Minggu, 13 Mei 2012

[Koran-Digital] Pemilu Kada DKI Harus Beradab

DKI membutuhkan pemilu kada yang beretika dan tidak menipu masyarakat. Ini penting untuk masyarakat yang semakin modern. Jadi, tidak hanya damai.'' Anas Ma'ruf Anggota tim sukses Foke-Nara

PIHAK-PIHAK yang terlibat dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilu Kada) DKI Jakarta 2012 berkomitmen menjalankan proses pemilu kada secara beradab. Kondisi Jakarta yang pluralistis diakui para calon mudah menghasilkan gesekan tidak sehat.

“Kami setuju pemilu kada harus berjalan dengan adab karena ini penting untuk masyarakat yang semakin modern.

Jadi, tidak hanya damai,” ucap unsur tim sukses Fauzi BowoNachrowi, Anas Ma’ruf, seusai dialog di Bakoel Koffi e, Jakarta Pusat, kemarin.

Dewan Pers, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Yayasan Tifa mengundang enam pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk bersama-sama mendukung Deklarasi Pemilu Kada DKI Damai 2012. Dari enam pasangan yang diundang, hanya tiga yang hadir.

Pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli diwakili anggota tim sukses mereka, Anas Ma’ruf.

Pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja juga diwakili anggota tim sukses mereka, Bimo Nugroho. Hendardji Soepandji dan pasangannya, Ahmad Riza Patria, datang sendiri.

Pasangan dan perwakilan yang hadir diminta membubuhkan tanda tangan tanda di atas spanduk tebal berisi poin-poin deklarasi tersebut sebagai wujud komitmen. “Untuk pasangan yang tidak datang, kami berencana mendatangi mereka,” ujar Ketua AJI Jakarta Umar Idris.

Dalam dialog itu Dewan Pers, AJI, dan Yayasan Tifa meminta pelaksanaan Pemilu Kada DKI 2012 tidak diwarnai pemberitaan yang menyesatkan.

“Saya tekankan, kita butuh pemilu yang beretika, tidak menipu-nipu masyakarat. Kalau damai, saya yakin akan terwujud karena warga DKI secara politik sudah dewasa,” ungkap Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Dewan Pers Agus Sudibyo.

Bimo Nugroho mengatakan siap dikontrol AJI selama pelaksanaan pemilu kada.

Jokowi-Ahok, menurutnya, siap mengedepankan dialog.

“Kami harap tidak ada lagi pihak-pihak yang merasa benar-benar dapat menegasikan pihak lain. Biarlah AJI di tengah dan mengontrol kami,” ucap Bimo.

Di pihak lain, Hendardji

Supandji mengatakan tidak hanya beradab, setiap cagub juga seharusnya diperlakukan secara adil. Hendardji mencontohkan spanduk-spanduk cagub petahana (incumbent) yang bertebaran di mana-mana sebelum masa kampanye. “Tidak damai itu sumbernya ialah ketidakadilan. Tapi walau keadilan kami diinjak-injak, saya siap (laksanakan pemilu kada) damai,“ tuturnya.
Pisahkan iklan Agus menegaskan media, khususnya media elektronik, harus secara tegas memisahkan iklan dengan pemberitaan.
“Jangan langgar prinsip firewall. Begitu juga dengan para cagub. Kalau mau promosi, ya iklan saja. Jangan lobi ke media untuk bikin pemberitaan yang condong,“ paparnya.

Pengamat media Ignatius Haryanto mewanti-wanti agar tak ada siaran yang dibiayai.
Ia mencontohkan talk show yang hanya menampilkan satu cagub saja, atau talk show yang condong ke cagub tertentu. “Ini yang tidak boleh,“ tegasnya.

Umar Idris mengatakan peliputan pemilihan gubernur haruslah berpegang pada kode etik jurnalis. AJI sendiri akan mendirikan posko jurnalis selama pemilihan gubernur. “Kalau ada yang merasa pemberitaan itu terlalu menyudutkan seseorang, atau ada jurnalis yang tulisannya dituntut tanpa alasan, silakan mengadu,“ tandasnya. (J-4)

http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/05/14/ArticleHtmls/Pemilu-Kada-DKI-Harus-Beradab-14052012007022.shtml?Mode=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.