Selasa, 15 Mei 2012

[Koran-Digital] TAJUK, Pemimpin Muda

TAJUK, Pemimpin Muda PDF Print

Wednesday, 16 May 2012

Ketua MPR Taufiq Kiemas (TK) menyerukan agar pada suksesi di 2014 nanti

ada regenerasi kepemimpinan. Maksud regenerasi dalam konteks TK adalah

munculnya pemuda-pemuda untuk memimpin negeri ini.



TK berharap, para tokoh senior atau mungkin bisa dikatakan tua legawa

untuk lebih memberikan kesempatan kepada para tokoh muda. Untuk

mendukung pendapat ini,TK mengatakan bahwa keinginan untuk melakukan

regenerasi ini berasal dari masyarakat. Bursa pemimpin di 2014 memang

telah bermunculan. Sebagian masih terasa malu-malu untuk muncul, tetapi

ada pula yang terang-terangan ingin memimpin negeri ini.Ketua Umum

Partai Golkar Aburizal Bakrie adalah salah satu tokoh yang secara

terang-terangan akan bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 nanti.



Adapun tokoh sentral Partai Gerindra Prabowo Subianto belum secara jelas

menyatakan kesanggupannya untuk bertarung pada Pilpres 2014. Tokohtokoh

lain seperti Jusuf Kalla,Megawati Soekarnoputri,Wiranto tampak masih

malu-malu dan terkesan menunggu atau menciptakan keadaan agar bisa

mengutarakan keinginan bertarung pada Pilpres 2014. Regulasi yang ada

memang tidak melarang para tokoh senior untuk kembali bertarung pada

Pilpres 2014. Begitu pula tidak dilarang generasi atau tokoh muda untuk

ikut bertarung.Yang menjadi pertanyaan adalah apakah memang negara ini

sudah benar-benar membutuhkan tenaga muda untuk menyelesaikan persoalan

bangsa ini?



Atau memang harus tokoh senior kembali diberi kesempatan untuk membawa

bangsa ini lepas dari beragam persoalannya? Sulit untuk menjawab

pertanyaanpertanyaan tersebut karena kompleksitas kepentingan yang ada

di negeri ini. Harus diakui bahwa sistem politik di negeri ini lebih

diwarnai kepentingan kelompok, bukan kepentingan bangsa dan negara.

Tingginya kepentingan kelompok inilah yang digunakan dalam memandang

persoalan bangsa. Hasilnya pun jadi bias. Itu pada tataran memandang

(problem identifying), belum pada tataran menyelesaikan persoalan

(problem solving).



Akan semakin parah jika dalam menyelesaikan sebuah masalah, kepentingan

kelompok politik yang lebih ditinggikan dan dikedepankan dan ini yang

terjadi di negeri ini. Nah,hal di atas berkaitan dengan regenerasi

kepemimpinan di 2014 nanti.Regenerasi kepemimpinan di 2014 sangat

bergantung pada para partai politik melihatnya, sama dengan cara mereka

melihat persoalan bangsa. Jika partai politik lebih meninggikan

kepentingan kelompok,regenerasi kepemimpinan ke tokoh muda akan sulit

dilakukan.



Kenapa? Karena masih banyak partai politik harus dipimpin mereka yang

memiliki modal finansial lebih dan kepopuleran seorang tokoh. Ini

terkait dengan pertarungan kepentingan di dalam partai politik itu

sendiri. Belum ada partai politik yang benar-benar tulus mengusung tokoh

sentral atau "jagoannya" berdasarkan kapabilitas atau kemampuan. Roda

politik sebuah partai belum bisa digerakkan kapabilitas seseorang,tapi

lebih pada ketokohan dan pundi-pundi finansial tokoh sentralnya. Partai

politik takut menampilkan tokoh yang benar-benar memiliki kapabilitas

karena akan berimbas signifikan terhadap roda politik mereka.



Sistem politik memang membuat bola regenerasi kepemimpinan ada di tangan

partai politik. Jika memang secara tulus bangsa ini butuh tokoh muda

untuk tampil di depan, seharusnya mereka menyiapkan kader-kader muda

untuk tampil. Sangat banyak negeri ini menyimpan tokoh-tokoh muda.Namun,

banyak dari mereka yang memilih sembunyi karena politik kepentingan

kelompok lebih dikedepankan daripada politik kepentingan bangsa.Dan

sudah saatnya regenerasi ini dilakukan demi sebuah asa baru bagi negeri ini.



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495223/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.