Jumat, 18 Mei 2012

[Koran-Digital] Albert Kuhon: Strategi Hollande Merekonstruksi Ekonomi Eropa

Strategi Hollande Merekonstruksi Ekonomi Eropa

Albert Kuhon Wartawan senior tinggal di Jakarta



FRANÇOIS Gerard Georges Nicolas Hollande, 58, presiden Prancis yang baru

dilantik perte ngahan Mei ini adalah politikus dari Partai Sosialis

Prancis. Awal Mei 2012 ia mengalahkan petahana Presiden Prancis Nicolas

Sarkozy yang berhaluan konservatif. Presiden Prancis dari kubu Sosialis

terakhir adalah Francois Mitterrand yang mengakhiri jabatannya tahun 1995.



Tampaknya Hollande akan melanjutkan strategi yang diterapkan

pemerintahan sebelumnya dengan modifikasi.



Sangat mungkin Hollande akan melanjutkan ideologi politik Charles de

Gaulle, jenderal yang menjadi negarawan hebat di Prancis. Hollande

mengusung konsep pertumbuhan ekonomi, keadilan, dan demokrasi sosial

guna meningkatkan peran Prancis di Eropa.



Karena itu ia menginginkan renegosiasi pakta fi skal Uni Eropa, yang

mengharuskan anggotanya menyeimbangkan bujet. Sehabis pelantikan,

Hollande menemui Kanselir Jerman Angela Merkel guna membahas krisis

utang negara-negara Eropa. Presiden Prancis itu minta pembahasan ulang

perjanjian Uni Eropa yang memberlakukan penghematan anggaran di antara

negara-ne



gara anggotanya. Sementara Merkel yang mewakili Jerman, berkukuh

mengatakan butirbutir persetujuan tidak dapat diubah.



Jerman dan Prancis adalah negara dengan perekonomian terkuat di zona

euro. Keduanya juga kontributor terbesar dana talangan. Kedua negara itu

berperan penting dalam strategi memadamkan krisis ekonomi Eropa. Dalam

waktu dekat, Hollande akan berkunjung ke Amerika Serikat untuk bertemu

Presiden Barack Obama.

Dominasi Prancis Pertemuan Hollande-Merkel berlangsung sewaktu

pertumbuhan ekonomi Uni Eropa atau zona euro yang beranggotakan 17

negara dalam tiga bulan pertama tahun 2012 sama sekali terhenti. Bahkan

Eropa kini tengah berupaya keras menghindari resesi. Hollande mengajak

Jerman bekerja mengatasi krisis Eropa. Ia mengusulkan penerbitan surat

obligasi yang menyatukan utang negara-negara zona euro. Padahal Jerman

selama ini menolak ide penerbitan obligasi euro.



Pertemuan Prancis-Jerman memang merupakan terobosan di tengah kekosongan

politik di Yunani dan kekhawatiran anjloknya nilai mata uang euro.

Jerman dan Prancis adalah kontributor terbesar dana t talangan sehingga

peran mer reka sangat strategis dalam mengatasi krisis Uni Eropa. Di

Berlin, Hollande dan Merkel mengatakan menginginkan Yunani tetap

menggunakan mata uang euro meski negara itu sedang terjerat utang.



Merkel mengatakan Prancis dan Jerman mempelajari kemungkinan pertumbuhan

tambahan bagi Yunani yang sedang memangkas anggaran sesuai dengan

tuntutan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai syarat

pengucuran dana talangan 130 miliar euro. KTT informal direncanakan

dilaksanakan 23 Mei ini.

Strategi Prancis Strategi politik mo dern Prancis diwarnai kekalahan

Napoleon pada 1815 dan munculnya Inggris sebagai negara maritim

sekaligus negara sekaligus negara imperialis tangguh di Eropa.

Kekalahan itu membuktikan Prancis tidak mampu menyaingi Inggris dan

harus mengakomodasi saingan mengakomodasi sainga lamanya. Peristiwa lain

yang ikut membentuk strategi politik tuk strategi politik Prancis adalah

kalahnya negara itu dari Prussia ta hun 1871. Akibat kekalahan itu,

Prancis terpaksa kehilangan wilayahnya dan mengakui kekuatan Jerman di

sebelah timur.



Prancis kemudian membentuk aliansi strategis dengan Inggris, guna

menguatkan kemungkinan blokade Jerman di laut jika terjadi peperangan.

Lalu Prancis bersekutu dengan Rusia, yang bisa mengancam Jerman dari dua

sisi jika terjadi peperangan. Baik dalam Perang Dunia I maupun Perang

Dunia II, Jerman mencoba menghajar Prancis duluan. Dalam Pe rang Dunia

I, Prancis h a n y a mampu bertahan di Marne. Jerman secara mengagetkan

mampu bertahan dari Prancis yang bersekutu dengan Rusia dan Inggris.

Ketika Rusia melemah, pihak Jerman makin gencar menghajar Prancis.

Bantuan Amerika Serikat mengubah keseimbangan peperangan dan

menyelamatkan Prancis.



Dalam Perang Dunia II, tersusun konfigurasi kekuatan yang hampir serupa.

Kali ini Prancis dikalahkan dan dijajah sampai datang pasukan Ing

gris-Amerika yang membebaskan Prancis dan mem bawa Jenderal Charles de

Gaulle ke puncak kekua saan di Prancis.



De Gaulle me nyadari bahwa Prancis tidak akan mampu bersaing de ngan

Amerika Serikat dan Uni Soviet di panggung internasional. Ia berusaha

memper tahankan sikap inde penden Prancis di antara kedua poros utama

dunia tersebut. De Gaulle ersebut. De Gaulle termotivasi oleh na

sionalisme Pran cis dan rasa cis dan rasa ketidakper c ay a a n t e r

hadap Ame rika. Uni Soviet Dalam masa pascaperang, Amerika dan Eropa

berupaya membendung ruang gerak Uni Soviet yang komunis. Sebagian Eropa

dikuasai Uni Soviet dan sisanya didominasi oleh NATO yang pro-Amerika.

Terhimpit di antara Amerika dan Soviet, de Gaulle tidak ingin nasib

Prancis ditentukan oleh kedua negara adikuasa tersebut.



Amerika Serikat menjanjikan penggunaan senjata nuklirnya jika Soviet

mengganggu Eropa.

De Gaulle tidak percaya Presiden Amerika Serikat akan memerintahkan

penggunaan senjata nuklir guna membela Jerman atau Prancis, karena ia

menilai kepentingan AS di Eropa bukan kepentingan utama. De Gaulle

menilai Eropa Barat harus memiliki kekuatan sendiri jika tak ingin jatuh

ke tangan Soviet. Ideologi politiknya dikenal sebagai Gaullisme, yang

memengaruhi perkembangan politik Prancis sampai saat ini.



Ia berpendapat pemerintahan komunis tidak boleh berkuasa di Prancis,

karena bisa meruntuhkan sikap Eropa yang independen. Jerman Barat bisa

terisolasi, terjepit tanpa daya di antara Prancis yang komunis (dan

dipersenjatai oleh Soviet) dan Tentara Merah Soviet di sebelah timurnya.

Akibatnya, Soviet akan menjadi pemain tunggal di Eropa.



Baik hegemoni Soviet maupun Amerika sangat mengancam kepentingan

nasional Prancis. Menurut de Gaulle, dalam PD I dan PD II Amerika hanya

turun tangan ketika Prancis sudah porak-poranda.

Dia menyadari bahwa Prancis tidak mungkin melindungi diri dari serangan

Soviet, sedangkan Jerman Barat maupun Inggris sulit diajak bersekutu

guna menjaga keamanan Eropa. De Gaulle kemudian mengembangkan kemampuan

militer berbasis senjata nuklir yang bisa menghalau Soviet jika mereka

menyusuri Sungai Rhine dan Jerman Barat.



Secara umum, sebagian besar Eropa memang menginginkan kerja sama yang

erat dalam bidang keamanan dalam persekutuan (sekarang dalam pakta

pertahanan NATO) serta sejenis kerja sama ekonomi bersama Eropa. De

Gaulle mendukung integrasi ekonomi maupun pengembangan kemampuan

pertahanan Eropa secara independen. Tetapi ia menentang segala bentuk

konsep yang bisa merongrong kedaulatan Prancis.



Keruntuhan Uni Soviet dan berakhirnya Perang Dingin membuat Presiden

Prancis seperti Jacques Chirac dan Nicolas Sarkozy yakin bahwa cita-cita

de Gaulle dapat dicapai melalui kerja sama ekonomi.

Prancis bisa berperan penting di Eropa bekerja sama dengan Jerman.

Penganut ideologi politik de Gaulle modern menyusun strategi yang

seakan-akan berhulu pada logika de Gaulle.

Yakni Prancis harus bersekutu dengan negara-negara Eropa lainnya dengan

basis politik ekonomi dan kemiliteran.



Dalam kerangka politik seperti itulah kita melihat kunjungan Hollande ke

Jerman.

Perbedaan yang menjadi ganjalan dalam hubungan PrancisJerman

pasca-Perang Dingin, memang merupakan warisan pemikiran politik de

Gaulle. Walau Hollande memang seorang sosialis, ia berbeda dalam banyak

hal dengan para penganut ajaran politik de Gaulle. Namun, sebagai kepala

negara, bukan mustahil Hollande perlahanlahan bertindak dan bersikap

seperti de Gaulle dulu.





http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/05/19/ArticleHtmls/Strategi-Hollande-Merekonstruksi-Ekonomi-Eropa-19052012025004.shtml?Mode=1



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.