Senin, 14 Mei 2012

[Koran-Digital] Menteri Utamakan Pencitraan Pribadi

Karena tidak mencalonkan lagi, SBY tidak punya alat pressure.

Imbauan saja yang bisa SBY lakukan.

KEKHAWATIRAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap kinerja menterinya menjelang Pemilu 2014 merupakan akibat dari tingkah lakunya pada awal pemerintahan.

Presiden kebablasan mengangkat menteri dari partaipartai yang akan selalu memiliki kepentingan menjelang pemilu dan mayoritas ketua umum partai politik.

“Kekhawatiran mengenai loyalitas dan kinerja para menteri akhirnya disadari Presiden. Tapi masih ada waktu bagi Presiden untuk menyelamatkan kinerjanya dengan mengganti seluruh menterinya yang berasal dari partai politik supaya agenda besar pemerintah bisa tercapai,” kata Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Akbar Faisal kepada Media Indonesia, kemarin.

Dia menanggapi pernyataan Presiden ketika membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Kamis (10/5). Ketika itu Presiden Yudhoyono mengimbau semua

menterinya untuk menjaga keutuhan kabinet hingga penghujung kepemimpinannya pada 2014.

D i a m e n d e s a k p a r a pemimpin parpol yang menjadi anggota kabinet untuk mundur atau Presiden Yudhoyono yang memberhentikan mereka. Menteri dari parpol, tambahnya, sangat sulit mencapai target kinerja karena lebih fokus mengurusi target partainya.

“Pilihannya ada pada Presiden. Sebab risiko dan tanggung jawab akhirnya ada di tangan Presiden sebagai pemegang mandat dari rakyat,” cetus Akbar.

Dia menyebutkan, Presiden sangat memahami realitas yang ada tentang kinerja dan fokus para menterinya sehingga pernyataan Presiden itu adalah sebuah realitas dan Presiden sudah sangat terganggu.

Dia menilai, Presiden tahu bahwa para menterinya dari parpol itu bekerja untuk partai dan bukan untuk pemerintahan. Karena itu, mereka berebut pos kementerian yang basah untuk menghidupi partainya.

Dia menduga komitmen mereka ialah kepentingan partainya, bukan yang lain.

“Jika mau jujur, hampir semua kementerian tidak memenuhi target kinerjanya. Hal yang lebih substansial adalah Presiden menjadi sansak yang terus-menerus menerima

risiko dari ketidakmampuan kementerian,“ cetus Akbar.
Pencitraan Menurut politikus PDI Perjuangan Eva K Sundari, pernyataan Presiden wajar muncul karena makin mendekati Pemilu 2014. Semakin mendekati pemilu, makin muncul kepentingan subjektif tiap-tiap parpol bahkan di internal parpol koalisi.

“Tentu SBY sebagai komandan akan terganggu. Jadi statement tadi wajar karena gejalagejala tadi adalah keniscayaan.
Karena SBY tidak nyalonin lagi, jadi gak punya alat pressure.
Imbauan saja yang bisa dia lakukan,“ ungkap Eva.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai Presiden sedang menghadapi dua masalah besar.

Masalah pertama ialah menteri yang memegang portofolio dan juga partai politik. Tugas menteri akhirnya hanya untuk partai.

“Menteri ke daerah atas nama dinas, tetapi melakukan agenda politik. Itu hampir dilakukan oleh semua menteri dari parpol,“ cetus Muzani.
Selain itu, tambahnya, ada juga menteri dari bukan partai, tetapi memiliki agenda lain, yaitu membangun pencitraan.

“Dengan mengaburkan tugas dan tanggung jawabnya,“ ungkap Muzani. (*/P-4)

http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/05/15/ArticleHtmls/Menteri-Utamakan-Pencitraan-Pribadi-15052012003013.shtml?Mode=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.