"Perang" Politik SBY-Anas Kian Meruncing
Jumat, 11 Mei 2012 08:28 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 'Perang' politik antara Ketua Dewan Pembina
Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) dengan Ketua Umum Partai
Demokrat, Anas Urbaningrum kian terbuka dan meruncing.
Permainan politik kubu SBY di internal demokrat makin terlihat di
permukaan, terutama jika dilihat dari kasus hukum yang ditimpakan pada
Anas. Sebagai sebuah organisasi kepartaian, terlihat adanya kubu yang
terlihat sangat menginginkan agar Anas segera dipanggil KPK, dan artinya
segera lengser dari ketua umum.
"Yang melakukan ini adalah orang yang jelas ada di sekeliling SBY, dan
tentunya jelas SBY yang berperan. Kira-kira begitu yang saya baca," ujar
Direktur Lingkar Madani Untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti dalam pesan
singkatnya, Jumat (11/5/2012).
SBY, kata Ray, sulit untuk menutup-nutupi perannya dalam pertarungan
politik di internal Partai Demokrat.
"SBY sulit menutup-nutupi andilnya dalam pertarungan politik tingkat
tinggi di internal Partai Demokrat, sebagaimana yang dilakukan selama
ini. Artinya akan terjadi perang lebih terbuka antara kedua kubu," ujar Ray
Ray juga mengungkapkan bahwa perlawanan Anas pun akan semakin kencang,
salah satunya dengan manuver memunculkan kemungkinan partai Demokrat
mengusung calon presiden eksternal. Hal ini, terang Ray, akan sangat
strategis karena sama sekali di luar skenario dan keinginan SBY. Bahkan,
terang dia, beberapa tokoh dekat SBY langsung menangkalnya dengan
mengatakan bahwa Demokrat tak akan buru-buru membahas soal Capres.
"Isu capres eksternal itu dimunculkan dengan tidak melibatkan kubu
istana. Makanya muncul nama-nama kandidat demokrat seperti JK, Mahfud
MD, Prabowo, bahkan Sri Mulyani. Kemudian mewacanakan konvensi capres
demokrat. Jurus ini akan berusaha ditangkal oleh kubu SBY," tegasnya.
Menurut Ray, perlawanan Anas tentunya akan terus terjadi, terlebih
selama ini dia sudah menang telak dalam berbagai pertarungan politik
dengan kubu SBY. Pertama dalam kongres pemilihan ketua umum, kemudian
dalam rapimnas yang gagal melengserkan Anas, serta dalam pembahasan
kasus Bail Out Bank Century di DPR.
"Dalam tiga pertarungan ini kan telak kubu SBY kalah, artinya Anas juga
bukan tidak kuat untuk melawan," tegasnya.
Terkait peran SBY yang tidak tampak di permukaan, Ray menjelaskan dua
alasan, yakni ketakutan SBY terhadap risiko penilaian negatif karena
terlalu dominan bermain di Partai Demokrat. Hal ini secara organisasi
kepartaian akan dianggap negatif sehingga citra SBY akan rusak. Alasan
kedua, terang Ray, SBY tak berani muncul langsung karena jelas bisa
memunculkan resistensi di Partai Demokrat.
"SBY bisa mendapat penolakan di internal partai demokrat sendiri jika
dia berani langsung tampil berhadapan dengan Anas. Antusias warga
Demokrat terhadap SBY bisa hilang, apalagi banyak kalangan Partai
Demokrat yang berharap agar SBY jangan terlalu banyak mengurus Demokrat
karena dia adalah Presiden. Inilah yang membuat SBY tak berani turun
langsung, tapi toh perannya di belakang layar tetap terbaca," pungkas Ray.
http://m.tribunnews.com/2012/05/11/perang-politik-sby-anas-kian-meruncing
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.