Rabu, 09 Mei 2012

[Koran-Digital] Gunung Sejuta Jebakan

Gunung Sejuta Jebakan PDF Print

Thursday, 10 May 2012

GUNUNG Salak, Bogor, kembali menelan korban. Kali ini menimpa pesawat

komersial Sukhoi jenis Superjet 100. Pesawat buatan Rusia yang berangkat

dari Bandara Halim Perdanakusumah untuk melakukan tes terbang ini

terakhir mengadakan kontak pada pukul 14.33 WIB di sekitar Gunung Salak

I dengan ketinggian sekitar 6.000 sampai dengan 7.000 kaki.



Sebelumnya, Aleksandr Yablontsev,sang pilot yang berasal dari Rusia,

menghubungi traffic control Bandara Soekarno- Hatta. Dia mengabarkan

pesawat yang membawa 46 orang penumpang itu berada di atas ketinggian

10.000 kaki.Kemudian, Yablontsev meminta izin untuk turun ke ketinggian

6.000 kaki saat posisinya10 nautical mile dari Atang Sanjaya,

Bogor.Setelah itu,tak ada kontak lagi.



Peristiwa ini menambah panjangdaftarpesawatterbang yang mengalami

kecelakaan di Gunung Salak.Pada Juni 2008, pesawat angkut milik TNI

Angkatan Udara jenis Casa NC 212-200 jatuh di dasar jurang hutan Tegal

Lilin di lereng Gunung Salak, Desa Cibitung, Kecamatan Tenjolaya, yang

menewaskan 18 penumpang. Pesawat mengalami kecelakaan saat melakukan

penerbangan dari Lanud Halim Perdanakusumah ke Lanud Atang Sanjaya,

Bogor, ketika menjalankan misi pelatihan terhadap penggunaan kamera

digital udara yang baru.



Pesawat bernomor registrasi A2106 dari Skuadron 4 Lanud Abdurahman

Saleh, Malang, Jawa Timur, itu lepas landas dari Lanud Halim

Perdanakusumah sekitar pukul 10.00 WIB. Setengah jam kemudian,pesawat

tidak bisa dihubungi menara pengawas. Saat itu,Komite Nasional

Keselamatan dan Transportasi menduga karakter lokasi dan hutan di Gunung

Salak yang tiba-tiba sering muncul awan menjadi penyebab jatuhnya

pesawat Cassa.



Meski Gunung Salak tidak setinggi Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang

berada di dekatnya,gunung setinggi 2.221 m di atas permukaan laut (dpl)

itu terkenal dengan tingkat kesulitannya untuk pendakian. Tapi, gunung

berapi yang memiliki beberapa puncak–– di antaranya Puncak Salak I

(2.211 m dpl) dan Salak II (2.180 m dpl), dan Puncak Sumbul (1.926 m

dpl)––berdasarkan kepercayaan masyarakat sekitar menyimpan sejumlah

mitos yang mengakar kuat.



Apalagi, bagi masyarakat Sunda wiwitan kawasan Gunung Salak dinilai suci

karena dianggap sebagai tempat terakhir Prabu Siliwangi, pendiri

kerajaan Padjajaran yang dikenal dengan gelar Sri Baduga Maharaja.Karena

itu, tidak jarang para "peziarah" sering mengunjungi Gunung Salak.

Tujuannya untuk meminta berkah. Malah,di kawasan ini juga dikenal adanya

ritual perkawinan manusia dengan jin.



Tak aneh jika di Gunung Salak dijumpai berbagai situs pemujaan atau

tempat keramat. Mulai dari patung pemujaan hingga makam keramat Embah

Gunung Salak yang dipercaya masyarakat setempat. Pada 2005,Pura

Parahyangan Agung Jagatkarta Tamansari Gunung Salak yang dinilai sebagai

pura terbesar di Pulau Jawa berdiri di Desa Taman Sari.Pendirian pura

ini karena diyakini kerajaan Hindu di tanah Sunda, Padjadjaran,pernah

berdiri di sini dengan ibu kota Pakuan.



Karena itu,kawasan sekitar Gunung Salak dianggap suci bagi kalangan

masyarakat Sunda wiwitan. Kepercayaan lain yang juga kuat mengakar di

masyarakat sekitar Gunung Salak ialah tempat ini dipercaya menjadi

lokasi penyimpanan harta karun peninggalan Belanda.Harta itu berupa emas

murni yang dimasukkan di dalam peti yang dikubur di empat titik terpisah

di area Gunung Salak. Gunung Salak juga dikenal sebagai tempat yang

menyimpan banyak "jebakan"di areal punggung.



Di Kawah Ratu misalnya, terdapat gas alam beracun belerang aktif yang

menyembur dari seluruh celah tanah. Di samping itu, cuaca di sekitar

Gunung Salak sangat sulit ditebak. Kawasan Gunung Salak selalu

diselimuti kabut. Tapi, hanya dalam hitungan beberapa menit kabut bisa

lindap.Tidak jarang,hujan tibatiba turun meski cuaca cerah. Belum lagi

keberadaan jurang berbentuk V atau dikenal dengan sebutan amphitheatre.



Paling dangkal mencapai 100 meter dan paling dalam 400 meter.Kawasan di

wilayah ini juga dikenal rawan longsor. Di kawasan inilah pada April

1987 silam, tujuh siswa STM Pembangunan, Jakarta Timur, ditemukan tewas

setelah terperosok ke jurang di Curug Orok yang berkedalaman sekitar 400

meter di punggung gunung berketinggian sekitar 1.600 m.



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/493663/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.