Senin, 14 Mei 2012

[Koran-Digital] TAJUK, Lagi, Merpati Ganti Pilot

TAJUK, Lagi, Merpati Ganti Pilot PDF Print

Tuesday, 15 May 2012

Seandainya ada pemberian penghargaan untuk badan usaha milik negara

(BUMN) dengan kriteria yang paling sering bongkar-pasang pimpinan, maka

Merpati Nusantara Airlines (MNA) barangkali pemenangnya.





Pergantian pucuk pimpinan di maskapai pelat merah tersebut temanya

relatif tidak pernah berubah, yakni kinerja perusahaan yang jauh dari

harapan. Pelengseran Sardjono Jhony Tjitrakusumo dari kursi direktur

utama yang kini diduduki Rudy Setyopurnomo, juga dipicu kinerja yang

dinilai sangat buruk sepanjang perjalanan perusahaan penerbangan milik

negara itu. Tengok saja, sepanjang tahun lalu MNA mencatat kerugian

sebesar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar per hari atau sekitar Rp750 miliar

per tahun.



Posisi kerugian yang terus menukik itu mempercepat keinginan Kementerian

BUMN mengganti direktur utama.Padahal, masih segar dalam ingatan ketika

awal tahun ini Sardjono sudah mengajukan pengunduran diri namun ditahan

untuk tetap menerbangkan Merpati. Bahkan, Menteri BUMN Dahlan Iskan

masih memberi waktu setahun untuk memperbaiki kinerja perusahaan,

setelah itu baru akan diputuskan apakah MNA dipertahankan atau

dilikuidasi. Kerugian tahun lalu sepertinya mulai menghantui pihak

Kementerian BUMN.



Berdasarkan data terbaru yang dipublikasikan Kementerian BUMN, kinerja

Merpati sudah membukukan kerugian sebesar Rp250 miliar pada kuartal

pertama tahun ini,bahkan April lalu mengalami kerugian sebesar Rp106

miliar. Jadi hanya dalam empat bulan tahun ini, kerugian yang diderita

sudah menembus sebesar Rp356 miliar.Pergantian direktur utama Merpati,

tegas Dahlan Iskan, sebagai tindakan penyelamatan perusahaan yang

semakin terlilit kesulitan. Meski dengan alasan sangat rasional untuk

menghindari kerugian yang terus menggunung, pergantian direktur utama

Merpati tetap mengundang polemik yang sengit.



Polemik tersebut makin meruncing ketika Kementerian BUMN melantik Rudy

Setyopurnomo sebagai penjabat sementara (Pjs) Direktur Utama Merpati

secara tertutup dan tanpa dihadiri Sardjono Jhony

Tjitrakusumo.Apalagi,Rudy dinilai tidak terlalu paham persoalan Merpati;

memang dia tercatat sebagai komisaris utama, tetapi baru 1,5 bulan

dijabat menggantikan posisi Said Didu.Namun dalam bisnis penerbangan,

Rudy tidak bisa dipandang sebelah mata di mana sempat tercatat sebagai

presiden direktur Indonesia Airlines yang kandas pada 2003. Jujur saja,

siapa pun yang menerbangkan Merpati yang kabarnya memiliki utang lebih

besar daripada aset.



Berarti perusahaan sudah "mati" tentu sulit berharap menuai untung dalam

waktu yang singkat. Di sisi lain, pemerintah sudah mulai capek terus

menyuapi maskapai yang juga terus dirundung persoalan internal. Awal

tahun ini pemerintah sudah menggelontorkan dana sebesar Rp561

miliar,namun manajemen merasa dana tersebut masih jauh dari cukup

sehingga masih berharap suntikan dana tambahan sebesar Rp250 miliar.

Lalu, sampai kapan harus disuntik? Kini tugas berat menghidupkan Merpati

berpindah ke pundak Rudy Setyopurnomo.



Meski masih berstatus Pjs Direktur Utama, Rudy sudah mengibarkan bendera

"perang"melawan semua yang menghambat pertumbuhan perusahaan.Dia akan

memperhatikan mulai soal menjaga rasio keuangan perusahaan agar tetap

stabil hingga memaksimalkan setiap rute agar kapasitas angkut pesawat

bisa mencapai 80%.Selain itu,rencana pembelian pesawat dengan

menggunakan dana talangan akan dibatalkan. Bagaimana seandainya kinerja

Merpati masih tetap amburadul di bawah pimpinan baru?



Tidak ada kata lain, pemerintah harus berani bertindak ekstrem

sebagaimana pernah diusulkan Dahlan Iskan, yakni melikuidasi perusahaan.

Lalu, dana talangan yang selama ini dikucurkan untuk menghidupi Merpati

digunakan untuk membeli lahan sawit.Lebih realistis.



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/494899/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.