TAJUK, Pemimpin Muda PDF Print
Wednesday, 16 May 2012
Ketua MPR Taufiq Kiemas (TK) menyerukan agar pada suksesi di 2014 nanti
ada regenerasi kepemimpinan. Maksud regenerasi dalam konteks TK adalah
munculnya pemuda-pemuda untuk memimpin negeri ini.
TK berharap, para tokoh senior atau mungkin bisa dikatakan tua legawa
untuk lebih memberikan kesempatan kepada para tokoh muda. Untuk
mendukung pendapat ini,TK mengatakan bahwa keinginan untuk melakukan
regenerasi ini berasal dari masyarakat. Bursa pemimpin di 2014 memang
telah bermunculan. Sebagian masih terasa malu-malu untuk muncul, tetapi
ada pula yang terang-terangan ingin memimpin negeri ini.Ketua Umum
Partai Golkar Aburizal Bakrie adalah salah satu tokoh yang secara
terang-terangan akan bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 nanti.
Adapun tokoh sentral Partai Gerindra Prabowo Subianto belum secara jelas
menyatakan kesanggupannya untuk bertarung pada Pilpres 2014. Tokohtokoh
lain seperti Jusuf Kalla,Megawati Soekarnoputri,Wiranto tampak masih
malu-malu dan terkesan menunggu atau menciptakan keadaan agar bisa
mengutarakan keinginan bertarung pada Pilpres 2014. Regulasi yang ada
memang tidak melarang para tokoh senior untuk kembali bertarung pada
Pilpres 2014. Begitu pula tidak dilarang generasi atau tokoh muda untuk
ikut bertarung.Yang menjadi pertanyaan adalah apakah memang negara ini
sudah benar-benar membutuhkan tenaga muda untuk menyelesaikan persoalan
bangsa ini?
Atau memang harus tokoh senior kembali diberi kesempatan untuk membawa
bangsa ini lepas dari beragam persoalannya? Sulit untuk menjawab
pertanyaanpertanyaan tersebut karena kompleksitas kepentingan yang ada
di negeri ini. Harus diakui bahwa sistem politik di negeri ini lebih
diwarnai kepentingan kelompok, bukan kepentingan bangsa dan negara.
Tingginya kepentingan kelompok inilah yang digunakan dalam memandang
persoalan bangsa. Hasilnya pun jadi bias. Itu pada tataran memandang
(problem identifying), belum pada tataran menyelesaikan persoalan
(problem solving).
Akan semakin parah jika dalam menyelesaikan sebuah masalah, kepentingan
kelompok politik yang lebih ditinggikan dan dikedepankan dan ini yang
terjadi di negeri ini. Nah,hal di atas berkaitan dengan regenerasi
kepemimpinan di 2014 nanti.Regenerasi kepemimpinan di 2014 sangat
bergantung pada para partai politik melihatnya, sama dengan cara mereka
melihat persoalan bangsa. Jika partai politik lebih meninggikan
kepentingan kelompok,regenerasi kepemimpinan ke tokoh muda akan sulit
dilakukan.
Kenapa? Karena masih banyak partai politik harus dipimpin mereka yang
memiliki modal finansial lebih dan kepopuleran seorang tokoh. Ini
terkait dengan pertarungan kepentingan di dalam partai politik itu
sendiri. Belum ada partai politik yang benar-benar tulus mengusung tokoh
sentral atau "jagoannya" berdasarkan kapabilitas atau kemampuan. Roda
politik sebuah partai belum bisa digerakkan kapabilitas seseorang,tapi
lebih pada ketokohan dan pundi-pundi finansial tokoh sentralnya. Partai
politik takut menampilkan tokoh yang benar-benar memiliki kapabilitas
karena akan berimbas signifikan terhadap roda politik mereka.
Sistem politik memang membuat bola regenerasi kepemimpinan ada di tangan
partai politik. Jika memang secara tulus bangsa ini butuh tokoh muda
untuk tampil di depan, seharusnya mereka menyiapkan kader-kader muda
untuk tampil. Sangat banyak negeri ini menyimpan tokoh-tokoh muda.Namun,
banyak dari mereka yang memilih sembunyi karena politik kepentingan
kelompok lebih dikedepankan daripada politik kepentingan bangsa.Dan
sudah saatnya regenerasi ini dilakukan demi sebuah asa baru bagi negeri ini.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/495223/
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.