TAJUK, Lagi, Merpati Ganti Pilot PDF Print
Tuesday, 15 May 2012
Seandainya ada pemberian penghargaan untuk badan usaha milik negara
(BUMN) dengan kriteria yang paling sering bongkar-pasang pimpinan, maka
Merpati Nusantara Airlines (MNA) barangkali pemenangnya.
Pergantian pucuk pimpinan di maskapai pelat merah tersebut temanya
relatif tidak pernah berubah, yakni kinerja perusahaan yang jauh dari
harapan. Pelengseran Sardjono Jhony Tjitrakusumo dari kursi direktur
utama yang kini diduduki Rudy Setyopurnomo, juga dipicu kinerja yang
dinilai sangat buruk sepanjang perjalanan perusahaan penerbangan milik
negara itu. Tengok saja, sepanjang tahun lalu MNA mencatat kerugian
sebesar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar per hari atau sekitar Rp750 miliar
per tahun.
Posisi kerugian yang terus menukik itu mempercepat keinginan Kementerian
BUMN mengganti direktur utama.Padahal, masih segar dalam ingatan ketika
awal tahun ini Sardjono sudah mengajukan pengunduran diri namun ditahan
untuk tetap menerbangkan Merpati. Bahkan, Menteri BUMN Dahlan Iskan
masih memberi waktu setahun untuk memperbaiki kinerja perusahaan,
setelah itu baru akan diputuskan apakah MNA dipertahankan atau
dilikuidasi. Kerugian tahun lalu sepertinya mulai menghantui pihak
Kementerian BUMN.
Berdasarkan data terbaru yang dipublikasikan Kementerian BUMN, kinerja
Merpati sudah membukukan kerugian sebesar Rp250 miliar pada kuartal
pertama tahun ini,bahkan April lalu mengalami kerugian sebesar Rp106
miliar. Jadi hanya dalam empat bulan tahun ini, kerugian yang diderita
sudah menembus sebesar Rp356 miliar.Pergantian direktur utama Merpati,
tegas Dahlan Iskan, sebagai tindakan penyelamatan perusahaan yang
semakin terlilit kesulitan. Meski dengan alasan sangat rasional untuk
menghindari kerugian yang terus menggunung, pergantian direktur utama
Merpati tetap mengundang polemik yang sengit.
Polemik tersebut makin meruncing ketika Kementerian BUMN melantik Rudy
Setyopurnomo sebagai penjabat sementara (Pjs) Direktur Utama Merpati
secara tertutup dan tanpa dihadiri Sardjono Jhony
Tjitrakusumo.Apalagi,Rudy dinilai tidak terlalu paham persoalan Merpati;
memang dia tercatat sebagai komisaris utama, tetapi baru 1,5 bulan
dijabat menggantikan posisi Said Didu.Namun dalam bisnis penerbangan,
Rudy tidak bisa dipandang sebelah mata di mana sempat tercatat sebagai
presiden direktur Indonesia Airlines yang kandas pada 2003. Jujur saja,
siapa pun yang menerbangkan Merpati yang kabarnya memiliki utang lebih
besar daripada aset.
Berarti perusahaan sudah "mati" tentu sulit berharap menuai untung dalam
waktu yang singkat. Di sisi lain, pemerintah sudah mulai capek terus
menyuapi maskapai yang juga terus dirundung persoalan internal. Awal
tahun ini pemerintah sudah menggelontorkan dana sebesar Rp561
miliar,namun manajemen merasa dana tersebut masih jauh dari cukup
sehingga masih berharap suntikan dana tambahan sebesar Rp250 miliar.
Lalu, sampai kapan harus disuntik? Kini tugas berat menghidupkan Merpati
berpindah ke pundak Rudy Setyopurnomo.
Meski masih berstatus Pjs Direktur Utama, Rudy sudah mengibarkan bendera
"perang"melawan semua yang menghambat pertumbuhan perusahaan.Dia akan
memperhatikan mulai soal menjaga rasio keuangan perusahaan agar tetap
stabil hingga memaksimalkan setiap rute agar kapasitas angkut pesawat
bisa mencapai 80%.Selain itu,rencana pembelian pesawat dengan
menggunakan dana talangan akan dibatalkan. Bagaimana seandainya kinerja
Merpati masih tetap amburadul di bawah pimpinan baru?
Tidak ada kata lain, pemerintah harus berani bertindak ekstrem
sebagaimana pernah diusulkan Dahlan Iskan, yakni melikuidasi perusahaan.
Lalu, dana talangan yang selama ini dikucurkan untuk menghidupi Merpati
digunakan untuk membeli lahan sawit.Lebih realistis.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/494899/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.