Selasa, 15 Mei 2012

[Koran-Digital] Impor Mobil Hibrida Diminta Dua Tahun

Impor Mobil Hibrida Diminta Dua Tahun PDF Print

Wednesday, 16 May 2012

JAKARTA– Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, Toyota meminta

waktu selama dua tahun untuk mengimpor mobil Hibrida. Sementara

pemerintah hanya meminta waktu setahun.





Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan PT Toyota Motor Manufacturing

Indonesia (TMMIN) melakukan pertemuan untuk membahas mengenai mobil

hibrida. Pertemuan itu dihadiri oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat,

Dirjen Industri Unggulan BerbasisTeknologiTinggi (IUBTT) Kemenperin Budi

Darmadi, Vice President PT TMMINMamoru Akiyama, dan Presiden Direktur

Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan.



"Karena harganya mahal pakai dual sistem.Oleh karena itu dia minta

kemudahan impor dan introduce ke masyarakat. Saya minta setahun. Dia

minta dua tahun. Setelah itu masuk ke sistem CKD , jadi assembling

disini. Manufacturing lokalisasi,"kata Hidayat di Kemenperin,Jakarta

kemarin. Hidayat menjelaskan, Kemenperin akan membicarakan masalah

pemberian insentif mobil hibrida dengan Menteri Keuangan Agus

Martowardojo. "Kalau semua sudah sepakat. Saya undang bos nya dari

Jepang. Sepakat itu setelah pertemuan resmi dengan Agus. Kalau nanti

disetujui Agus, kemudahan bea masuk dan penghapusan pajak, bisa impor,"

jelasnya.



Toyota, kata dia, meminta fasilitas luxury tax."Dia minta

setinggi-tinggi nya. Buat saya lebih bagus secepatnya. Manufacturing di

Indonesia baru tiga tahun full lokalisasi.Kalau dia mau impor dia target

unitnya laku dulu,"ucapnya. Hidayat menyatakan, pihaknya memprioritaskan

apabila mobil yang harganya tidak membebani masyarakat dan ramah

lingkungan bisa diproduksi di dalam negeri.



"Yang paling banyak dicapai masyarakat tanpa membebani mereka secara

berlebihan dan menjaga environment.Kita cari sistem teknologi kurangi

emisi karbon. Hybrid kita tangkap. Bukan hanya Jepang,Eropa juga

bisa.Kita buka untuk semua. Tidak diskriminatif. Toyota ingatkan sistem

hybrid tidak hanya dikuasai Jepang.Honda bisa juga kita undang,"katanya.

Johnny mengaku, pertemuan itu belum membahas mengenai mobil hibrida

secara rinci. "Belum bicara soal investasi. Tadi tidak bicara soal

pemberian insentif. Kami belum tahu,"ucapnya.



Dia menyatakan, pertemuan itu dilakukan atas permintaan MS Hidayat. Dia

menambahkan, pihaknya tidak tahu apa prinsipal mobil lain juga diundang

untuk membahas hal serupa."Pak Hidayat yang minta bertemu,"jelasnya.

Namun, Johnny menyatakan, memang tidak mudah untuk memproduksi mobil

hibrida di dalam negeri."Tapi saya menyambut baik. Bagus kalau

pemerintah memutuskan untuk produksi mobil hibrida di dalam

negeri,"tuturnya. Sementara itu, Budi Darmadi menjelaskan,pertemuan

tersebut hanya sebatas menyamakan persepsi mengenai pengurangan emisi

karbon.



"Kebutuhan dan teknologi automotif dinamis dan berkembang. Di kebutuhan

untuk low emision dan hemat bahan bakar ada. Di antaranya melalui

penghematan bahan bakar. Ada banyak prinsipnya.Kita tadi diskusi. Kami

coba mengakomodir teknologi reduce low emisi karbon,"kata Budi. Selain

itu, kata dia, pertemuan itu juga membahas bagaimana melakukan penetrasi

pasar dan mengedukasi masyarakat. Pasalnya, kata dia, saat ini harga

mobil hibrida 50% lebih mahal dibandingkan mobil biasa.



"Kalau bisa mass volume maka mungkin harga lebih murah. Kita mauu

bergerak ke arah situ. Harus ada reward nya.Tadi belum bicara angka atau

jenis insentif,"ucapnya. Menurut dia, produksi mobil murah dan ramah

lingkungan (low cost and green car) bisa dilakukan sejalan dengan mobil

hibria, karena masingmasing mempunyai segmen berbeda. "Semua proses

manufaktur selalu bertahap.Ada IKD dan CKD.Kita harus impor genset dulu.

Premium sama mobil biasa beda.Kalau harganya tinggi makin kecil

produksinya," ungkapnya.



Selain Toyota, dia menambahkan, pihaknya juga sudah membicarakan

mengenai mobil hibrida dengan sejumlah prinsipal Eropa di Bali. "Kita

sudah bicara dengan Presdir Mercedes,CEO VW dan Direksi BMW di

Bali,"kata Budi. Seperti diketahui,pemerintah menargetkan penggunaan

mobil hibrida bisa segera direalisasikan tahun depan.Keberadaan mobil

tersebut diyakini bisa mengurangi persoalan energy karena bahan bakarnya

yang terdiri dari listrik dan BBM.



Perbandingan pemakaian BBM antara mobil hibrida dengan mobil biasa

diperkirakan mencapai 1:30 meskipun harga mobil tersebut yang masih 35%

lebih mahal dari mobil nonhibrida.



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495165/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.