Kamis, 10 Mei 2012

[Koran-Digital] Ramai di BBM: Penumpang Sukhoi Pakai HP di Pesawat

Ramai di BBM: Penumpang Sukhoi Pakai HP di Pesawat

Jumat, 11 Mei 2012 09:47 WIB





TRIBUNNEWS.COM - Penyebab jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan

perusahaan Rusia masih belum jelas.



Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), lembaga berwenang yang

melakukan penyelidikan, tentu membutuhkan waktu untuk mengungkapkan apa

penyebab kecelakaan tersebut.



Sukhoi Superjet 100 melakukan joy flight, Rabu (9/5/2012), dari Bandara

Halim Perdanakusumah, Jakarta.



Pesawat itu tiba-tiba hilang kontak pada ketinggian 10 ribu kaki, lalu

ditemukan jatuh di lereng Gunung Salak, Jawa Barat, Kamis (10/5/2012).

Pesawat itu mengangkut 42 penumpang (antara lain jurnalis, pengusaha,

pramugari, dan pilot Sky Aviation), serta delapan kru.



Berbagai pertanyaan dan dugaan muncul di publik, yang kira-kira terkait

dengan pertanyaan mengapa kecelakaan tragis itu bisa terjadi.



Seorang pilot demo terbaik, Mogomed Tolboev, mengatakan kepada media

Rusia bahwa kecelakaan Sukhoi Superjet 100 kemungkinan terkait dengan

masalah persiapan penerbangan.



"Kemampuan para awak Sukhoi selalu diandalkan dan hanya sedikit yang

meragukan. Tur promosi Superjet ini adalah yang pertama dengan pilot

profesional dan berpengalaman," tulis BBC yang menggambarkan faktor

kemampuan awak dan pilot bisa diandalkan.



Dilansir TRIBUNnews.com, Pemimpin Redaksi Angkasa Adrianus Dharmawan

menilai, pesawat Sukhoi SSJ 100 itu melakukan penerbangan yang tidak lazim.



Hal itu disebabkan adanya penurunan ketinggian pesawat dari 10 ribu kaki

ke 6.000 kaki.



"Prosedur penerbangan secara umum, bila di daerah pegunungan ada cuaca

buruk, minimal harus terbang beberapa ratus kaki di atas ketinggian

maksimal gunung di situ," kata Dharmawan di Bandara Halim Perdanakusuma,

Jakarta, Kamis (10/5/2012).



Dharmawan mengatakan, di lokasi tersebut terdapat tiga gunung, yakni

Halimun, Pangrango, dan Salak. Gunung tertinggi adalah Halimun, yakni

8.000 kaki.



Anggota DPR RI Teguh Juwarno menyoroti alat Emergency Located

Transmitter (ELT) yang terdapat pada pesawat Sukhoi Superjet 100. Alat

ini ternyata tidak menyala saat pesawat itu menabrak tebing.



Chappy Hakim, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara mempertanyakan

keputusan petugas Air Traffic Controller (ATC) Bandara Soekarno Hatta

Cengkareng yang mengizinkan Sukhoi terbang rendah hingga 6.000 kaki dari

sebelumnya 10.000 kaki.



Nahas, pesawat tersebut menabrak Gunung Salak dan ditemukan jatuh di

puncak Gunung Salak II yang memiliki ketinggian 7.152 kaki.



Muncul pula pertanyaan lain. Benarkah faktor penyebab kecelakaan adalah

penggunaan handphone pada saat pesawat Sukhoi itu sedang terbang?



Berbagai pesan berantai mengenai masalah ini muncul sejak Kamis

(10/5/2012) malam. Ada yang menyertakan link (tautan) berita yang

terkait dengan dugaan tersebut.



Pagi ini muncul lagi. Salah satunya dari Kompasiana, blog yang

dioperasikan KOMPAS.com. Tulisan dari blogger dengan nama Seand Munir

ini berjudul "Ternyata Para Penumpang Sukhoi Itu Mengaktifkan HPnya di

Pesawat".



Tulisan tersebut, Jumat (11/5/2012) pagi ini, sudah dibaca 135.980 kali,

termasuk yang paling banyak dibaca.



Artikel itu cukup panjang, terutama mengulas bagaimana bahaya sinyal

telepon selular dalam penerbangan, tapi bagian yang mengulas mengenai

penumpang yang menggunakan HP hanya ini:



"Sejumlah penumpang pesawat naas Sukhoi itu ternyata mengaktifkan HPnya

tepat di saat pesawat sedang terbang. Terbukti sejumlah panggilan ke HP

mereka nyambung. Padahal ini sangat tak diperbolehkan dan bisa

membahayakan penerbangan.



Misalnya telepon seluler alias HP dua wartawan majalah Angkasa, masih

aktif saat dihubungi pukul 17.00 WIB. Tapi keduanya tidak mengangkat

telepon. Demikian juga seorang istri yang mengontak suaminya di Sukhoi

itu juga aktif HPnya.



Apakah karena para penumpang itu menganggap Sukhoi kali ini adalah dalam

penerbangan Joy flight? di luar jalur penerbangan komersial biasa?"



Tentu KNKT-lah yang perlu menyelidiki kemungkinan ini. Bagaimanapun,

kecelakaan besar itu, yang merenggut begitu banyak nyawa, harus diteliti

dan hasilnya dilaporkan ke publik.



Akbar Faisal, anggota DPR RI dari Partai Hanura, mengirim komentar

kepada TRIBUNnews.com.



"Peraturan tentang keselamatan penerbangan itu sangat baku tapi

seringkali penumpang masa bodoh dan baru sadar ketika kecelakaan sudah

terjadi," katanya.



Seperti banyak pihak, Akbar berharap KNKT mampu menjawab mengapa Sukhoi

naas itu bisa jatuh.



"Kinerja KNKT sejauh ini masih sangat bagus. Kita tunggu hasil

investigasi mereka," ujar Akbar.



Ya, kita tunggu KNKT sembari mengirimkan doa kepada para korban. Juga

doa untuk keluarga korban yang menanti dengan cemas.(*)



http://m.tribunnews.com/2012/05/11/ramai-di-bbm-penumpang-sukhoi-pakai-hp-di-pesawat



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.