Impor Mobil Hibrida Diminta Dua Tahun PDF Print
Wednesday, 16 May 2012
JAKARTA– Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, Toyota meminta
waktu selama dua tahun untuk mengimpor mobil Hibrida. Sementara
pemerintah hanya meminta waktu setahun.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan PT Toyota Motor Manufacturing
Indonesia (TMMIN) melakukan pertemuan untuk membahas mengenai mobil
hibrida. Pertemuan itu dihadiri oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat,
Dirjen Industri Unggulan BerbasisTeknologiTinggi (IUBTT) Kemenperin Budi
Darmadi, Vice President PT TMMINMamoru Akiyama, dan Presiden Direktur
Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan.
"Karena harganya mahal pakai dual sistem.Oleh karena itu dia minta
kemudahan impor dan introduce ke masyarakat. Saya minta setahun. Dia
minta dua tahun. Setelah itu masuk ke sistem CKD , jadi assembling
disini. Manufacturing lokalisasi,"kata Hidayat di Kemenperin,Jakarta
kemarin. Hidayat menjelaskan, Kemenperin akan membicarakan masalah
pemberian insentif mobil hibrida dengan Menteri Keuangan Agus
Martowardojo. "Kalau semua sudah sepakat. Saya undang bos nya dari
Jepang. Sepakat itu setelah pertemuan resmi dengan Agus. Kalau nanti
disetujui Agus, kemudahan bea masuk dan penghapusan pajak, bisa impor,"
jelasnya.
Toyota, kata dia, meminta fasilitas luxury tax."Dia minta
setinggi-tinggi nya. Buat saya lebih bagus secepatnya. Manufacturing di
Indonesia baru tiga tahun full lokalisasi.Kalau dia mau impor dia target
unitnya laku dulu,"ucapnya. Hidayat menyatakan, pihaknya memprioritaskan
apabila mobil yang harganya tidak membebani masyarakat dan ramah
lingkungan bisa diproduksi di dalam negeri.
"Yang paling banyak dicapai masyarakat tanpa membebani mereka secara
berlebihan dan menjaga environment.Kita cari sistem teknologi kurangi
emisi karbon. Hybrid kita tangkap. Bukan hanya Jepang,Eropa juga
bisa.Kita buka untuk semua. Tidak diskriminatif. Toyota ingatkan sistem
hybrid tidak hanya dikuasai Jepang.Honda bisa juga kita undang,"katanya.
Johnny mengaku, pertemuan itu belum membahas mengenai mobil hibrida
secara rinci. "Belum bicara soal investasi. Tadi tidak bicara soal
pemberian insentif. Kami belum tahu,"ucapnya.
Dia menyatakan, pertemuan itu dilakukan atas permintaan MS Hidayat. Dia
menambahkan, pihaknya tidak tahu apa prinsipal mobil lain juga diundang
untuk membahas hal serupa."Pak Hidayat yang minta bertemu,"jelasnya.
Namun, Johnny menyatakan, memang tidak mudah untuk memproduksi mobil
hibrida di dalam negeri."Tapi saya menyambut baik. Bagus kalau
pemerintah memutuskan untuk produksi mobil hibrida di dalam
negeri,"tuturnya. Sementara itu, Budi Darmadi menjelaskan,pertemuan
tersebut hanya sebatas menyamakan persepsi mengenai pengurangan emisi
karbon.
"Kebutuhan dan teknologi automotif dinamis dan berkembang. Di kebutuhan
untuk low emision dan hemat bahan bakar ada. Di antaranya melalui
penghematan bahan bakar. Ada banyak prinsipnya.Kita tadi diskusi. Kami
coba mengakomodir teknologi reduce low emisi karbon,"kata Budi. Selain
itu, kata dia, pertemuan itu juga membahas bagaimana melakukan penetrasi
pasar dan mengedukasi masyarakat. Pasalnya, kata dia, saat ini harga
mobil hibrida 50% lebih mahal dibandingkan mobil biasa.
"Kalau bisa mass volume maka mungkin harga lebih murah. Kita mauu
bergerak ke arah situ. Harus ada reward nya.Tadi belum bicara angka atau
jenis insentif,"ucapnya. Menurut dia, produksi mobil murah dan ramah
lingkungan (low cost and green car) bisa dilakukan sejalan dengan mobil
hibria, karena masingmasing mempunyai segmen berbeda. "Semua proses
manufaktur selalu bertahap.Ada IKD dan CKD.Kita harus impor genset dulu.
Premium sama mobil biasa beda.Kalau harganya tinggi makin kecil
produksinya," ungkapnya.
Selain Toyota, dia menambahkan, pihaknya juga sudah membicarakan
mengenai mobil hibrida dengan sejumlah prinsipal Eropa di Bali. "Kita
sudah bicara dengan Presdir Mercedes,CEO VW dan Direksi BMW di
Bali,"kata Budi. Seperti diketahui,pemerintah menargetkan penggunaan
mobil hibrida bisa segera direalisasikan tahun depan.Keberadaan mobil
tersebut diyakini bisa mengurangi persoalan energy karena bahan bakarnya
yang terdiri dari listrik dan BBM.
Perbandingan pemakaian BBM antara mobil hibrida dengan mobil biasa
diperkirakan mencapai 1:30 meskipun harga mobil tersebut yang masih 35%
lebih mahal dari mobil nonhibrida.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495165/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.