Jumat, 11 Mei 2012

[Koran-Digital] TAJUK,Memaknai Penghematan

TAJUK,Memaknai Penghematan PDF Print

Saturday, 12 May 2012

Pemerintah telah melakukan berbagai program untuk penghematan anggaran

negara setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum

bisa dilaksanakan dalam waktu dekat.



Upaya penghematan itu dilakukan dengan pemotongan anggaran di hampir

semua kementerian dan lembaga negara dengan porsi bervariasi sesuai

dengan ketentuan yang diputuskan Kementerian Keuangan. Pemotongan

anggaran yang dituangkan dalam APBN-P 2012 sebesar Rp18,91 triliun itu

bertujuan mengamankan pelaksanaan APBN 2012.Salah satunya adalah jumlah

subsidi BBM yang terus membengkak karena tren kenaikan harga minyak

mentah dunia.



Hampir setiap tahun subsidi harga BBM menjadi masalah yang rumit dan

berbelit karena tidak hanya melibatkan dimensi politik anggaran, tetapi

juga politik kekuasaan yang bernuansa pertarungan 2014.Subsidi BBM

adalah polemik tahunan yang seolah tiada ujung penyelesaian. Semua

presiden harus menanggung masalah ini di masa pemerintahannya.



Tapi yang menarik adalah wacana yang bergulir berikutnya di masyarakat.

Sebelum pemerintah akhirnya mengeluarkan lima imbauan (belum kebijakan)

mengenai penghematan BBM,sudah muncul banyak opsi. Mulai pembatasan BBM

bersubsidi jenis premium berdasarkan kapasitas mesin kendaraan, tahun

pembuatan kendaraan hingga penggunaan smart card sebagai alat kontrol.



Di pihak lain ada usulan konversi dari premium ke bahan bakar gas (BBG)

yang tampaknya secara hitungan lebih masuk akal.Opsi pembatasan

penggunaan premium serta pengondisian masyarakat untuk menggunakan

pertamax berbasis harga pasar kelihatannya paling mudah.Tapi di lapangan

praktiknya akan sulit.



Konversi dari BBM ke BBG juga tidak sederhana karena membutuhkan

coverter kityang harganya cukup mahal. Di tengah tarik ulur wacana

itu,pemerintah mengeluarkan lima keputusan penghematan energi yang

dimulai dari jajaran birokrasi sendiri. Keputusan itu ialah melarang

mobil dinas pemerintah berpelat merah menggunakan premium, mewajibkan

kendaraan pertembangan dan perkebunan menggunakan BBM nonsubsidi,

pembatasan penggunaan listrik di gedung-gedung pemerintah dan lembaga

negara,



pembangkit listrik PLN tidak boleh menggunakan BBM,dan mempercepat

program konversi BBM ke BBG di Pulau Jawa. Kelima keputusan ini akan

diumumkan langsung oleh Presiden bulan ini dan akan berlaku per 1 Juni

2012. Jika kelima instruksi itu bisa dijalankan dengan baik oleh semua

jajaran pemerintahan ditambah dengan pemotongan anggaran yang sudah

dilakukan sebelumnya,tentu penghematan anggaran akan terasa.Apalagi jika

diikuti pengawasan yang ketat atas potensi kebocoran dan kecurangan

seperti dijanjikan.



Masyarakat menunggu sejauh mana pemerintah bisa memberi contoh berhemat

energi yang baik sehingga mereka pun akan mengikutinya. Namun di tengah

harap-harap cemas itu, tiba-tiba muncul ide dari Menko Perekonomian

Hatta Rajasa dan Menteri Perindustrian MS Hidayat untuk mendukung

penggunaan mobil hibrida sebagai jawaban atas bagaimana cara hemat energi.



Mobil hibrida yang menggunakan gabungan baterai dan mesin bensin akan

didatangkan secara massal dari produsennya dengan insentif bea masuk dan

pajak penjualan barang mewah.Rupanya pemerintah begitu yakin penggunaan

mobil hibrida produksi luar negeri yang harganya relatif mahal ini

adalah solusi jitu penghematan BBM. Itu gagasan baik.Tapi benarkah hal

tersebut akan menghemat anggaran negara?



Jangan sampai maksud hati berhemat BBM tapi justru memboroskan anggaran

untuk impor. Artinya, harus dilakukan kajian mendalam lagi apakah benar

mobil hibrida adalah solusi yang tepat? Kenapa pemerintah tidak pilih

mengembangkan mobil Esemka atau mobil listrik hasil karya anak bangsa

sendiri? Kalau tidak sekarang, kapan lagi produksi dalam negeri diberi

kesempatan?



http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/494100/



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.