Kamis, 17 Mei 2012

[Koran-Digital] KOMARUDDIN HIDAYAT: Kematian Selalu Misterius

Kematian Selalu Misterius PDF Print

Friday, 18 May 2012

Kematian selalu misterius. Jejak dan akibat yang ditimbulkan begitu

nyata,tetapi kehadirannya sulit diduga dan bahkan jauh di luar nalar.





Kita yang bukan anggota keluarga saja turut merasakan duka yang dalam

akibat tragedi Sukhoi di Gunung Salak.Apalagi pihak keluarga, sungguh

tak terbayangkan betapa beratnya beban batin yang dirasakan.Begitu tipis

jarak kehidupan dan kematian. Hanya dalam hitungan menit dan jam,

keceriaan dan kehangatan keluarga yang bertahun- tahun dibangun dan

dijalani bersama tiba-tiba terenggut, berpisah untuk selamanya.



Terima kasih kepada media massa yang terus-menerus memberitakan

perkembangan pencarian korban dan menyajikan analisis dari berbagai

pakar, khususnya ahli penerbangan. Baik pihak Rusia maupun Indonesia

sama-sama menderita kerugian besar,baik dari sisi moral maupun

finansial. Tak ada pihak mana pun yang menghendaki peristiwa itu

terjadi. Dalam ajaran Islam, setiap terjadi peristiwa, ucapan spontan

yang muncul adalah: inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.Kita semua milik

Allah dan pada akhirnya akan pulang kembali kepada Allah.

Dalamkehidupansehari-hari, peristiwa pulang selalu menggairahkan.



Bahkan ketika Lebaran tiba,peristiwa pulang mudik itu dirayakan dengan

sukacita. Begitu pun ketika pulang sekolah,pulang belanja,pulang haji,

pulang jalan-jalan,semuanya terasa menyenangkan dan menggairahkan.

Berkumpul kembali dengan keluarga dan teman-teman lama selalu menjadi

kerinduan seseorang sehingga peristiwa pulang untuk bertemu mereka

merupakan saat-saat membahagiakan. Di lingkungan komunitas sufi, pulang

dipandang sebagai hari wisuda atau hari panen.



Merupakan hari wisuda setelah lama menjalani pembelajaran dan perjuangan

hidup untuk menyelesaikan tugas mulia di mana kematian bagaikan pintu

gerbanguntukmemasukidunia baru yang lebih indah dan lebih dekat dengan

Tuhan. Juga dikatakanpanenkarenaduniapada dasarnya merupakan tempat

bercocok tanam berupa pohon kebajikan. Seorang muslim diwajibkan untuk

selalu belajar dan beramal saleh agar lebat dan rindang kebun

kebajikannya. Lalu, buah spiritualnya akan diraih nanti setelah

seseorang meninggal.



Oleh karena itu,kematian adalah datangnya musim panen bagi seorang yang

beriman untuk mengenyam buahnya yang jauh lebih lezat ketimbang yang

sudah diterima dan dirasakan di dunia.Oleh karena itu, hampir semua

agama memiliki doktrin eskatologi dan keselamatan (salvation) setelah

kematian, yaitu keyakinan adanya surga-neraka,pahalasiksa, reward and

punishment, dengan berbagai istilah, konsep, dan penafsiran yang

berbeda- beda.



Bagi orang yang beriman dan meyakini Tuhan sebagai Dzat yang Maha

Pengasih dan Penyayang,secara rasional mestinya peristiwa kematian

sebagai kepulangan menuju Tuhan adalah peristiwa yang menggairahkan,

sama sekali tidak dihindari dan ditakuti.Bukankah ketemu Tuhan Sang

Pengasih menjanjikan kedamaian dan kebahagiaan hidup baru? Tapi secara

emosional tidaklah demikian. Kebanyakan orang mungkin merasa takut

menghadapi kematian.



Namun berdasarkan penelitian yang saya lakukan, sesungguhnya alasan

utama orang enggan mati bukannya karena takut neraka, melainkan enggan

berpisah dari dunia. Terutama mereka yang merasa hidupnya sudah mapan

dan nyaman. Merasa bahagia bersama keluarga dan handai tolan. Jangankan

mati, mereka juga takut kalau terjadi revolusi karena khawatir terganggu

kenyamanan hidupnya. Meski enggan bicara dan membayangkan kematian,

sesungguhnya tak ada peristiwa yang paling pasti dan setiap saat

mendekati kita semua kecuali kematian.Hanya saja jalan dan penyebabnya

berbeda-beda.



Ada orang yang tidak takut mati karena yakin setelah kematian tak akan

ada apa-apa. Mati berarti akhir segalanya.Tak ada lagi eksistensi

diri.Konsekuensi logisnya, mereka lalu ingin membangun dan menikmati

dunia sepuas-puasnya.Mereka lalu membangun dunia senyaman dan seindah

mungkin. Namun kebanyakan manusia sepanjang sejarahnya mempercayai

adanya kehidupan baru setelah kematian.Mereka yakin bahwa iman dan amal

kebajikan akan jadi bekal dan penerang kehidupan kelak.



Iman bagaikan kompas, peta ataupun navigator perjalanan manusia yang

pasti akan menemui titik kematian sebagai gerbang memasuki perjalanan

lebih lanjut yang berakhir pada Tuhan. Lalu rekaman amal kebajikan akan

berfungsi bagaikan sayap dan bekal dalam perjalanan tersebut. Oleh

karena itu, kepercayaan kepada Tuhan dan ajakan berbuat baik merupakan

panggilan dan energi universal serta perenial (abadi) sepanjang sejarah

manusia.



Turut berduka kepada semua penumpang Sukhoi yang menemui ajal,semoga

terbentang kehidupan baru yang jauh lebih indah dan damai.●



PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495897/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.