Tender Distribusi Majalah di DPR Rp 7 M Sangat Mencurigakan
Senin, 14 Mei 2012 11:20 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran
(FITRA) menaruh kencurigaan mendalam terhadap tender proyek distribusi
majalah dan buletin Parlementaria di DPR senilai Rp 7 miliar yang
dimenangkan PT Pos Indonesia (Persero).
"Kemenangan tender PT Pos Indonesia (persero) ini bisa mengalahkan
sebanyak 18 perusahaan yang ikut dalam proses tender ini. Kemenangan
ini, sebetulnya sangat mencurigakan adanya 'pengaturan' di dalam proses
pelelangannya, dan menentukan pemenangnya. Masa', dari 19 perusahaan
yang ikut lelang, hanya ada 4 perusahaan yang mengajukan penawaran harga
kepada panitia tendernya," kata Koordinator Advokasi dan Investigasi
Sekretariat Nasional, Uchok Sky Khadafi, Senin (13/5/2012).
Perusahaan persero berkantor di Jalan Gedung Kesenian Nomor 2 Jakarta
Pusat itu, memenangkan tender 'Distribusi dan Praposting Majalah dan
Buletin Parlementaria ke Dalam Negeri dan Luar Negeri', dengan nilai
penawaran sebesar Rp 7.042.450.250.
Sangat mencurigakan, karena dari 19 perusahaan peserta lelang, hanya
empat perusahaan yang mengajukan penawaran harga kepada panitia tender.
Keempat perusahaan itu adalah PT Pos Indonesia (Persero) dengan harga
penawaran sebesar Rp 7 miliar, PT Atlas Logistic Indonesia sebesar Rp
7,1 miliar, PT Anugrah Mulai Pratama Nusantara sebesar Rp 7,2 miliar,
dan PT Trilogy sebesar Rp 7,3 miliar.
Sementara, pengumuman tender proyek ini dimulai pada 20 hingga 30 April
2012, dengan Harga Prakiraan Sementara (HPS)sebesar Rp 7.462.125.000 dan
alokasi anggaran APBN 2012 atau nilai pagu yang disediakan sebesar Rp 7.
618.750.000.
FITRA mencatat alokasi anggaran proyek yang disediakan untuk sekadar
distribusi dan praposting majalah dan buletin senilai Rp 7,6 miliar ini
sangat kemahalan. "Masa', kalau satu tahun ada 48 minggu, berarti setiap
minggu untuk alokasi distribusi majalah dan buletin sebesar Rp 158,7
juta?" katanya.
Kemahalan dan tidak rasional alokasi anggaran distribusi ini makin
memberatkan APBN 2012. Secara tidak langsung, hal ini membuat pemerintah
membebankannya kepada masyarakat melalui pajak dan memaksa menaikan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) atau membatasi subsidi BBM. Miris, karena
DPR yang disebut representasi rakyat justru tinggal senang-senang dengan
menghambur-hambur uang rakyatnya.
FITRA juga mencatat alokasi anggaran Penerbitan Buletin dan Majalah
Parlemen pada 2011 sebesar Rp 6,5 miliar meningkat Rp 8,3 miliar mejadi
Rp 14,9 miliar untuk alokasi anggaran yang sama pada 2012 ini.
Kenaikan alokasi anggaran ini, lagi-lagi menunjukan bahwa DPR sebagai
sekelompok orang yang mewakil rakyat justru lebih memikirkan diri
sendiri dan jauh dari perbuatan penghematan anggaran.
Atas persoalan-persoalan itu, FITRA meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) menggunakan kewenangannya untuk
melakukan evaluasi pengadaan proyek Distribusi dan Praposting Majalah
dan Buletin Parlementarian ke Dalam Negeri dan Keluar Negeri yang
dilakukan oleh DPR.
FITRA meminta DPR, khususnya bagian Badan Urusan Rumah Tangga (BURT),
untuk menekan Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR sehingga menunda dahulu
penandatangan kontrak pemenang tender PT Pos Indonesia sebelum ada hasil
evaluasi dari LKPP.
(Abdul Qodir)
http://m.tribunnews.com/2012/05/14/tender-distribusi-majalah-di-dpr-rp-7-m-sangat-mencurigakan
--
"One Touch In BOX"
To post : koran-digital@googlegroups.com
Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONE-LINER
- POTONG EKOR EMAIL
- DILARANG SARA
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------
"Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan." -- Otto Von Bismarck.
"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang lidahnya" -Ali bin Abi Talib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.