Minggu, 13 Mei 2012

[Koran-Digital] CALAK EDU Karakter Madrasah

PADA 25-29 Juni 2012, madrasah akan punya hajat cukup besar, yaitu

menyelenggarakan kompetisi sains madrasah (KSM). Ajang itu terbilang

cukup inovatif mengingat madrasah selama ini selalu dikenal sebagai

sekolah yang secara khusus mengajarkan agama, tetapi lemah dalam

penguasaan ilmuilmu umum. Program itu juga menjadi tantangan tersendiri

bagi para pengambil kebijakan pengelolaan pendidikan Islam di

Kementerian Agama, terutama dalam rangka mengangkat citra madrasah yang

seakan jauh dari kepiawaian bersains-ria sebagaimana halnya

sekolahsekolah umum.



Melalui penyelenggaraan Madrasah's Science Competition and Expo MEDP

2012, Kementerian Agama berharap terjalinnya komunikasi antarmadrasah,

khususnya antarmadrasah peserta program Madrasah Education Development

Project (MEDP), sehingga terjadi experience sharing antara kepala

madrasah dan guru dalam pengembangan madrasah



berbasis sains. Kedua, kegiatan itu merupakan upaya untuk membangun

budaya kompetisi yang sehat dan menumbuhkan semangat berprestasi bagi

siswa-siswa madrasah.



Dari kegiatan itu memang ada harapan terpetakannya tingkat capaian

Madrasah Development Plan (MDP), terjalinnya kerja sama antara

madrasah-madrasah, stakeholders, dan pihak lain baik dari dalam maupun

luar negeri, utamanya lembaga internasional yang peduli peningkatan mutu

pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia, serta terpetakannya

siswa-siswa potensial dan berprestasi dari madrasahmadrasah se-Indonesia

untuk dipersiapkan sebagai peserta olimpiade sains internasional.



Tak ada yang salah dengan KSM, asalkan tak ada niat dibenak para

pengelola madrasah untuk menjadikan madrasah sebagaimana layaknya

sekolah umum. Menurut Malik Fadjar (1998), dengan menempatkan madrasah

sejajar dengan sekolah pada umumnya, sesungguhnya kita sedang lari



dari kesadaran sejarah madrasah yang dulu sangat kuat memberikan

kontribusi terhadap moralitas. Madrasah kita saat ini seakan-akan hanya

dijadikan sebagai 'cagar budaya' dengan mempertahankan paham-paham

keagamaan tertentu, tetapi lemah dalam memberikan semangat tauhid yang

selaras dengan agent of change pada setiap masa sehingga madrasah tanpa

disadari sebenarnya sedang kehilangan jati diri keislamannya.



Karakter madrasah sesungguhnya bermuasal dari ketulusan dan keikhlasan

niat para pengelola, yang tumbuh dan berkembang dari dalam masyarakat.

Prinsip melayani masyarakat (to serve the community) merupakan

perlambang sangat kuat dari madrasah, dari dulu hingga sekarang. Karena

itu, membuka kesempatan seluas



luasnya bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif ke dalam

lingkungan madrasah merupakan sebuah keniscayaan.



Karena itu jika madrasah ingin mengembangkan basis keilmuan secara baik,

menempatkan dan mengajak masyarakat untuk turut terlibat langsung

merupakan imperatif.



Beberapa kritik tentang madrasah yang selama ini me



nguat di tingkat masyarakat di antaranya ialah soal proses pendidikan

yang berlangsung di madrasah yang belum sepenuhnya mengarah ke

pengembangan karakter atau watak peserta didik, terkait dengan kurikulum

dan model pembelajaran pendidikan agama Islam yang cenderung direduksi

semata-mata sebagai penguatan aspek kognisi. Jika hal itu terus

dieksplorasi dengan baik, kemampuan akademis siswa dan guru madasah di

bidang sains juga akan berkembang, seiring dengan berkembangnya watak

dan karakter yang menjadi modal utama gaya belajar di madrasah.



Selain itu, madrasah perlu memberikan atensi yang lebih terhadap bobot

kontekstualitas dan relevansi muatan pendidikan agama Islam dengan

kompleksitas permasalahan dan tantangan



dalam lingkungan strategis peserta didik. Hal itu amatlah penting karena

dengan kesadaran semacam itu madrasah akan mampu menciptakan

pemimpinpemimpin bangsa masa depan yang memiliki tidak hanya ilmu umum,

tetapi juga karakter kuat dan moralitas teruji.



Di bidang manajemen, lemahnya koordinasi dengan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan di masa lalu juga ikut menambah persoalan sulitnya

madrasah berkembang. Dalam proses pengembangan kurikulum dan model

pembelajaran pendidikan agama Islam, tampaknya harus ada koordinasi

sinergis di antara kedua kementerian ini. Karena itu, penting untuk

merumuskan indikator keberhasilan pendidikan agama Islam secara lebih

rinci, yang berakibat pada lemahnya efektivitas pemantauan dan evaluasi

terhadap proses pendidikan pada satuan pendidikan.



Jika masalah-masalah itu bisa diatasi, bukan tidak mungkin madrasah akan

menjadi suar bagi proses permodelan (modelling process) pengintegrasian



ilmu agama dan ilmu umum secara berkualitas, dan itu ditandai niat untuk

selalu mau belajar dan mengambil pelajaran dari praktik pendidikan yang

dulu berlaku di masa kejayaan Islam. Yang dibutuhkan madrasah saat ini

ialah konsistensi dan strategi pengembangan madrasah yang fokus dan

terarah karena madrasah memiliki begitu banyak energi dan kreativitas

yag belum terjamah dengan perencanaan program yang baik.



Momen KSM bisa merupakan pemicu bagi komunitas madrasah untuk

menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya.



Last but not least, madrasah juga harus menimbang kembali peran dan

fungsi masyarakat yang menjadi kekuatan madrasah selama ini dan seakan

pergi entah ke mana. Ketergantungan masyarakat madrasah terhadap

pemerintah harus dikurangi mengingat mayoritas madrasah memang milik

masyarakat.



Partisipasi masyarakat yang menjadi kekuatan madrasah selama ini harus

menjadi prioritas untuk dibangun dan dikembangkan kembali



http://pmlseaepaper.pressmart.com/mediaindonesia/PUBLICATIONS/MI/MI/2012/05/14/ArticleHtmls/CALAK-EDU-Karakter-Madrasah-14052012012020.shtml?Mode=1



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.