Minggu, 20 Mei 2012

[Koran-Digital] GITA WIRJAWAN: Kebangkitan Ekonomi

Kebangkitan Ekonomi PDF Print

Monday, 21 May 2012

Tanggal 20 Mei 1908 merupakan momen peristiwa bersejarah bagi Indonesia

sebagai sebuah momentum bangkitnya rasa kebangsaan dan sebuah cita-cita

luhur untuk membangun sebuah bangsa yang mandiri dan bebas dari

imperialisme asing.



Semangat dan kesadaran berbangsa inilah yang dimaknai dengan kebangkitan

nasional. Gerakan kesadaran yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh muda itu

melahirkan sebuah organisasi pergerakan yang bernama Boedi

Oetomo.Peristiwa bersejarah tersebut tentu masih sangat relevan bila

kita kaitkan dengan realitas Indonesia hari ini.Di abad ke-21 ini, saya

melihat peringatan (Hari) Kebangkitan Nasional adalah bagaimana kita

memaknai "bangga berbangsa" dan bagaimana membangkitkan generasi muda

Indonesia yang potensial bagi Indonesia di masa yang akan datang.



Kita harus bangga berbangsa dan mengetahui kelemahan dan potensi diri

untuk bisa lebih maju. Saya mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak

pernah lupa dengan sejarah bangsanya,"jangan sekali-kali melupakan

sejarah" (jas merah) sebagaimana Bung Karno pernah berkata demikian.

Sejarah membuktikan darah Indonesia, DNA kita ini, bisa membuahkan

kebanggaan, jangan sampai kita lupa akan sejarah kejayaan kita di masa

lalu dan melihat kerdil bangsa kita.



Dalam konteks membangun generasi muda Indonesia yang potensial,

kebangkitan nasional harus dimaknai dengan memberikan pendidikan yang

lebih berkualitas dan merata bagi seluruh bangsa Indonesia. Kita harus

melahirkan generasi muda yang dapat berkiprah dan mampu bersaing dan

menjadi representasi bangsa dalam pergaulan dunia.Menurut saya

kitamemerlukan gamechanging untuk memetakan masa depan Indonesia yang

jauh lebih baik lagi di mana pendidikan merupakan komponen utama yang

sangat penting dalam membangun bangsa.



Semangat ini sudah sejalan dengan konstitusi kita yang mewajibkan

alokasi 20% dari anggaran negara digunakan untuk kepentingan pendidikan.

Sebagai contoh saja, secara kuantitatif, Indonesia masih tertinggal jauh

dibandingkan dengan negara-negara lain bila kita membandingkan jumlah

sarjana yang ada.Saat ini Indonesia hanya memiliki 20.000 sarjana strata

tiga (S-3),adapun China dan India jauh melampaui dengan jumlah sarjana

S–3 sebanyak 500.000 orang.



Sementara kita baru mampu menghasilkan 800 lulusan S-3 per

tahunnya.Pemikiran ini tidak terbatas hanya untuk kebutuhan S-3,tetapi

juga untuk S-1,S-2,politeknik,dan sejenisnya di bidang kompetensi yang

lain. Substansinya adalah bagaimana Indonesia dapat merangkak di mata

nilai melalui sharing-knowledge, pendidikan, dan skilled training.



Saya optimistis di tahun-tahun mendatang kita bisa melihat sepak terjang

bangsa jauh lebih kompetitif dalam forum internasional dan saya yakin

dengan bantuan dan dukungan semua pihak,tidaklah berlebihan bila suatu

saat nanti kita bisa melihat kader-kader bangsa Indonesia yang

berkualitas setara dengan Bill Gates atau Steve Jobs dan kader-kader

bangsa tersebut bisa saja lahir dari Mamuju, Fakfak, Manokwari, Solo,

Jember, dan dari pelosok-pelosok desa yang ada di Indonesia.



Kita harus meyakini bahwa Investasi yang terbaik bagi Indonesia adalah

investasi pendidikan bagi anak-anak bangsa kita. Oleh karena itu

momentum peringatan hari kebangkitan nasional ini harus dijadikan

sebagai tonggak bangkitnya pendidikan Indonesia yang lebih baik.



Kekuatan Ekonomi Nasional



Selain itu, momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini kami

maknai untuk mencanangkan hari kebangkitan produk nasional dengan

harapan produk Indonesia dapat meningkat daya saingnya, menjaga terus

kualitas dan mutu terbaik sehingga menjadi pilihan utama masyarakat

Indonesia. Tahun ini perekonomian Indonesia sudah menjadi bagian dari

Trillion Dollar Club.



Keanggotaannya sangat eksklusif di luar negara?negara maju di mana di

antara negara berkembang hanya terdiri atas China, India, Rusia, Brasil,

Meksiko,Korea Selatan,Turki, dan Indonesia. Saat ini Indonesia merupakan

salah satu negara emerging market dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup

baik.Perekonomian kita tahun lalu tumbuh sebesar 6,5%,inflasi 3,79% dan

rasio hutang terhadap PDB kita tercatat 24,5% dibandingkan dengan rasio

utang Yunani di 165%, Jepang 200%, serta Amerika Serikat 100%.



Tidak menutup kemungkinan pada 2012 rasio utang terhadap PDB kita

kemungkinan besar akan berada di bawah 20%.Semakin sedikit hutangnya

akan semakin leluasa kita bergerak untuk tumbuh dan berkembang.

Demografi Indonesia yang sangat muda juga merupakan salah satu kekuatan

pasar Indonesia dan merupakan salah satu potensi pasar yang besar.Dengan

potensi yang besar ini, kita harus dapat mewarnai percaturan global

dengan hasil produksi yang mengandung nilai tambah.



Indonesia memiliki demographic dividend di mana 50% populasi Indonesia

merupakan penduduk berusia di bawah 29 tahun. Pada 10 tahun mendatang,

populasi Indonesia masih didominasi angkatan kerja dan ini baik sekali

untuk pembangunan ekonomi bangsa. Perekonomian kita mencapai USD1

triliun dari sisi purchasing power paritydan secara nominal USD825 miliar.



Jika kita ekstrapolasi angka tersebut sampai tahun 2030, 18 tahun dari

sekarang, PDB Indonesia akan mencapai USD9,3 triliun. Karena itu,

Indonesia akan mempunyai peluang untuk menempatkan dirinya di peringkat

kelima negara dengan ekonomi terbesar di dunia.



Mengatasi Tantangan



Bila kita melihat dari postur fiskal,moneter,dan demografik, kita

memiliki prospek yang luar biasa.Tapi tantangan kita ke depannya berada

di kesiapan kita untuk menghadapi perubahan dinamika kerja sama

internasional karena pergeseran kepemimpinan ekonomi dunia dari negara

maju yang sedang mengalami kesulitan kepada negara berkembang.



Selain itu, kompleksitas dari global value chain yang ke depannya akan

lebih menggarisbawahi kualitas dari bidang jasa kita, bukan hanya produk

dan manufaktur yang akan sangat kompetitif dan menentukan sekali

bagaimana bentuk dan peran negara kita di dunia perdagangan dunia.

Tentunya harus diupayakan agar ke depannya kita bisa melakukan

industrialisasi agar kita bisa lebih piawai dan ini hanya bisa dipicu

dengan investasi di bidang research and development dan pendidikan.



Karena itu diperlukan perbaikan soft dan hard infrastructure untuk

mempercepat pembangunan Indonesia. Hard infrastructure sudah tercakup

dalam National Masterplan of Connectivity yang dituangkan dalam bentuk

program MP3EI, sementara soft infrastructure adalah melalui peningkatan

kualitas sumber daya manusia kita melalui fasilitas pendidikan yang

berkualitas tinggi. Industrialisasi dan hilirisasi juga merupakan kunci

penting bagi Indonesia di masa yang akan datang.



Merangkak di mata nilai dan menghasilkan produk yang bernilai tambah,

semoga dengan mentalitas yang melahirkan industrialisasi akan dapat

melatih agar bangsa ini terus dapat tumbuh dan berkembang. Pengelolaan

sumber daya alam Indonesia harus dapat merangkak naik di rantai nilai.

Artinya,Indonesia sudah harus siap mengekspor produk-produk yang

bernilai tambah. Hilirisasi ini akan berdampak positif terhadap

peningkatan angka tenaga kerja,peningkatan nilai ekspor,dan pada

akhirnya peningkatan kesejahteraan rakyat dan negara.



Langkah-langkah strategis seperti ini sudah terlihat membuahkan ouput

yang lebih positif. Penyerapan bahan baku domestik untuk industri lokal

terus meningkat yang kemudian mendukung peningkatan ekspor bahan

bernilai tambah. Dengan meningkatnya aktivitas kita di perdagangan

dunia, kita juga harus meningkatkan efektivitas dalam memberikan

perlindungan kepada konsumen melalui pemahaman K3L (kesehatan,keamanan,

kenyamanan,dan lingkungan).



Kerja sama perdagangan kita harus dilandasi respek terhadap regulasi

yang bisa memberikan jaminan perlindungan konsumen baik di dalam maupun

di luar negeri. Selain itu, dalam memastikan ketahanan negara, baik

pangan maupun nonpangan, kita harus menyadari pentingnya pola konsumsi

bangsa kita dan setiap individu yang lebih bertanggung jawab. Hal ini

bisa dilihat dari kacamata sosial maupun ekonomi.



Untuk itu semua pihak harus bekerja sama untuk mengurangi ketergantungan

terhadap barang impor karena sebenarnya kita bisa memproduksi untuk

kebutuhan domestik. Hal ini bisa dengan langsung maupun tidak langsung

memberikan lingkungan yang lebih kondusif untuk industri di Indonesia

membangun kapasitas diri sesuai perkembangan dunia.● GITA WIRJAWAN

Menteri Perdagangan



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496452/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.