Minggu, 13 Mei 2012

[Koran-Digital] Tender Distribusi Majalah di DPR Rp 7 M Sangat Mencurigakan

Tender Distribusi Majalah di DPR Rp 7 M Sangat Mencurigakan

Senin, 14 Mei 2012 11:20 WIB



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran

(FITRA) menaruh kencurigaan mendalam terhadap tender proyek distribusi

majalah dan buletin Parlementaria di DPR senilai Rp 7 miliar yang

dimenangkan PT Pos Indonesia (Persero).



"Kemenangan tender PT Pos Indonesia (persero) ini bisa mengalahkan

sebanyak 18 perusahaan yang ikut dalam proses tender ini. Kemenangan

ini, sebetulnya sangat mencurigakan adanya 'pengaturan' di dalam proses

pelelangannya, dan menentukan pemenangnya. Masa', dari 19 perusahaan

yang ikut lelang, hanya ada 4 perusahaan yang mengajukan penawaran harga

kepada panitia tendernya," kata Koordinator Advokasi dan Investigasi

Sekretariat Nasional, Uchok Sky Khadafi, Senin (13/5/2012).



Perusahaan persero berkantor di Jalan Gedung Kesenian Nomor 2 Jakarta

Pusat itu, memenangkan tender 'Distribusi dan Praposting Majalah dan

Buletin Parlementaria ke Dalam Negeri dan Luar Negeri', dengan nilai

penawaran sebesar Rp 7.042.450.250.



Sangat mencurigakan, karena dari 19 perusahaan peserta lelang, hanya

empat perusahaan yang mengajukan penawaran harga kepada panitia tender.

Keempat perusahaan itu adalah PT Pos Indonesia (Persero) dengan harga

penawaran sebesar Rp 7 miliar, PT Atlas Logistic Indonesia sebesar Rp

7,1 miliar, PT Anugrah Mulai Pratama Nusantara sebesar Rp 7,2 miliar,

dan PT Trilogy sebesar Rp 7,3 miliar.



Sementara, pengumuman tender proyek ini dimulai pada 20 hingga 30 April

2012, dengan Harga Prakiraan Sementara (HPS)sebesar Rp 7.462.125.000 dan

alokasi anggaran APBN 2012 atau nilai pagu yang disediakan sebesar Rp 7.

618.750.000.



FITRA mencatat alokasi anggaran proyek yang disediakan untuk sekadar

distribusi dan praposting majalah dan buletin senilai Rp 7,6 miliar ini

sangat kemahalan. "Masa', kalau satu tahun ada 48 minggu, berarti setiap

minggu untuk alokasi distribusi majalah dan buletin sebesar Rp 158,7

juta?" katanya.



Kemahalan dan tidak rasional alokasi anggaran distribusi ini makin

memberatkan APBN 2012. Secara tidak langsung, hal ini membuat pemerintah

membebankannya kepada masyarakat melalui pajak dan memaksa menaikan

harga Bahan Bakar Minyak (BBM) atau membatasi subsidi BBM. Miris, karena

DPR yang disebut representasi rakyat justru tinggal senang-senang dengan

menghambur-hambur uang rakyatnya.



FITRA juga mencatat alokasi anggaran Penerbitan Buletin dan Majalah

Parlemen pada 2011 sebesar Rp 6,5 miliar meningkat Rp 8,3 miliar mejadi

Rp 14,9 miliar untuk alokasi anggaran yang sama pada 2012 ini.



Kenaikan alokasi anggaran ini, lagi-lagi menunjukan bahwa DPR sebagai

sekelompok orang yang mewakil rakyat justru lebih memikirkan diri

sendiri dan jauh dari perbuatan penghematan anggaran.



Atas persoalan-persoalan itu, FITRA meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) menggunakan kewenangannya untuk

melakukan evaluasi pengadaan proyek Distribusi dan Praposting Majalah

dan Buletin Parlementarian ke Dalam Negeri dan Keluar Negeri yang

dilakukan oleh DPR.



FITRA meminta DPR, khususnya bagian Badan Urusan Rumah Tangga (BURT),

untuk menekan Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR sehingga menunda dahulu

penandatangan kontrak pemenang tender PT Pos Indonesia sebelum ada hasil

evaluasi dari LKPP.



(Abdul Qodir)



http://m.tribunnews.com/2012/05/14/tender-distribusi-majalah-di-dpr-rp-7-m-sangat-mencurigakan



--

"One Touch In BOX"



To post : koran-digital@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com



"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus



Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun

- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

- Hindari ONE-LINER

- POTONG EKOR EMAIL

- DILARANG SARA

- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau

Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.