Gunung Sejuta Jebakan PDF Print
Thursday, 10 May 2012
GUNUNG Salak, Bogor, kembali menelan korban. Kali ini menimpa pesawat
komersial Sukhoi jenis Superjet 100. Pesawat buatan Rusia yang berangkat
dari Bandara Halim Perdanakusumah untuk melakukan tes terbang ini
terakhir mengadakan kontak pada pukul 14.33 WIB di sekitar Gunung Salak
I dengan ketinggian sekitar 6.000 sampai dengan 7.000 kaki.
Sebelumnya, Aleksandr Yablontsev,sang pilot yang berasal dari Rusia,
menghubungi traffic control Bandara Soekarno- Hatta. Dia mengabarkan
pesawat yang membawa 46 orang penumpang itu berada di atas ketinggian
10.000 kaki.Kemudian, Yablontsev meminta izin untuk turun ke ketinggian
6.000 kaki saat posisinya10 nautical mile dari Atang Sanjaya,
Bogor.Setelah itu,tak ada kontak lagi.
Peristiwa ini menambah panjangdaftarpesawatterbang yang mengalami
kecelakaan di Gunung Salak.Pada Juni 2008, pesawat angkut milik TNI
Angkatan Udara jenis Casa NC 212-200 jatuh di dasar jurang hutan Tegal
Lilin di lereng Gunung Salak, Desa Cibitung, Kecamatan Tenjolaya, yang
menewaskan 18 penumpang. Pesawat mengalami kecelakaan saat melakukan
penerbangan dari Lanud Halim Perdanakusumah ke Lanud Atang Sanjaya,
Bogor, ketika menjalankan misi pelatihan terhadap penggunaan kamera
digital udara yang baru.
Pesawat bernomor registrasi A2106 dari Skuadron 4 Lanud Abdurahman
Saleh, Malang, Jawa Timur, itu lepas landas dari Lanud Halim
Perdanakusumah sekitar pukul 10.00 WIB. Setengah jam kemudian,pesawat
tidak bisa dihubungi menara pengawas. Saat itu,Komite Nasional
Keselamatan dan Transportasi menduga karakter lokasi dan hutan di Gunung
Salak yang tiba-tiba sering muncul awan menjadi penyebab jatuhnya
pesawat Cassa.
Meski Gunung Salak tidak setinggi Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang
berada di dekatnya,gunung setinggi 2.221 m di atas permukaan laut (dpl)
itu terkenal dengan tingkat kesulitannya untuk pendakian. Tapi, gunung
berapi yang memiliki beberapa puncak–– di antaranya Puncak Salak I
(2.211 m dpl) dan Salak II (2.180 m dpl), dan Puncak Sumbul (1.926 m
dpl)––berdasarkan kepercayaan masyarakat sekitar menyimpan sejumlah
mitos yang mengakar kuat.
Apalagi, bagi masyarakat Sunda wiwitan kawasan Gunung Salak dinilai suci
karena dianggap sebagai tempat terakhir Prabu Siliwangi, pendiri
kerajaan Padjajaran yang dikenal dengan gelar Sri Baduga Maharaja.Karena
itu, tidak jarang para "peziarah" sering mengunjungi Gunung Salak.
Tujuannya untuk meminta berkah. Malah,di kawasan ini juga dikenal adanya
ritual perkawinan manusia dengan jin.
Tak aneh jika di Gunung Salak dijumpai berbagai situs pemujaan atau
tempat keramat. Mulai dari patung pemujaan hingga makam keramat Embah
Gunung Salak yang dipercaya masyarakat setempat. Pada 2005,Pura
Parahyangan Agung Jagatkarta Tamansari Gunung Salak yang dinilai sebagai
pura terbesar di Pulau Jawa berdiri di Desa Taman Sari.Pendirian pura
ini karena diyakini kerajaan Hindu di tanah Sunda, Padjadjaran,pernah
berdiri di sini dengan ibu kota Pakuan.
Karena itu,kawasan sekitar Gunung Salak dianggap suci bagi kalangan
masyarakat Sunda wiwitan. Kepercayaan lain yang juga kuat mengakar di
masyarakat sekitar Gunung Salak ialah tempat ini dipercaya menjadi
lokasi penyimpanan harta karun peninggalan Belanda.Harta itu berupa emas
murni yang dimasukkan di dalam peti yang dikubur di empat titik terpisah
di area Gunung Salak. Gunung Salak juga dikenal sebagai tempat yang
menyimpan banyak "jebakan"di areal punggung.
Di Kawah Ratu misalnya, terdapat gas alam beracun belerang aktif yang
menyembur dari seluruh celah tanah. Di samping itu, cuaca di sekitar
Gunung Salak sangat sulit ditebak. Kawasan Gunung Salak selalu
diselimuti kabut. Tapi, hanya dalam hitungan beberapa menit kabut bisa
lindap.Tidak jarang,hujan tibatiba turun meski cuaca cerah. Belum lagi
keberadaan jurang berbentuk V atau dikenal dengan sebutan amphitheatre.
Paling dangkal mencapai 100 meter dan paling dalam 400 meter.Kawasan di
wilayah ini juga dikenal rawan longsor. Di kawasan inilah pada April
1987 silam, tujuh siswa STM Pembangunan, Jakarta Timur, ditemukan tewas
setelah terperosok ke jurang di Curug Orok yang berkedalaman sekitar 400
meter di punggung gunung berketinggian sekitar 1.600 m.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/493663/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.