Rabu, 16 Mei 2012

[Koran-Digital] RM BENNY SUSETYO: Saatnya Dia Dimuliakan

Saatnya Dia Dimuliakan PDF Print

Thursday, 17 May 2012

Empat puluh hari sesudah kebangkitan-Nya,Yesus telah cukup menunjukkan

diri kepada orang-orang yang mengasihi-Nya bahwa Ia hidup! Penderitaan

dan perjuangan- Nya sudah selesai.





Kemenangan sudah di tangan-Nya. Dan, tiba saatnya untuk berpisah dengan

mereka. Namun demikian,masih saja ada anggapan yang salah dari

murid-murid-Nya tentang konsep Kerajaan Surga yang sering Yesus

ceritakan kepada mereka. Kerajaan yang dipikirkan oleh murid-murid Yesus

adalah kerajaan Israel,secara jasmani, karena saat itu kerajaan Israel

masih dalam penjajahan. Itulah sebabnya Yesus sekali lagi meyakinkan

mereka bahwa kuasa yang akan Allah berikan kepada mereka adalah kuasa

rohani, bukan kuasa jasmani untuk memerintah kerajaan Israel.



Untuk terakhir kalinya Tuhan Yesus berkumpul bersama- sama murid-Nya dan

mengulangi pesan-Nya yang terakhir, yaitu menunggu sampai Roh Kudus

turun atas mereka. Saat ini Ia masih bekerja untuk orang-orang yang

dikasihi- Nya. Melalui persiapan ini,semakin diteguhkan bahwa dalam

melayani anak-anak ini Tuhan melihat jerih payah manusia, bahkan Ialah

yang selalu berdoa untuk kita, Ia sering kali menghibur dan memberi

semangat kepada kita,melalui Roh Kudus yang diturunkan kepada kita.

Justru,tanggung jawab umat Kristen untuk mengaktualisasikan nilai-nilai

spiritualitas kenaikan Tuhan Yesus Kristus adalah bagaimana kita sebagai

orang Kristen selalu setia pada jalan salib.



Teladan Yesus Kristus dalam kesetiaan harus diaktualisasikan dalam sikap

yang konkret dengan berpihak pada mereka yang miskin. Pilihan hidup

Gereja—yang dipopulerkan oleh para tokoh teologi pembebasan—mendesak

kristiani agar berupaya secara khusus demi terwujudnya keadilan sosial

bagi berjuta- juta orang yang belum memperoleh sandang,pangan, papan,

pelayanan kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar

lain. Ini adalah tema yang dikembangkan oleh para uskup Amerika Latin

sejak Sidang Umum Kedua di Medellin pada 1968.



Dalam ensiklik Sollicitudo Rei Socialis (1987), Paus Yohanes Paulus II

mencanangkan solidaritas dengan mengutamakan cinta bagi kaum miskin,

yang hendaknya diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan nyata pada tingkat

lokal (42; 43; 47). Keprihatinan khusus bagi yang

tertindas,tersingkir,dan tanpa pembela ini diilhami oleh para nabi

Perjanjian Lama (misal; Yes 1:10-20) dan oleh ajaran dan praktek hidup

Yesus sendiri (Luk 6:20; 16:19-31; 17:11-19). Baik dalam

PerjanjianLamamaupun dalam Perjanjian Baru,Allah dinyatakan sebagai

Allah yang lebih mencintai orang miskin, tanpa mengecualikan yang lain.



Kehadiran dan karya Allah secara istimewa dinyatakan dalam diri orang

miskin.Konsili Vatikan II mengimbau semua kristiani, khususnya

negara-negara kaya, untuk bertindak lebih adil dan dengan cinta yang

lebih besar dalam membela kaum miskin (Gaudium et spes69:88) Merayakan

hari Kenaikan Tuhan membawa kesadaran umat Allah lebih mau berbagi

kepada sesama. Berbagi sebagai tindakan yang mendasar karena dengan

berbagi kepada mereka membutuhkan Tuhan dimuliakan. Ini secara jelas

dikatakan Paus Benektiktus dalam "tindakan mencintai".



Dia mengatakan siapa mencintai sesama tanpa melihat suku, agama, warna

politik, maka dia mencintai Tuhannya. Kemuliaan menjadi nyata ketika

cinta kasih menjadi pilihan kita dalam melayani sesama. Nilai positif

kasih sayang manusia mengingatkan budaya untuk berbagi kepada sesama.

Kepedulian untuk saling berbagi inilah yang dewasa ini sudah tergerus

dominasi ego sebagai salah satu buah negatif dari perkembangan kemajuan

teknologi dan ekonomi.Manusia enggan berbagi dan lebih mementingkan diri

sendiri. Dalam ranah sosial, kepedulian ini luntur karena individu di

dalamnya mengembangkan egoisme yang sama.



Toleransi masyarakat semakin surut karena lebih fokus pada kehidupan

masing-masing, terutama ketika kompetisi ekonomi menuntut demikian.

Mengembangkan cinta kasih di tengah masyarakat akan menguatkan kembali

kepedulian sosial. Kepedulian itu bisa dimulai dari kepekaan atas

kondisi sosial di sekitar. Manusia tidak boleh buta, masih banyak sesama

yang berkekurangan dan membutuhkan uluran tangan. Cinta adalah kesediaan

untuk memberi kepada setiap orang yang kekurangan. Cinta membuahkan

kepekaan, bela rasa, dan hormat pada lingkungan.



Perhatian atas nasib sesama merupakan wujud dari cinta kasih sejati.

Inilah inti ajaran setiap agama di muka bumi. Hidup tanpa cinta berbuah

kejahatan. Hal yang terakhir ini semakin berkuasa ketika dunia modern

sekarang ini sering meletakkan manusia dalam perspektif material belaka,

tanpa dilandasi humanitas dan kasih sayang. Selama ini,manusia sering

diperlakukan di luar batasbatas kemanusiaannya.Terlalu banyak

pelanggaran kemanusiaan hanya untuk kepentingan material.



Terlalu banyak contoh perilaku kehidupan yang mengabaikan manusia

lengkap dengan jiwanya.Pandangan manusia terlalu simpel dan

simplifikatif.Manusia dilihat dengan kacamata kuda. Pihak yang

menguntungkan ditonjolkan dan pihak yang tak berguna diabaikan. Saat

kejahatan menguasai, mata hati kemanusiaan terlindas naluri mencari

kepuasan dan kekuasaan semata. Kejahatan akan membuat manusia lumpuh

mata hati karena ajaran dan ajakan yang menempatkan materi sebagai

satu-satunya pemecah masalah. Realitas penderitan yang kini dialami

masyarakat negeri ini,sering menimbulkan pertanyaan: memangkah ini

sebagai bagian nasib dan takdir yang tak terelakkan?



Maka ketika kejahatan hampir menguasai dunia,diperlukan fajar baru

kebaikan untuk mengimbangi dan mengubah agar kebejatan menjadi kebaikan

Itulah makna terdalam nilai hari Kenaikan Tuhan bahwa Dia memberikan roh

kudus agar kita sebagai umatnya dipanggil untuk mengaktualisasikan jalan

cinta kasih. Cinta kasih bukan dikatakan tetapi dikerjakan dan

diperbuat. Dikatakan Santo Yakobus iman tanpa perbuatan sia-sia.●



RM BENNY SUSETYO

Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495359/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.