Hati-hati, Perusahaan Asing Bisa Mendongkel Presiden!
Kamis, 10 Mei 2012 , 23:47:00 WIB
Laporan: Feril Nawali
RMOL. Setelah era penggundulan hutan dengan penebangan pohon
besar-besaran, giliran para pemodal mengeksploitasi hasil tambang di
Indonesia. Namun, selain sulit diatur dan menimbulkan perusakan terhadap
lingkungan, perusahaan swasta dan asing itu pun memiliki kekuatan lobby
mendongkel presiden yang berkuasa.
"Perusakan lingkungan di sektor pertambangan itu tidak dilakukan
perusahaan BUMN, seperti PT Bukit Asam atau PT Aneka Tambang. Ekploitasi
BUMN itu hanya kecil, justru perusahaan swasta dan asing yang banyak
lakukan perusakan di sejumlah daerah," kata pengamat ekonomi Ichsanuddin
Noorsy yang berbicara di Seminar Nasional dan Rakernas ke-3 Federasi
Serikat Pekerja BUMN di Surabaya, Kamis (10/5)
Noorsy pun menceritakan riwayat masuknya PT Freeport ke Indonesia
setelah Presiden Kuba Fidel Castro menasionalisasi perusahaan tambang di
negaranya. PT Freport pun lantas mencoba melobby Presiden AS Lindsay B
Johnson yang menggantikan Presiden AS John F Kennedy yang terbunuh.
"JF Kennedy itu lebih lunak sikapnya terhadap Soekarno. Tetapi setelah
naik Lindsay B Johnson kemudian menghadap pengusaha AS yang menginginkan
PT Freeport, Presiden Soekarno yang menolak penanaman modal asing lantas
turun dari jabatannya lima minggu kemudian," terangnya.
Begitu juga ketika Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), lanjut Noorsy,
meminta pada perusahaan swasta asing yang beroperasi di Papua memberikan
kompensasi 5 miliar dolar AS untuk masuk ke kas negara, sebagai
kompensasi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.
"Perusahaan asing itu kemudian menawar, tapi Gus Dur bersikukuh tetap
mendenda 5 miliar dolar AS, kemudian Gus Dur pun kita tahu jatuh dari
presiden," ungkapnya.
Sementara itu, pembicara lain Emmy Hafidz mengungkapkan, sangat sulit
memaksa perusahaan swasta dan asing melakukan rehabilitasi terhadap
lingkungan yang rusak akibat eksploitasi mereka.
Emmy lantas menampilkan foto-foto dari fasilitas peta google pada
sejumlah tambang besar di Kalimantan dan Papua. Pada slide terlihat
tanah berlubang besar berkedalaman ribuan meter dan juga danau yang
tercipta karena lubang raksasa.
Penambangan, kata Emmy, tidak hanya menggali gunung tetapi mengubah
permukaan bumi karena tanah dan batu di permukaan harus dipindahkan,
sedangkan limbah pasir tambang pun harus dicarikan penampungannya.
Akibatnya, lembah, sungai dan danau yang indah di Papua ditimbun demi
pertambangan. Pemerintah dan rakyat Indonesia harus mendapatkan
kompensasi yang layak atas kerusakan lingkungan itu.
"Kita harus mengenakan pajak lingkungan yang layak pada perusahaan
penambang swasta dan asing itu, " tandasnya.
Dia juga menyoroti pemberdayaan penduduk di sekitar tambang yang tetap
miskin sementara lingkungan di sekitar mereka rusak. Penduduk tidak
mendapat manfaat layak dari penambang swasta dan asing. Dia juga
mengkhawatirkan tambang rakyat yang cenderung liar dan tidak terkendali
seperti di Kabupaten Batu Licin, Tanah Bumbu, Kalsel. Pada penambang
besar dan milik asing, kata, Emmy, pemerintah sepertinya tidak bisa
berbuat apa-apa meskipun sudah diingatkan berkaki-kali dampak yang
muncul akibat kerusakan lingkungan yang parah nantinya.[dem]
http://www.rmol.co/read/2012/05/10/63444/Hati-hati,-Perusahaan-Asing-Bisa-Mendongkel-Presiden!-
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.