun tidak
kecil. Dengan jumlah penduduk yang cuma 5,6% dari total pendu duk
Indonesia, mereka menyumbang 9,3% produk domestik bruto (PDB). Hampir
sepertiga dari kontribusi itu atau sekitar Rp200 triliun per tahun
dihasilkan sektor pertambangan.
Sungguh tidak adil apabila rakyat Kalimantan terus diterpa krisis
energi, padahal bumi mereka merupakan penghasil energi. Mereka jelas
ogah seperti ikan yang sekarat karena kehausan di dalam air.
Ancaman Forum Gubernur Se-Kalimantan tak boleh dianggap main-main.
Pemerintah pusat mesti bijak menyikapi persoalan itu, bukan malah
menyalahkan maraknya penyelewengan sebagai penyebab kelangkaan BBM di
Kalimantan. Kalau memang penyelewengan menjadi biang kerok, kenapa
polisi tidak dioptimalkan untuk mengatasinya?
Persoalan BBM di Kalimantan merupakan masalah ketidakadilan. Itulah yang
memupuk kejengkelan kemudian memantik keberanian keempat gubernur
mengancam dan membangkang pemerintah pusat.
Bukan kali ini saja kepala daerah membangkang kebijakan pusat. Pada
Agustus 2011, misalnya, Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang
menentang pembangunan rel kereta api di Kalimantan karena proyek itu
menerabas hutan lindung. Di Riau bahkan sempat menggelora semangat
menyempal dari Indonesia karena dirasa adanya ketidakadilan pusat.
Kita tidak ingin bibit pembangkangan menular ke daerahdaerah lain. Kita
juga tidak akan menoleransi pembangkangan menggumpal menjadi gerakan
separatisme.
Karena itu, pusat harus pintar dan bijak menjaga harmoni dengan daerah.
Kebijakan yang adil bagi semua anak bangsa menjadi keharusan.
Pemerintahan sentralistis dan mematikan aspirasi daerah tidak patut lagi
diterapkan
http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/05/10/ArticleHtmls/EDITORIAL-Ancaman-Empat-Gubernur-10052012001011.shtml?Mode=1
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.